Pintu apartemen Tara terbuka dan masuklah gadis yang terlihat menenteng plastik belanjaan di tangannya. Tara baru kembali dari supermarket setelah berbelanja buah-buahan sebagai pencuci mulut acara makan malam nanti bersama para tamu spesialnya Pam dan David. Setelah mengeluarkan buah-buahan itu dari plastik, tangannya dengan cekatan langsung mencuci semuanya di wastafel lalu memotong-motongnya sesuai yang diinginkan dan disusun sedemikian rupa.
Setelah urusan dessert selesai, tangannya mulai bergerak merapihkan meja makan, menata piring dan gelas serta tak lupa menghias meja dengan bunga yang dia beli di jalan. Karena tidak ada lagi yang bisa dia kerjakan, Tara kembali ke dapur dan langsung memeluk Bintang dari belakang yang tengah serius menggoreng calamary berbalut tepung itu.
"Yang lagi masak, serius banget. Gue sampai dicuekin lho," godanya sambil menciumi bahu dan tengkuk Bintang.
"Don't bother me, please ...," sela Bintang sambil membolak balik fried calamary di atas pan sebagai menu appetizer.
"Gue nggak ganggu cuma pengin peluk aja." Tara mengusap-usap perut Bintang dan meraba setiap lekukan otot yang keras itu.
"Geli, Ta. Sana deh, lo ganggu gue masak aja tahu nggak. Kalo Pam sama David keburu datang ini belum siap gimana?" protesnya lagi. Bintang tahu Tara sedang ingin bermain-main dengannya.
Karena tidak juga didengar oleh Tara yang malah semakin nakal menjamah dadanya. Bintang melepas pelukan Tara dengan sekali hentakan, membuat gadis itu langsung cemberut.
"Habis bingung mau ngapain lagi."
"Daripada gangguin mending cicipin tuh pastanya udah pas apa belum." Bintang kembali berkutat dengan pekerjaannya.
"Lagi makan permen jadi nggak bisa cicip," jawab Tara yang sudah bete dan malah memainkan adonan tepung calamary dalam mangkuk itu.
"Buang dululah permennya." Bintang sama sekali tak memalingkan wajahnya dari pan.
"Nggak mau, ngapain nurutin lo. Lo aja sibuk sama cumi!"
Bintang meniriskan cumi gorengnya. Saat akan kembali memasukkan adonan berikutnya, mangkuk itu disabotase Tara. Bintang mematikan kompornya dahulu.
"Lo nggak cemburu sama cumi, kan?" Bintang terkekeh sendiri. "Really?" cengirannya semakin lebar.
Tara yang kesal karena diejek begitu akhirnya menyerah dan memberikan mangkuk berisi adonan itu pada Bintang dan memilih pergi dari area dapur agar tidak menganggu Bintang lagi. Tapi, baru akan melangkah Bintang sudah melingkarkan tangannya di pinggul Tara dan mendorong tubuh Tara merapat ke kulkas di belakangnya dengan gerakan tiba-tiba Bintang mencium bibir Tara membuat gadis itu terkesiap kaget.
Bintang mengulum bibir tipis Tara dengan lembut membuat Tara terbuai dan menikmati setiap irama yang Bintang mainkan. Semakin lama, mulut Tara semakin terbuka dan Tara merasakan lidah Bintang perlahan masuk ke mulutnya dan mulai menjelajah di dalam lalu mengambil permen mint itu dari mulut Tara. Aksi tak terduga yang dilakukan laki-laki itu membuat mata Tara terbuka sepenuhnya. Setelah permen itu berpindah mulut, Bintang mengakhiri ciuman mereka dengan gerakan lembut membuat napas Tara memburu.
"Masalah permen beres, kan?" tanya Bintang sambil melepas rangkulannya dan kembali menyalakan kompor.
"What? Feeling impressed?" tanyanya lagi karena tatapan Tara terus tertuju padanya.
"You are mischievous," desis Tara dan Bintang hanya bisa tersenyum melihat wajah Tara yang masih merah padam itu.
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Lady (Completed)
Любовные романыBintang: "Nama lo Tara Auristella artinya bintang yang bersinar terang. Lo bisa terang sendirian, itu artinya lo kuat." Tara: "Nama lo Bintang Cakrawala artinya bintang di atas langit. Kalo gak ada lo, gue gak punya tempat untuk bergantung. Untuk bi...