Kembali mengunjungi rumah yang banyak menyimpan kenangannya bersama Hendry membuat dada Tara sesak. Dulu, rumah ini menjadi saksi betapa bahagianya mereka dulu. Menghabiskan waktu berdua dengan hanya bernyanyi dan memetik gitar seharian saja sudah membuat Tara bahagia. Dia bukan tipe wanita yang menuntut banyak hal dari kekasihnya saat berkencan, buktinya dengan Hendry sering mengajaknya quality time di rumah saja Tara tidak keberatan.
Di rumah ini juga menjadi saksi kandasnya cinta di antara dia dan Hendry, kenangan buruk saat dia menangkap basah perselingkuhan Hendry membuat Tara menjadi enggan untuk turun dari mobil dan melangkah masuk. Dia jadi tidak berminat masuk lagi ke dalam rumah yang membawa kenangan manis dan pahit secara bersamaan itu.
"Masuk nggak?" tanya Bintang dari balik kemudinya.
Bahkan dengan mengajak Bintang ikut untuk menjadi pawangnya jika Tara lepas kendali seperti waktu itu saja belum cukup untuk menguatkan hatinya bahwa pertemuannya dengan Hendry kali ini akan berjalan dengan lancar.
"Ta ...."
Tara akhirnya mengangguk dan membuka pintu mobil. Terlihat jelas raut sedih menaungi auranya saat ini.
"I got you," pungkas Bintang seolah bisa membaca kekhawatiran yang Tara rasakan."I know."
Tara memantapkan langkahnya melewati halaman rumah dan sampai di depan pintu masuk, membunyikan bel dan menunggu seseorang membukakan pintu untuk mereka.
"Hai, makasih ya kalian udah mau datang. Silakan masuk," sapa Salsa yang kemudian mengajak kedua tamunya itu masuk dan mengikuti langkahnya langsung menuju meja makan di mana Hendry sudah duduk di sana. Terlihat Hendry yang masih belum pulih benar dengan kondisinya yang masih pucat dan kain perban yang membungkus kepalanya. Bersama seorang wanita yang Tara kira adalah babysitter karena sedang memangku seorang batita laki-laki dan menyuapinya makan.
"Please, have a seat."
Setelah mempersilakan keduanya duduk, mereka mulai makan dengan diam. Tidak ada pembicaraan yang berarti bagi Tara, karena Hendry lebih banyak mengobrol dengan Bintang seputar dunia cowok yang tidak jauh dari soccer, sport, hobi dan pekerjaan. Hendry seperti ingin menyimpan dulu apa yang ingin dia sampaikan kepada Tara untuk nanti dia bisa berbicara berdua dengan gadis yang terus memasang wajah datar itu. Bintang-lah yang menjadi pencair suasana dengan banyak berkomentar tentang masakan Salsa dan banyak bertanya ini dan itu agar suasana tidak terlalu kaku dan canggung.
Selesai dinner, Hendry mengajak Tara bicara di taman belakang agar tidak terganggu. Cukup lama terdiam, akhirnya Hendry memberanikan diri untuk membuka suaranya.
"Itu tadi anak pertama gue sama Salsa. Namanya Denio," tuturnya merujuk pada anak laki-laki yang ada di pangkuan nanny yang tadi Tara lihat.
"Jadi ..." Tara memutus kata-katanya.
"Iya, Ta, nggak lama setelah kita putus Salsa hamil anak gue dan gue sadar bahwa gue harus tanggung jawab. Itu lah kenapa gue nggak nyari lo, karena gue nggak mau lo tahu semua ini dan tambah nyakitin lo."
"Gue tahu gue salah, Ta, gue sangat bersalah sama lo. Gue nggak bisa bayangin gimana kalo sampai gue jadi nikahin lo sementara gue udah hamilin cewek lain. Untuk menebus semua kesalahan gue sama lo, gue menikahi Salsa dan gue komit sama dia bahwa gue akan berubah. I have to spent the rest of my life with one woman, kan? Gue nggak mau nyakitin perempuan lagi. Cukup lo aja, Ta, dan gue minta maaf." Hendry berbicara dengan nada serendah mungkin.
Rasanya saat itu juga Tara ingin menangis, menumpahkan semua sumpah serapah yang dia simpan sejak lama dalam hati jika seandainya momen seperti ini terjadi. Tapi nyatanya, Tara hanya bisa terdiam dan merasakan batu yang selama ini mengganjal dalam dadanya luruh perlahan. Permintaan maaf yang Hendry ucapkan dengan tulus lah yang selama ini ditunggu Tara. Hanya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/227651463-288-k173898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Lady (Completed)
RomanceBintang: "Nama lo Tara Auristella artinya bintang yang bersinar terang. Lo bisa terang sendirian, itu artinya lo kuat." Tara: "Nama lo Bintang Cakrawala artinya bintang di atas langit. Kalo gak ada lo, gue gak punya tempat untuk bergantung. Untuk bi...