19. Hang Out

982 93 3
                                    

Sabtu malam yang tak biasa untuk mereka karena kali ini mereka kedatangan dua anggota baru yaitu Adrian dan juga Mauryn. Bukan kehadiran Mauryn yang Tara permasalahkan, tapi perlakuan Bintang terhadap cewek kalem itu yang membuat Tara gusar dan ingin uring-uringan sendiri.

Bagaimana tidak, sejak bertemu di gedung bioskop, menonton film dan sampai di tempat karaoke, Bintang selalu berada di sekitar Mauryn. Menjadi penjaga cewek itu dan selalu memastikan Mauryn nyaman dengan terus bertanya kamu gimana? Nggak ada yang kurang, kan? kamu mau nambah pop corn lagi atau cola? Lapar nggak? huh, bikin senewen orang aja!

Tara bukannya cemburu, dia hanya merasa diperlakukan tidak adil oleh Bintang. Saat mereka jalan bareng berdua, seingatnya Bintang tidak pernah memperlakukannya seperhatian itu seperti terhadap Mauryn. Apa mungkin karena Bintang benar-benar sudah menyerah kalah terhadapnya sampai membuat cowok itu berubah menjadi sosok pangeran berkuda putih untuk Mauryn yang siap sedia menjaga dan melindungi Mauryn dari apa pun juga serta memperlakukan Mauryn bak seorang tuan putri pujaan. Wuek!

Tadi saja saat mereka menonton film, fokus Tara tidak pada film yang sedang diputar melainkan pada Bintang dan Mauryn yang terlihat saling berbisik sambil cekikikan berdua. Siapa yang tidak terganggu dengan sikap seperti itu? beberapa kali juga Tara mengubah posisi duduknya dan mencoba kembali fokus pada film yang sudah sampai pada benang merah itu tapi karena Bintang ada di sebelahnya dan sedang membisikkan sesuatu pada Mauryn lalu terkekeh berdua membuat Tara harus menarik napas panjang dan membuangnya sekaligus. Rasanya ruang teater yang ditempatinya menjadi lebih gerah dari sebelumnya.

Setelah film usai, Tara pikir dirinya akan terbebas dari pemandangan ala anak SMA yang sedang kasmaran, tapi dia salah. Saat makan malam pun, sikap Bintang yang melayani Mauryn lagi-lagi membuat mata Tara sakit. Pada lebay banget sih berdua! Macam anak SMA baru pertama kali pacaran aja! sengaja mau bikin gue cemburu apa gimana nih ceritanya? gerutu Tara dalam hatinya.

“Ta, ayo sini!” suara Pam yang membahana karena efek microphone membuat Tara terlonjak kaget.

Benar, sekarang bukan lagi di bioskop maupun cafe. Mereka sudah berada di ruang deluxe karaoke dan tengah menyanyikan lagu Treasure milik Mas Bruno Mars. Semua orang berada di depan Tara membelakangi layar LED TV dan berjoget tak karuan. Semuanya kecuali Tara yang sejak tadi masih anteng dengan posisi duduknya.

Lagu pun berganti dengan Shape Of You dari Ed Sheeran, Bintang yang sudah capek berjoget sejak tadi memilih duduk di sofa dan menyeruput ice lychee tea untuk menghilangkan dahaga.

“Kok nggak ikutan?”

“Lagi mager,” jawab Tara tersenyum sekenanya.

“Suara Mauryn bagus, ya. Jarang lo ada yang bisa nyanyi sebagus itu,” sambung Bintang sambil bersandar ke sofa.

“Gimana perkembangan lo sama dia?” Tara memaksakan diri untuk tersenyum di hadapan Bintang.

“Menuju progres yang lebih baik pokoknya.”

“Pantesan kalian mesra banget waktu nonton. Bisik-bisik berdua, ketawa berdua, sampai lupa kita dan lupa dunia.” Bagus, kini Tara terdengar seperti seorang yang sedang cemburu.

Bintang mengangkat punggungnya dan kini tubuhnya dia miringkan menghadap Tara sambil terus memandangi wajah cewek itu.

“Lo cemburu, ya?”

“Gue nggak cemburu!” sergah Tara langsung meluruskan. Tara meyakinkan dirinya, bahwa ciuman mereka berdua tempo hari itu tidak berarti apa-apa baginya dan sama sekali tak menggoyahkan pendiriannya. Kalau Bintang sama sekali tidak ingat bukannya malah bagus?

“Iya gue lupa, sekarang kan nggak ada cowok yang bisa bikin lo baper. Jadi mana bisa lo cemburu. Ya nggak!” tutur Bintang sambil mengusap dagu dengan jempol dan telunjuk tangannya.

Ada nada sinis yang Tara tangkap dari kalimat Bintang tadi. “Maksdunya apa tuh?”

“Lho, bener kan gue ngomong? Lo nggak akan pernah merasa cemburu sama cowok manapun termasuk gue? tapi entah kenapa, sejak kita pergi hang out tadi sampai sekarang lo sinis terus sama gue? Lo nggak seasik biasanya, Ta. Apa karena ada Mauryn?” tembaknya.

Tara otomatis menengok ke arah gadis yang Bintang bicarakan itu. sepertinya suara musik di ruangan itu cukup kencang sehingga pembicaraan mereka berdua tidak terdengar yang lain. “Are you mad? Dia bisa dengar!” cicit Tara gemas. Ini sebenarnya arah pembicaraan Bintang itu ke mana sih?

“Bukan perasaan gue aja kalo lo emang sengaja menghindar dari gue. Gue bisa merasa perubahan sikap lo sama gue, Ta. Sejak malam gue mabuk itu, lo udah beda sama gue.”

Mendengar hal itu, membuat bola mata Tara hampir keluar rasanya. Dia buru-buru meraih pergelangan tangan Bintang dan menggiringnya keluar ruang karaoke agar pembicaraan mereka tidak terdengar yang lain. Saat keempat pasang mata teman mereka menatap dengan heran kepergian Tara dan Bintang, Tara hanya menjawab akan pergi ke toilet.

“Jujur sama gue, lo ingat kejadian tempo hari waktu lo mabuk, kan?” cecar Tara langsung saat keduanya tiba di depan toilet. Suasana di sana cukup sepi karena sebagian besar pengunjung sedang asyik bernyanyi ria.

“Gue ingat.” Bintang menundukkan kepalanya.

“Jadi lo pasti ingat juga kan apa yang udah lo perbuat sama gue? lo sengaja pura-pura nggak ingat kejadian itu?”

“Gue nggak mau bikin lo risi sama gue, Ta. Kalau gue kelihatan ingat kejadian malam itu, gue yakin lo pasti menjauh dari gue. Ciuman itu benar-benar nggak disengaja, pengaruh alkohol. Tapi, apa yang gue sampaikan sama lo itu nyata dan gue jujur, Ta. Gue cinta sama lo.”

Lagi-lagi Tara bisa mendengar pernyataan cinta dari Bintang. jantungnya bertalu-talu mendengar Bintang yang kini bicara dalam keadaan sadar dan bukan karena efek alkohol.

Sorry, Ta. Lo yang maksa gue untuk bicara jujur sama lo. Sekarang karena lo udah tahu isi hati gue yang sebenarnya apa nggak bisa lo kasih gue kesempatan?”

Bisa sangat jelas terlihat sorot mata Bintang yang menyiratkan kesungguhan dari setiap ucapannya. Ada rasa tak tega dalam diri Tara jika dia sampai menyia-nyiakan cowok yang sudah memberinya perhatian lebih itu.

You know the answer,” desisnya, “i’m sorry.

XOXO

My Pretty Lady (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang