35. Happiness

1.6K 76 2
                                    

Semua persiapan pernikahan dilakukan serba mendadak, jika bukan karena WO yang dipakai adalah WO yang pernah bekerja sama dengan kantor mereka dulu tidak mungkin Tara dan Bintang bisa menyelenggarakan pesta pernikahan mereka. Bisa dibilang Bintang ternyata sosok yang nekad juga, mengambil jatah cuti setelah masa kerja satu tahun untuk pulang dan menikah lalu berencana memboyong Tara untuk ikut mendampinginya selama berkantor di New York.

Jatah cutinya sudah dimanfaatkan dengan baik oleh Bintang dalam menyusun rencana pernikahannya secara matang. Siapa sangka jika selama di New York, Bintang sudah berdiskusi dengan keluarga dan menghubungi pihak WO serta sederet rencana lain di luar sepengetahuan Tara.

Bisa jadi ini adalah rencana pernikahan tersingkat yang pernah Tara rasakan. Bayangkan saja, dari saat Bintang melamarnya di resto sampai mereka tiba di venue pernikahan semua dikerjakan dalam waktu dua minggu saja. Sungguh waktu yang sangat singkat untuk bisa mempersiapkan acara sesakral ini. Jika bukan karena Bintang sudah mempersiapkannya dengan matang jauh-jauh hari, pesta bahagia keduanya tidak akan bisa sesempurna ini.

Sungguh seorang pria yang penuh dengan kejutan. Tara juga tidak pernah menyangka kalau Bintang merupakan sosok yang terencana. Kepulangannya untuk melamar dan menikah juga adalah sebagian dari rencana yang sudah tersusun secara matang. Tak terduga semuanya memang berjalan sesuai dengan apa yang Bintang rencanakan. Laki-laki yang sudah berdiri beberapa meter di depannya itu bisa membawa Tara sampai pada hari bahagia yang paling dinanti semua wanita di dunia.

Tanpa harus banyak drama dan persiapan panjang seperti yang pernah dia susun bersama Hendry dulu, Bintang mampu menciptakan pernikahan paling indah untuknya. Pesta yang sederhana tanpa perlu mengundang banyak orang ternyata jauh lebih berkesan dan hangat dibanding menyebar beribu undangan tapi berakhir gagal di tengah jalan.

Tangan Bintang terulur menyambut Tara dengan senyuman yang sanggup menenangkan Tara. Masih sulit untuk Tara percaya bahwa akhirnya perjalanannya akan sampai pada titik ini dengan Bintang sosok laki-laki yang mampu membawanya sampai ke pernikahan. Laki-laki yang masih tak melepaskan pandangannya dari Tara itu adalah laki-laki yang tak pernah terbayangkan oleh Tara sebelumnya bahwa dialah yang akan menjadi suaminya kelak. Rasa cinta di dadanya untuk Bintang tiba-tiba membuncah lebih dan lebih lagi.

Perlahan alunan musik terdengar, dan seorang wedding singer mulai melantunkan 'Beautiful In White' dengan suaranya yang merdu mendayu membuat suasana pesta semakin terasa romantis. Aura cinta kedua pengantin seolah terpancar dan membuat tetamu yang hadir juga ikut merasa bahagia.

"Wanna say something?" tanya Bintang  di sela-sela dansa mereka.

Tara yang masih tak mau melepaskan tatapannya pada Bintang hanya bisa tersenyum penuh haru. "Thank you," ucapnya dengan mata yang mulai memerah.

"For what?" tanya Bintang lagi.

"For everything you have done to me. For your love, your patience, everything ..." suara Tara agak tenggelam karena akan menangis.

Bintang mempererat pelukan di pinggul istrinya. "Everything i do, is just for you and i promise i won't let you down. You have my word, my pretty lady."

Tara yang sudah tidak bisa membendung rasa bahagianya menghambur memeluk Bintang. Dalam hatinya, Tara berjanji tidak akan pernah melepaskan Bintang dan akan selalu mencintai laki-lakinya itu selamanya.

"I love you," bisik Bintang saat pelukan mereka terlepas.

"I love you more."

Keduanya lalu berciuman di tengah lantai dansa dan membuat sorakan gemuruh dari para undangan yang hadir membahana seantero venue ikut berbahagia bagi kedua mempelai.

My Pretty Lady (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang