Bel apartemen Bintang berdentang ketika cowok itu mengeluarkan smoked beef dan bawang bombay dari kulkas secara bersamaan. Kegiatan memasaknya jadi terhenti karena suara bel yang terus menerus berbunyi tiada henti. Bintang yang telah merebus air untuk fettuccine-nya terpaksa harus mematikan kompor dulu. Dia sama sekali tidak menduga-duga tentang tamu yang mengganggu me time-nya di malam yang dihiasi hujan kali ini.
"Thank God, gue pikir lo udah tidur. Gue numpang mandi, ya." Tara pun masuk ke dalam apartemen Bintang tanpa dipersilakan sang pemilik.
"Emang kamar mandi lo kenapa?" tanya Bintang sambil menutup pintunya dengan masih dipenuhi tanda tanya.
"Air kamar mandi gue mati! Nggak tahu kenapa. Mana gue udah begini lagi, kalo nggak mandi tanggung." Tara menunjukkan kondisi dirinya yang sudah berkimono itu.
"Lo lagi masak?" tanya Tara saat melihat beragam bahan masakan teronggok di atas nakas.
"Iya," jawabnya singkat dan melangkah menuju dapurnya untuk melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda gara-gara kedatangan Tara yang mengejutkan.
"Masak apa, sih? Emang bisa lo?" Tara malah seperti sudah lupa akan tujuannya semula bertamu ke apartemen Bintang. Dirinya sekarang malah ikut berdiri di seberang nakas dan melihat Bintang beraksi.
"Rencana mau buat fettuccini. Kenapa? Mau?" tawarnya setelah memasukkan fettucine ke dalam air rebusan dan membubuhkan sedikit minyak.
"Boleh, kebetulan gue belum makan malam, sih." Tara nyengir.
"Jadi setelah lo numpang mandi di rumah gue, lo juga mau numpang makan?"
"Lah, kan tadi lo yang nawarin gimana, sih! Ya, gue mah mau aja orang gratis," seloroh Tara.
"Ya udah sana mandi dulu, lo ganggu gue masak tahu nggak! Bau asem." Bintang berpura-pura mengusir Tara dan sibuk memotong bawang bombay di atas talenan.
"Oke." Tara berjalan setengah melompat menuju kamar mandi dan Bintang memperhatikan tingkah kekanak-kanakan Tara yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Begitu Tara selesai mandi, sudah tersaji dua piring fettuccine pasta di atas meja ruang TV. Bintang sedang menikmati masakannya itu sambil menonton film action dengan serius. Tara yang ikut bergabung di sofa langsung menyambar piring jatah miliknya. Cewek yang membungkus rambut basahnya dengan handuk itu bersantai sambil melipat kedua kakinya di atas sofa.
"Nggak ada film yang lain apa? masa kita lagi makan nonton film yang banyak darahnya?" keluh Tara yang belum menyendok pastanya karena melihat adegan seorang tentara yang tewas berlumuran darah karena diberondong tembakan oleh musuh.
"Film horor mau?"
"Nggak ah, nggak suka. Gue suka susah tidur kalo abis nonton film horor. Mau ngelonin emang lo kalo gue nggak bisa tidur?" Tara mulai menyantap pastanya setelah adegan mengerikan itu berakhir dan scene berganti dengan adegan kepulangan sang tokoh utama ke kampung halaman yang disambut haru oleh istrinya.
Mendengar apa yang baru saja Tara ucapkan secara spontan membuat Bintang jadi terserang hawa aneh. Garpu yang masih tertahan di mulutnya membuat Bintang merenung sebentar dan kembali mencerna kalimat Tara tadi. Suatu pikiran nakal terlintas di pikirannya tentang malam berhujan dan hanya berdua di unit apartemennya bersama Tara yang bisa dikatakan half naked karena tubuh moleknya hanya dilapis mantel mandi tanpa penghalang apa pun di baliknya. Bintang menampar pipinya sendiri lumayan keras. Dia harus menjernihkan otaknya dari fantasi liar.
Fuck, what i'm thinking!
"Mau soft drink nggak, Ta?" tawar Bintang agar menghalau perasaan aneh yang membelenggunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/227651463-288-k173898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Lady (Completed)
RomanceBintang: "Nama lo Tara Auristella artinya bintang yang bersinar terang. Lo bisa terang sendirian, itu artinya lo kuat." Tara: "Nama lo Bintang Cakrawala artinya bintang di atas langit. Kalo gak ada lo, gue gak punya tempat untuk bergantung. Untuk bi...