14. Kemunculan Brilian

8.4K 669 117
                                    

Sebelum lanjut pastiin kalian udah vote ya? Jangan lupa comment setiap bagiannya!💛💛

Spam love kuning disini 💛💛💛

Spam bintang biar inget terus sama Rigelasthor ⭐⭐⭐

Spam satu nama tokoh favorit kalian!

Happy Reading 💐✨🦋

• • •

“Aku pikir perasaan ini sudah lama lenyap, namun ternyata saat mata kita kembali bertubrukan, hatiku kembali berdesir. Dan saat itu aku tahu perasaan ini masih sepenuhnya untukmu.”

Zeyra Dzientara

Lewis capaldi–before
you go

• • •

SELURUH pasukan Alastor saat ini sedang berada di depan pintu gerbang SMA Galaksi. Duduk manis di motor  masing-masing dengan Brilian yang memimpin di paling depan. Cowok itu kali ini benar-benar nekat, dia ingin membuktikan bila dia pantas untuk salah satu siswi yang bersekolah di sekolah yang ada dihadapannya ini.

Juga, ingin membuktikan jika dia tidak sepengecut itu untuk bersembunyi terlalu lama.

Mungkin ini saatnya, batinnya.

"Lo yakin?" Tanya Gavin yang duduk di atas motor sebelahnya.

Brilian menoleh sekilas ke arah Gavin lalu mengangguk mantap. "Demi dia."

"Terus gimana kalau Rigelasthor salah paham sama kehadiran kita?" Tanya Gavin lagi.

"Gue tau mereka pasti mikir kaya gitu."

"So?"

"Gue terima semua konsekuensinya." Brilian menepuk bahu Gavin lalu menatap seluruh anggotanya. "Dan maaf karena bawa lo semua dalam urusan ini."

"Lo selalu ada buat kita Bril, dan sekarang tugas kita untuk selalu ada buat lo."

Bunyi lonceng yang menggema membuat mereka kembali menoleh kearah sekolah tersebut, memantapkan hati jika ada sesuatu yang akan terjadi.

Siap tidak siap, mereka harus siap.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi, puluhan kelas saat ini tengah memuntahkan seluruh isinya berupa puluhan manusia dengan wajah lelah sehabis berperang dengan buku-buku yang memanaskan kepala.

"Kenapa sih di dunia ini harus ada yang namanya fisika?" Tanya Zein jengah.

"Namanya juga hidup, nikmati aja kali," sahut Syena.

"Nikmati pale lu, mau pecah kepala gue!"

"Udah deh berantem mulu," jengah Meisya. Gini-gini otak dia juga panas kali!

"Lo pada luan aja, gue mau ganti dulu ke toilet," pamit Zeyra.

"Je, kali ini gue nggak bisa nemenin asli! Gue chahpekk!!" Zein menyandarkan punggungnya pada lengan Zeyra, sangat kentara wajah lelahnya. Salahin deh tuh si fisika!

"Iya udah gue paham, udah gih pulang."

"Nggak papa Ra?" Tanya Meisya, memastikan.

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang