Chapter 6 - Asli vs Palsu

71 12 6
                                    

Yang suka muncul di hadapanku itu kamu versi asli atau pura-pura sih?
~

Anete memutar-mutar kancing bajunya sembari menatap langit-langit kamarnya yang selalu sama. Sedang fokusnya tak pernah beralih mendengarkan sang ibu yang tengah berbicara pada dirinya.

“Sekolahmu baik kan Nete? Masih pulang sore?”

Anete langsung menghentikan kegiatan memutar kancing bajunya mendengar pertanyaan sang ibu. Pikirannya langsung melayang saat dimana sang ibu melarangnya mengikuti OSIS yang memang kegiatannya menguras tenaga, apalagi ia seorang diri di sini. Tapi berhubung sang ibu itu sosok ibu yang tidak tegaan, jadi ia mengizinkan sang putri asalkan bisa membagi waktunya dengan adil setelah membujuknya mati-matian.

“Baik bu. Aku kan udah kelas tiga, jadi udah jarang ikut OSIS lagi. Mau fokus belajar aja bu.”

“Nah gitu, kamu kan jadi nantinya enggak terlalu capek. Pagi sampai sore sekolah, pulangnya langsung ngurus dirimu sendiri. Belum lagi kalau kamu ada tugas. Enggak sering begadang kamu kan?”

Anete langsung meringis seketika. Anete itu tipe orang yang mudah terjaga. Sekalinya mendapat gangguan saat tidur, pasti tidak bisa tidur lagi dengan mudahnya. Apalagi lelahnya fisik yang membuatnya langsung tertidur saat pulang sekolah terkadang membuatnya jadi begadang.

“Hehe, enggak sering kok bu. Cuma yah gitu, kadang tugasnya banyak bu.”

“Ya kamu harus pinter-pinter dong. Dikurangin tidur setelah pulang. Boleh tidur, tapi nanti setelah makan. Pantes aja maagmu sering kambuh.”

“Iyah bu, Anete usahain kok biar enggak sering kecapaian.”

Drrrrt drrrrt

Anete langsung mengangkat handphone-nya seketika. Ada notifikasi WhatsApp yang menandakan ada seseorang mengiriminya pesan.

“Ya udah ya ibu tutup dulu. Dipanggil bos Nete.”

“Iyah bu. Jangan lupa makan bu, tidurnya juga dijaga yah bu.”

“Iyah Nete. Ibu tutup yah, Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam.”

Anete langsung mengembuskan napasnya dengan perlahan seketika. Sudah berapa lama yah ia tidak bertemu ibunya? Terakhir, ibunya pulang saat Idul Fitri kemarin. Ibunya memang jarang pulang, toh siapa yang akan ditemuinya? Setiap hari pun pasti ia selalu menyempatkan diri untuk bercakap dengan putri semata wayangnya itu. Tapi yah tetap saja, rasa rindu terkadang menyusup masuk dalam diri Anete untuk sang ibu.

Eshan :
Nete, minta foto catatan tugas yang tadi pagi Pak Abidin kasih dong.

Anete :
Bentar, gua ambil bukunya dulu.

Anete langsung bangkit dari posisi rebahannya seketika. Diambilnya buku produktifnya dan langsung difotonya tugas tadi pagi. Eshan tuh emang pinternya kelewatan kan, udah jam segini saja baru akan mengerjakan tugas saking santainya.

Anete :
Sent a picture

Eshan :
Thanks yah, maaf nih udah ngerepotin.

Anete :
Kalem lah, kayak sama siapa aja sih. Oh yah, tugasnya Pak Dio udah belum? Enggak paham nih gua.

Eshan :
Sama lo lah, emangnya gua lagi chat sama siapa sih? Pacarnya Anete yah? Gua juga belum sih, kurang paham juga gua. Pak Dionya jelasin kaya kereta lagi lewat, cepet banget. :D

Era (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang