4. On Me

1.5K 125 1
                                    

Pulang kantor, Tara dan Bintang menyempatkan waktu untuk mampir ke pusat perbelanjaan. Belanja bulanan yang rutin dilakukan Tara untuk mengisi persediaan makanannya dan keperluan lainnya selama satu bulan ke depan itu kini tak se-repot sebelumnya. Karena kali ini dia membawa asisten pribadi yang siap membantunya dengan mendorong troli penuh barang belanjaan dan mengambilkan barang yang terletak di susuan rak paling tinggi serta dengan suka rela membawakan dua plastik besar barang-barang belanjaannya sampai ke mobil.

“Ini lo buat stok sebulan apa buat seabad, sih? Banyak banget! Perasaan gue kalo belanja bulanan nggak gini-gini amat,” keluh Bintang yang mulai lelah. Ternyata benar kata orang, mengikuti cewek belanja adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi.

“Protes aja, deh! mau pulang bareng nggak?” tanya Tara lagi sembari mendelik kesal pada Bintang.

Mobil yang sering digunakan Bintang untuk pulang pergi itu mendadak tak mau menyala saat dirinya akan pulang kerja. Untunglah Tara melintas dan menawarinya tumpangan sampai apartemen dengan terlebih dahulu mampir untuk belanja sebentar. Setelah menitipkan mobilnya pada satpam kantor untuk diurus orang bengkel, Bintang numpang pulang bersama Tara.

Tapi jadwal belanja cewek itu yang dia bilang sebentar, nyatanya malah beranak pinak menjadi berjam-jam lamanya. Bintang yang memposisikan diri sebagai penumpang tidak bisa banyak protes pada Tara. Padahal dia sudah sangat lelah dan lapar serta merindukan air hangat untuk mandi.

“Iya, iya, nggak asik lo ngancamnya!” Bintang menata barang belanjaan Tara di bagasi.

So, untuk schedule selanjutnya gimana kalo kita makan dulu sebelum pulang?” ajak Tara dengan antusias.

“Aduh, nggak deh. Pulang aja. Gue capek, ngantuk, lapar!” jawabnya sambil membuka pintu depan dan duduk di belakang kemudi mobil.

“Nah, itu lapar. Kata yang pas untuk menggambarkan schedule kita habis ini. Let’s go!” seru Tara setelah memasang seatbelt dengan benar.

“Ta, serius gue nggak becanda. Gue benar-benar lagi capek banget, nih.”

On me?” Tara tampaknya tidak mau menyerah begitu saja. “Ayolah, Bi ... anggap aja ini ucapan terima kasih gue karena lo udah mau bawain belanjaan gue.” Tara memasang tampang memelas berharap cowok itu akan luluh.

“Karena lo udah bilang on me, oke deh.” Bintang menyalakan mesin mobil dan mulai merangkak menuju jalan raya.

“Denger on me aja langsung deh lo!” Tara mencubit perut Bintang dengan gemas.

XOXO

Mereka mampir ke sebuah resto yang searah dengan jalan mereka pulang. Mereka membicarakan banyak hal bersama dan sesekali tertawa jika ada bahasan yang menggelitik perut mereka.

“Eh, iya gue sampe lupa nanya. Kamar mandi lo gimana? Udah aman?” tanya Bintang setelah mengosongkan separuh jus buah naga dalam gelas.

“Udah beres kok, kan kemarin langsung panggil tukang,” jawab Tara yang menyuap sepotong choco lava cake sebagai nemu dessert pilihannya.

“Oh, bagus deh. Gue pikir lo nggak mandi tadi pagi,” seloroh Bintang yang diam-diam mengharapkan air di kamar mandi Tara masih bermasalah.

“Sialan!” umpat Tara setengah tertawa dan membersihkan mulutnya dengan menyeruput lemon squash pesanannya.

Wait a minute. I need to the toilet now.” Bintang pun beranjak menuju ke arah kamar kecil di bagian dalam resto.

Tak lama Bintang pergi, ponsel cowok itu yang tergeletak di atas meja berdering dengan tulisan ‘Mom’ bertengger di layarnya. Tara agak ragu untuk menjawab karena dia merasa itu bukan ranahnya untuk mengangkat telepon Bintang. Deringan itu berhenti namun tak selang berapa lama kembali berbunyi lagi. Jangan-jangan penting lagi.

Tara lantas memberanikan diri menjawab telepon itu.

“Halo?” sapanya.

“Halo, dengan siapa, ya?” tanya suara ramah wanita paruh baya di ujung telepon.

“Saya Tara, Tante. Mau bicara sama Bintang, ya? Sebentar, Bintang lagi ke toilet.”

“Oh, gitu. Nggak apa-apa, nanti saja Tante telepon balik.”

“Ada pesan mungkin, Tan? Nanti biar saya sampaikan?”

“Nggak ada, biar nanti tante saja yang telepon lagi.” Pembicaraan terputus dan Tara meletakkan kembali ponsel Bintang ke posisi semula.

Cowok tinggi itu datang ketika Tara sudah menandaskan semua sajiannya dan kini tengah asyik browsing sepatu cantik di laman online shop langganannya. Bintang pun mengecek hape yang tadi bergetar selama satu detik dan memeriksa pesan masuk dari sang mama.

Mom : Bi, kalo ada waktu pulang ke rumah. Mama kangen. Oiya, jangan lupa ajak Tara sekalian. Mama mau kenalan.

Membaca isi pesan itu membuat kedua alis Bintang menyatu heran. Bagaimana bisa mamanya tahu soal Tara? Dilihatnya lagi cewek yang masih asyik memelototi layar ponselnya itu.

“Tadi nyokap gue telepon?” tanya Bintang mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya itu.

Tara melirik. “Oh iya, gue lupa bilang tadi. Iya, nyokap lo telepon tapi nggak nitip pesan apa-apa tuh. Cuma suruh bilang kalo nanti bakal telepon balik, udah gitu doang,” jelas Tara dan kembali menekuri ponselnya. Ada sepasang stiletto cantik berwarna nude yang sedang dia incar.

Bintang : Tara itu bukan siapa-siapa kok, Ma. Cuma temen.

Mom : Emangnya mama nggak boleh kenal sama temen kamu?

Bintang mengulum bibirnya sendiri hingga lesung pipi lelaki itu terlihat jelas. Mata Bintang lalu terarah pada sosok Tara yang jempolnya terlihat sibuk menggulir layar ponsel kanan-kiri, atas-bawah.

Mom : Kapan kamu pulang, Bi?

Bintang nampak ragu membalas pesan mamanya itu. Bukan karena dia tidak rindu keluarganya, tapi karena dia sendiri masih belum tahu akan punya waktu luang kapan dengan tekanan pekerjaan yang semakin hari semakin menumpuk itu. Kepindahannya ke Jakarta yang baru tiga minggu belum juga membuahkan hasil yang memuaskan dari segi penjualan produk dan itu bisa dikatakan bahwa kehadiran Bintang belum bisa mempengaruhi pendapatan perusahaan secara signifikan. Dengan kondisi yang seperti sekarang ini, rasanya mengambil cuti untuk kepentingan pribadi bukanlah keputusan yang bijak.

Bintang : Secepatnya ya, Ma.

Mom  : Kalo gitu mama tunggu. Salam buat Tara ya.

XOXO

My Pretty Lady (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang