1. Twice

2.4K 141 6
                                    

Pesta pernikahan Pamela dan David mengusung tema outdoor alias garden party dan kedua mempelai pun sengaja tidak menyediakan kursi pelaminan untuk mereka sehingga mereka bisa mendatangi dan menyalami para tamu undangan secara langsung.

Tara yang datang terlambat karena kebiasaan susah on time-nya langsung menghampiri kedua pengantin dengan langkah cepat.

Congrats ya, Dear,” ucapnya sambil mencium kedua pipi Pam. “Sorry, gue telat.”

“Kapan sih lo bisa on time! Makanya pasang alarm dong, masa gue pengantinnya yang harus nungguin lo? nggak kebalik apa?” keluh Pam yang tampil sangat cantik dengan mengenakan bowl gown warna putih tulang serta seikat buket bunga mawar putih yang menjadi favoritnya.

“Iya sorry, jangan cemberut gitu dong kan lo lagi kawinan,” jawab Tara yang selesai menyalami David.

“Pokoknya selamat buat kalian. Doa terbaik gue buat rumah tangga kalian berdua, deh. Vid, pokoknya gue nggak mau sampe denger Pam nangis gara-gara lo. Kalo sampe itu terjadi, awas aja lo!” ancamnya bercanda pada David sambil mengepalkan tangan.

“Siap delapan enam.” David memberi hormat seolah perkataan Tara tadi adalah perintah untuknya.

“Sekali lagi congrats ya, i’m happy for you.” Sambil menggenggam tangan Pamela.

“Nah, lo kapan nyusulnya, Ta?” celeteuk David tiba-tiba.

“Jangan ngerusak suasana, deh!” keluhnya, “gue gampanglah pokoknya,” jawabnya asal.

“Iya, Ta, jangan main gampangin gitu. Umur lo udah banyak, harus cepet cari yang serius.” Pamela menambahkan.

“Kapan sih gue punya hubungan nggak serius? Lo kan tahu gue! gue mana pernah main-main soal beginian, tapi apa boleh buat kalo semuanya berakhir nggak sesuai harapan? Udahlah, kayaknya sih fokus gue sekarang mau karir dulu. Soal cowok bisa belakangan, capek gue dapet yang nggak jelas terus.”

“Yah, jangan gitu dong, Ta. Ini cuma soal waktu, lo belum aja nemu yang pas dan cocok buat lo.”

“Makanya itu sekarang gue cuma ingin menjalani semua seperti air yang mengalir, mau kayak gimana hidup gue nanti udah nggak mau gue planning-planning lagi, meleset mulu.”

“Gue doain deh semoga lo segera bertemu dengan the rigth one, supaya hidup lo lebih tertata nggak sembarangan lagi.”

“Sialan, emang gue sampah apa pake sembarangan!” mereka tertawa.

Dan dari kejauhan, seseorang yang tengah berdiri di dekat wedding cake terus memperhatikan gerak-gerik Tara yang berpisah dengan pengantin usai foto bersama dan menghampiri meja bundar yang sudah diduduki empat orang cewek yang tengah menyantap hidangan masing-masing. Sesekali, Bintang menyesap champagne di tangannya tanpa melepaskan tatapannya dari gadis itu. Seolah Tara adalah mangsa buruannya yang bisa kabur kapan saja jika dia berkedip.

“Senyum sendirian gila ntar. Ngeliat si Tara sampe lupa ngedip lo?” sindir David yang entah sudah berapa lama berdiri di sisinya. Dan Bintang hanya bisa tersenyum.

She’s complicated, Man. Kalo lo masih mau deketin dia sekarang, bakal susah kayaknya.”

“Kenapa?” tanya Bintang penasaraan.

“Dia lagi nggak berminat cari cowok. Udah terlalu capek katanya.”

“Pernah trauma?”

“Gue nggak tahu pasti, tapi yang gue tahu dia pernah punya hubungan serius and almost married, but it didn’t happen. I don’t know why. It was mysterious and she never wanted to talk about it,” terang David, “so, you right i guess.

My Pretty Lady (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang