27. Barbecue Party

1K 83 2
                                    

Usai makan malam dan bermain sesi games yang terakhir, sebagian peserta gathering yang sudah lelah beraktifitas seharian mulai kembali ke kamarnya masing-masing. Tapi bagi sebagian yang lain yang belum merasa lelah dan masih bersemangat, bisa mengikuti pesta barbeque sebagai last schedule acara gathering kali ini.

Berbagai bahan makanan di panggang bersamaan sehingga menciptakan aroma harum yang memabukkan. Selain seafood segar seperti ikan, cumi-cumi, dan udang, ada juga daging sapi, ayam, sosis, brokoli, jagung dan paprika sebagai pelengkap. Tak lupa alunan musik akustik dari salah satu anak IT yang pandai memetik dawai-dawai gitar hingga menciptakan suasana romantis berlatar pemandangan pantai di malam hari.

Adrian tampak membawa piring berisi seafood dan duduk di hadapan Tara. Mata Tara langsung terlihat bersinar melihat berbagai hewan laut itu matang dan menguarkan bau yang menggelitik hidung dan lidahnya.

“Makan yang banyak, Ta. Biar nggak sakit lagi,” ujar Adrian.

Tara hanya membalasnya dengan tersenyum lalu mulai mengeksekusi hidangannya.

“Eh, Bi ... sini aja! join us.” David menginterupsi dengan melambaikan tangan mengajak Bintang dan Mauryn yang datang terlambat untuk bergabung di meja mereka yang masih kurang dua slot lagi. Meja panjang berkapasitas delapan orang itu hanya berisi Pam-David, Amel-Indra, Tara dan Adrian. Sedangkan Eva dan Bu Lusi tidak bergabung karena sudah amat mengantuk.

Acara yang tadinya mengasyikkan bagi Tara berubah basi karena kedua sejoli itu memilih duduk di sebelahnya dan Adrian yang masih kosong. Tara berusaha hanya berkonsentrasi pada makanannya saja tanpa mau membangun percakapan basa-basi dengan Mauryn di sampingnya.

“Pada habis dari mana, kok baru kelihatan? Waktu games juga nggak ada?” tanya Amel sambil mengunyah sosisnya.

“Habis antar Mauryn ke apotek beli obat tetes mata. Matanya kemasukkan pasir jadi iritasi.”

Entah perasaan Tara saja atau memang nada jawaban Bintang tadi terdengar menyinggungnya. Jangan harap Tara mau meminta maaf lagi pada Mauryn, bukankah dia sudah melakukannya tadi di pantai? Jadi untuk apa dia kembali meminta maaf.

“Tapi udah nggak apa-apa, kan?” tanya David lagi. Sementara Pam sibuk memperhatikan reaksi Tara.

“Udah nggak apa-apa kok, Bintang aja yang berlebihan,” jawab Mauryn dengan nada mendayu yang membuat Tara hampir memuntahkan cumi-cumi yang sedang dikunyahnya.

“Ryn, cobain udangnya deh. Enak banget lho.” Bintang terlihat memberikan dua potong udang ke atas piring Mauryn. Tara melirik sekilas sebelum pura-pura acuh.

“Makasih,” jawabnya dengan senyum.

Tara meminum air untuk melancarkan tenggorokannya, melihat adegan itu membuat tenggorokannya itu kering hingga cumi-cuminya sulit tertelan.

“Ta, mau nambah cumi lagi nggak? Nih ambil punya gue.” Adrian berinisiatif membagi cumi-cumi miliknya untuk Tara karena dia perhatikan Tara menyukai cumi-cumi.

Tara melirik ke arah Bintang lagi sebelum dia membalas perlakuan manis yang Adrian lakukan.

Thanks banget ya, nih gue bagi udangnya buat lo. Udangnya nggak enak menurut gue,” sosor Tara sambil memindahkan potongan udang dalam piringnya pada Adrian yang disambut senyum lebar dari cowok itu.

