18. Planning

989 88 1
                                    

Sejak hari itu, dua orang yang semula tak terpisahkan itu kini berubah. Hubungan penuh kehangatan itu berubah jadi dingin. Baik Tara maupun Bintang terlihat sibuk dengan urusan masing-masing, partner ngobrol dan jalan bareng pun kini berubah. Bintang yang kini lebih sering terlihat bersama Mauryn, dan Tara yang semakin lengket dengan Adrian.

Pam dan David yang menyadari kondisi ini pun bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada dua orang itu. masing-masing dari Tara dan Bintang seolah memang sengaja mengumbar kedekatan dengan Mauryn dan Adrian. Memperlihatkan senyum dan tawa lepas saat mereka sedang berbincang dengan teman barunya itu.
Pemandangan miris itu terlihat kala Pam dan David secara tidak sengaja melihat Tara dan Bintang sedang makan siang di resto bebek goreng yang sudah menjadi langganan mereka jika waktu istirahat siang tiba. Dulu Pam, David, Tara dan Bintang hampir setiap hari menghabiskan waktu istirahat mereka di sana. Duduk satu meja dan berbincang akrab penuh keseruan. Tapi, yang terjadi sekarang adalah Tara dan Bintang duduk berbeda meja dan sedang berbincang akrab dengan Adrian dan Muryn sebagai teman ngobrol.

Pam dan David yang juga mengambil meja terpisah hanya bisa mengamati keduanya sambil saling pandang. Bintang yang terlihat antusias mendengarkan cerita Mauryn dan Tara yang tak henti-henti melepas tawa karena mendengar celotehan Adrian.

"Pantesan tadi dicariin buat diajak makan siang mereka udah ngilang," celetuk Pam pada suaminya. "Sebenarnya mereka lagi pada kenapa, sih?" tanyanya lagi.

David mengangkat bahu tanda bahwa dia juga tidak tahu tentang apa yang terjadi dengan dua orang sahabatnya itu. Rasa gatal ingin segera mengiterogasi Bintang terwujud saat David melihat Mauryn yang berjalan menuju toilet dan hanya menyisakan Bintang di meja. Tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, David langsung meluncur menghampiri meja Bintang dan duduk di kursi yang tadi ditempati Mauryn.

"Lo masih berantem sama Tara?" todongnya tiba-tiba hingga membuat Bintang kaget dan hampir menyemburkan es teh manis yang dia minum. "Kalian itu sebenarnya kenapa, sih?" imbuh David lagi sembari terus memperhatikan meja Tara yang masih ramai obrolan itu.

"Kenapa apanya? Biasa aja, kok."

"Yakin? Terus ini kenapa lo malah lunch sama Mauryn bukannya sama Tara?"

"Dia juga ngajak Adrian bukannya gue," serang balik Bintang.

"Lo jealous? Makanya lo balas dengan ngajak Mauryn ke resto yang sama supaya manas-manasin Tara?" tebak David.

Bintang mencondongkan tubuhnya.
"Gue itu lagi ada project sama Mauryn. Dan bukannya ini yang dia mau, lihat gue deket sama Mauryn? udah gue turutin, kok."

"Nggak gitu dong, Bro. Itu sama aja dengan lo manfaatin Mauryn, kalo dia tahu bisa berabe. Kasihan," bisik David.

"Terus lo mau gue gimana? Diam aja sambil lihat dia berduaan sama Adrian?"

"Fixed, kalo lo emang cemburu," pungkas David sambil memukul meja.

"Iya, i'm jealous of him. Puas lo!"

"Ini yang maksud dari awal. Kalo lo terus nunda-nunda ngomong sama Tara, ya keduluan cowok lain. See?"

Arah pandang Bintang terpusat pada meja Tara dan Adrian yang masih heboh tertawa. Apalagi saat Adrian mendekat dan berbisik di telinga Tara sungguh membuat darah Bintang mendidih sampai ingin melemparkan piring ke kepala Adrian rasanya.

XOXO

"Ta, hari Sabtu ini lo ada acara nggak?" tanya Adrian setelah mereka selesai makan dan hendak pulang.

"Belum tahu, kayaknya kosong. Emang kenapa?" jawab Tara sambil memulas lipstick soft coral andalannya dan memoles compact powder di wajahnya agar tetap terlihat fresh.

"Gue mau ngajakin lo nonton. Ada film bagus banget, genre-nya science fiction gitu. lo suka nggak?" dalam hati Adrian sangat berharap Tara mau diajak jalan kali ini.

"Suka kok, gue tipe penonton apa aja asal bukan horor." Tara merapikan semua alat make up-nya ke dalam tas.

"Jadi mau, nih?"

"Boleh."

"Serius, Ta? Akhirnya, setelah sekian purnama lo mau juga gue ajak jalan!" pekik Adrian yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya itu.

"Biasa aja dong, nggak usah lebay!" Tara menarik celana Adrian untuk menyuruh cowok itu duduk kembali di tempatnya semula.

Tingkah Adrian yang berlebihan dengan bangkit dari kursi secara mendadak dengan suara lantang pastilah membuat perhatian semua orang yang ada di resto itu tertuju pada meja mereka. Tak terkecuali pasangan Pam dan David, juga Bintang dan Mauryn.

"Sorry, gue kelewat senang soalnya. Habis nggak percaya kalo akhirnya lo mau juga gue ajak nge-date." Adrian masih belum juga melepaskan cengiran dari bibirnya.

"Nge-date? Mungkin lo salah mengartikan, tapi buat gue ini cuma sekadar hang out. Jadi jangan salah paham."

"Whatever-lah, yang penting kita jalan berdua di malam Minggu."

"Ada apaan, sih, Ian? Kok lo kelihatan senang banget gitu?" tanya Pam yang sudah berjalan menuju kasir tapi behenti dulu di meja Tara.

"Gue sama Tara mau nonton Sabtu ini!" suara Adrian lagi-lagi menggelegar.

"Wah seru, tuh! Kalo kita gabung boleh nggak?"

"Gabung gimana maksudnya, Pam?" tanya Adrian lagi.

"Daripada cuma berdua doang mana asik, mending rame-rame. Pulang nonton kita bisa ke karaoke, gimana?" penawaran Pam yang sulit untuk ditolak.

"Boleh juga tuh. Ya udah join aja," imbuh Tara antusias begitu mendengar kata karaoke.

"Yah, lo ngerusak acara aja, Pam! Gue kan cuma pengin jalan berdua sama Tara," protes Adrian kesal.

"Nggak baik berduaan, bukan muhrim! Lagian apa salahnya kalo banyakan, lebih seru lagi." Tara meyakinkan supaya Adrian setuju.

"Ya udah terserah aja deh." Adrian sudah pasrah rencana kencannya dengan Tara rusak sudah.

"Bi, lo ikut juga, kan sama Mauryn?" tanya Pam menengok ke meja Bintang. Pam yakin, Bintang pasti bisa mendengar percakapan mereka tadi.

"Kamu ada acara nggak Sabtu besok?" tanya Bintang.

"Kosong, kok."

"Ya udah aku nanti jemput kamu, ya. Kita juga ikut, Pam!" seru Bintang.

Tara yang bete karena Pam mengajak Mauryn menjadi semakin kesal karena mendengar pembicaraan Bintang dan Mauryn yang menggunakan panggilan 'aku kamu' dari pada 'gue elo' layaknya Bintang memanggilnya. Tara mempraktekkan gaya bicara Bintang dengan sedikit mencibir. Tara tidak suka.

"Asik, kita jadi kayak triple date gitu!" seru Pam semangat.

XOXO

My Pretty Lady (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang