Semakin malam, suara musik yang sedang dimainkan seorang DJ semakin menggairahkan siapa saja yang berada di dance floor. Ditambah pencahayaan yang berkelap-kelip secara bergantian dan segelas margarita di tangan semakin memanaskan suasana. Pesta lajang yang diselenggarakan Pamela di salah satu club malam itu sungguh mampu membuat semua tamu undangan terpuaskan.
Tak terkecuali Tara, sudah sejak lama dia tidak pergi clubbing dengan bebas seperti sekarang ini. Sejak pindah ke apartemen dan memutuskan untuk hidup mandiri jauh dari orang tua, dia merasa bisa menjadi dirinya sendiri tanpa harus selalu mendengar semua ocehan orang tua tentang pentingnya mendapatkan jodoh diusianya yang sekarang ini.
Bagi seorang perempuan, di usia Tara yang sudah menginjak 29 goin on 30, tentulah sedang gencar-gencarnya ingin segera menemukan jodoh dan menggelar pernikahan impian bersama orang yang dicintai serta hidup bahagia selamanya bersama buah hati. Itu adalah mimpi terbesar seorang wanita. Tara pun demikian. Tapi mewujudkan impian terbesar itu bukanlah perkara mudah, ada banyak macam hal yang harus dia lewati sebelum akhirnya bisa bertemu dengan pangeran hatinya itu.
Tara sudah banyak makan asam garam percintaan. Beragam tipe cowok sudah pernah jatuh ke pelukannya namun selalu berakhir kandas tanpa kejelasan. Dengan parasnya yang cantik dan tubuhnya yang molek, tidaklah sulit bagi Tara untuk bisa kembali didekati lawan jenis dan kembali mencoba menjalin hubungan. Tara tidak pernah main-main dalam berhubungan dengan cowok, dia selalu serius. Tapi, entah kenapa selalu berakhir dengan kegagalan. Sampai akhirnya dia menyerah dan membiarkan hidupnya berjalan seperti air yang mengalir. Jika ada kaum adam yang mendekat, dia akan dengan tangan terbuka menyambutnya sebagai kawan dan mengikuti kemana arah hubungan itu akan berakhir tanpa ada tuntutan di dalamnya. Dia sudah lelah. Amat sangat lelah.
"Ta, diam aja. Ayo turun!" teriak Eva yang menyeret tangannya untuk segera bergabung dengan yang lainnya di lantai dansa. Terlihat sepertinya Eva sudah dalam keadaan mabuk.
"Iya, iya," jawabnya sambil meminum seteguk margaritanya dan menjilati sekitar bibirnya yang terasa asin itu lalu ikut bergabung bersama teman-temannya dan bergoyang sesuka hati.
Musik upbeat yang dimainkan DJ semakin membuat semua orang menggila, termasuk Tara yang bergoyang ke sana kemari tanpa mempedulikan lagi sekeliling. Dia bergoyang seperti orang kesurupan. Walaupun ditertawakan teman-temannya, Tara tidak peduli. Malam ini adalah miliknya walaupun ini adalah pestanya Pamela sebelum melepas masa lajangnya bersama David, rekan satu kantor mereka juga.
Lama kelamaan, Tara merasakan pusing mungkin karena dia tadi menari tak terkendali. Setelahnya, dia merasa perutnya mual. Gejala tak enak itu membuatnya berhenti berdansa dan pamit menuju meja tempatnya tadi bercengkrama bersama para cewek sebelum pesta dimulai. Berjalan menuju meja yang tidak terlalu jauh dari tempatnya tadi menari seharusnya tidak sulit tapi bagi Tara meja yang segera ingin dia gapai terasa semakin menjauh darinya.
Belum juga sampai ke tempat di mana dia bisa duduk dan mengistirahatkan tubuhnya, rasa yang sudah tak tertahankan itu akhirnya keluar begitu saja tanpa bisa dia cegah dan mengenai sepatu salah seorang pengunjung di sana yang sedang berjalan tepat di depan Tara. Belum sempat meminta maaf, Tara sudah berlari menuju toilet karena serangan kedua sudah memenuhi mulutnya.
Shit! seharusnya sebelum clubbing dia makan malam dulu. Mengisi perut yang kosong sejak siang dengan langsung mengonsumsi koktail sungguh bukanlah ide yang bagus.
XOXO
Aum Pratchapa Caichua
as Starla Auristella
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Lady (Completed)
RomanceBintang: "Nama lo Tara Auristella artinya bintang yang bersinar terang. Lo bisa terang sendirian, itu artinya lo kuat." Tara: "Nama lo Bintang Cakrawala artinya bintang di atas langit. Kalo gak ada lo, gue gak punya tempat untuk bergantung. Untuk bi...