Keadaan di meja kembali hening setelah semuanya terfokus pada makanan masing-masing. Sesekali Tara menatap Bintang begitu juga sebaliknya, Tara beberapa kali mendapati Bintang tengah menatapnya sekilas meski dia kembali fokus pada Mauryn.

Tiba-tiba seorang perempuan dari divisi marketing berdiri dan bilang ingin menyumbangkan lagu. Gadis yang bernama Tamy itu, memang dikenal bersuara merdu jika bernyanyi. Beberapa kali dia mengunggah kepiawaiannya itu di youtube dan sering ditunjuk sebagai pengisi acara jika kantor sedang mengadakan acara seperti sekarang ini.

Alunan lagu ‘A Whole New World’ terdengar dari petikan gitar Erhan. Dia dan Citra rupanya berduet menyanyikan lagu romantis milik Zayn Malik feat Zhavia Ward itu. Serasa berada dalam dunia dongeng Disney. Karena terbawa suasana dan suara yang lembut, David bangkit dan mengajak Pam berdansa lalu diikuti pasangan yang lain di meja sebelah termasuk Amel dan Indra yang sudah menghilang dari meja.

Tara yang sedang asyik menyaksikan pertunjukkan dansa itu dikejutkan dengan uluran tangan Adrian yang meminta untuk disambut.

Dance with me, please ...,” pintanya dengan tubuh setengah membungkuk dan satu tangan di belakang punggung.

Tanpa sadar, arah mata Tara tertuju pada Bintang. Tapi laki-laki menyebalkan itu hanya menatapnya sekilas lalu menunduk dan kembali berkutat dengan makanannya. Benar-benar acuh dengan Tara. Tanpa pikir panjang, Tara langsung menyambut tangan Adrian dan bangkit setengah menggebrak meja lalu bergabung dengan yang lain untuk berdansa.

Mauryn yang melihat wajah kesal Bintang akhirnya nekad mengajak cowok itu berdansa juga. Melihat Bintang dan Mauryn ikut-ikutan berdansa dengan tertawa-tawa berdua membuat Tara jengkel. Dia akhirnya membimbing tangan Adrian yang semula berada di punggung Tara untuk turun dan memeluk pinggangnya, Tara lalu melingkarkan kedua tangannya di bahu dan leher Adrian sambil mencuri-curi pandang ke arah Bintang ingin melihat reaksinya.

Suara riuh tepuk tangan dan sorakan membuat semua orang menoleh dan kaget saat mendapati Pam dan David yang tak malu untuk berciuman di depan banyak orang seperti ini. Tara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir. Seharusnya mereka berdua memesan kamar sendiri daripada harus tidur bercampur dengan peserta yang lain.

Tara kembali fokus pada laki-laki di depannya yang tak berhenti memandangnya. Tatapan mata Adrian begitu lekat menatapnya hingga tak berkedip.

“Kenapa sih?” tanya Tara heran.

I never know you could be so beautiful, apalagi kena cahaya lampu pinggir pantai kayak gini,” jawab Adrian setengah berbisik.

“Bisa aja deh.” Tara memukul bahu Adrian lalu kembali melingkarkan kedua tangannya di belakang leher Adrian.

May i kiss you?” tanyanya lagi.

What?

Pandangan mata Adrian terus tertuju ke bibir Tara yang tipis nan menggoda itu. Hingga ibu jari cowok itu menyentuh dan mengusap bibir bawah Tara dengan lembut.

You have the most beautiful lips i've ever seen.”

Setelahnya kemudian Tara mendapati wajah Adrian yang sudah mendekat ke arahnya hingga tiba-tiba kerah belakang kemeja Adrian ditarik dan satu pukulan keras melayang hingga membuat Adrian jatuh tersungkur di pasir pantai dengan Bintang yang segera mencengkeram pergelangan tangan Tara dan menyeretnya pergi dari sana

XOXO

XOXO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Pretty Lady (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang