Chapter 18 - Beda Persepsi

53 5 6
                                    

Kepastian memang penting, tapi terkadang, tak semua kepastian melegakan hati.
~


Matahari pagi memang bisa menjadi penyemangat paling ampuh. Setelah meregangkan otot-ototnya dengan mengikuti senam pagi yang pasti rutin diadakan saat kegiatan, Anete mengerjapkan matanya dengan perlahan. Rasa lelah, juga mengantuk benar-benar menggodanya untuk segera merebahkan dirinya sebentar di Ruang OSIS. Tapi astaga, saking lelahnya Anete tak kuat lagi untuk berpindah tempat walau sudah memakan satu bungkus nasi tadi bersama rekan-rekannya.

“Yang bertugas segera ke pasar yah. CPO udah mau berangkat nih.” perintah Ayu tegas dan langsung berlalu kembali ke ruang pematerian untuk mengarahkan CPO.

Anete langsung mendesah pelan. Kapan ia bisa tidur sih? Dengan dipaksakan, Anete langsung bangkit dari posisi duduknya yang sudah kelewat nyaman dan mengajak rekannya yang lain untuk ikut bangkit juga. Mereka pun sama, setengah ngantuk setengah lelah. Tapi yah gini, resiko jadi anak organisasi kan?

Dengan menyugestikan dirinya bahwa rasa lelahnya akan segera hilang saat ia berjalan pagi sebentar menuju pasar, Anete langsung mengulum senyumnya kemudian. Rekannya yang lelaki sudah terlebih dahulu pergi dengan motornya masing-masing. Anete langsung menghela napasnya dengan kasar, kenapa disaat seperti ini ia tidak membawa motor sih? Karena sang paman yang kebetulan sedang berbaik hati, Anete jadi susah membawa motor yang sudah menemaninya selama ini. Sedang sisa rekan cewek yang sedang bersamanya saat ini tidak bisa mengendarai sepeda motor. Lagipula jika pun ada, mau menggunakan motor siapa eht?

Jalanan masih terlihat sepi di jam yang masih terlihat pagi ini. Hangatnya sinar matahari rasanya mampu membuat Anete langsung membuka maniknya lebar-lebar seketika. Hilir-mudik kendaraan yang memang selalu banyak saat pagi walaupun di saat weekend seperti ini rasanya membuat Anete sedikit bersemangat. Mereka saja rela pagi-pagi berpergian untuk tujuannya masing-masing, kenapa ia justru tumbang untuk kegiatannya sendiri yang hanya tersisa beberapa jam?

Seperti biasa, pasar selalu terlihat ramai bagaimanapun waktunya. Para pedagang yang sibuk menjajakan dagangannya, dan para pembeli yang tengah sibuk memilih serta menawar dagangan yang hendak ia beli. Bisa dilihatnya Ayu dan salah satu rekan ceweknya tengah bernegosiasi dengan salah satu pedagang. Tentu saja untuk meminta izin agar CPO bisa menjalankan kegiatan terakhir sebelum Upacara Penutupan tiba.

Memang, sedari dulu sudah ada kegiatan uji mental setiap kegiatannya. Dan kali ini Pengurus OSIS angkatan Anete memilih mengikuti jejak masa LDK-nya dengan cara membantu para pedagang menjual dagangannya untuk menguji mental mereka. Jika sudah kuat, maka mereka takkan sungkan membantu para pedagang. Jika masih sungkan maka mereka hanya akan mengikuti saja apa yang dilakukan para pedagang.

Dan tugas para panitia hanya mengamati CPO dan mengarahkan mereka apa yang harus dilakukan. Mau tak mau, kegiatan ini tentu mengingatkan dirinya saat menjadi CPO dulu. Semuanya tentu tak ada yang instan di dunia ini. Mie instan saja perlu dimasak sebelum dimakan, apalagi jabatan yang memerlukan perjuangan kan? Sebenarnya, jabatan itu tak terlalu penting bagi Anete, Anete—hanya ingin berorganisasi dengan para rekannya apapun jabatannya. Orang yang hebat pasti akan bisa dilihat tanpa perlu mempunyai jabatan yang tinggi bukan?

Anete langsung menolehkan kepalanya ke kanan kala merasakan tepukan pelan di salah satu bahunya. Odi. Tanpa sadar, senyum tipis Anete langsung terukir dan ia langsung mengedikkan dagunya seolah bertanya ada apa pada Odi.

“Ngantuk banget yah sampai serius gitu ngelamunnya?” tanya Odi sedikit terkekeh melihat wajah polos Anete.

Anete langsung memanyunkan bibirnya seketika. “Ya gimana enggak ngantuk, tidur aja belum.”

Pernah punya tidak sih teman yang selalu menunjukkan segala ekspresinya pada teman akrabnya dan menyembunyikan segalanya pada mereka yang hanya dianggapnya teman?

Era (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang