Hari-hari berlalu seperti biasanya bagi Rose. Tak seperti sebelumnya, dimana ia sama sekali tak memberikan kabar bagi Jimin, atau setidaknya bertemu tatap di kampus bersama dengan pria itu. Oh, ia memang sengaja melakukannya, masih ingin memberikan waktu bagi Jimin saat itu yang mungkin saja masih ingin sendiri.
Tapi semuanya baik-baik saja saat ini. Bahkan kebiasaannya yang sering kali berada di luar kelas dimana Jimin mengajar kini sudah ia lakukan kembali. Tak peduli dengan beberapa pandangan dan pertanyaan dari teman-teman di kampusnya yang selalu menanyakan hal yang sama-selalu saja bersembunyi dan menjadi penguntit si dosen baru. Dan memilih untuk menjawabnya dengan senyuman saja.
Seperti saat ini, ketika ia bisa melihat jika Jimin telah selesai dalam mengajarnya, ia bisa melihat pria itu beranjak dengan cepat keluar dari kelas. Namun belum sempat ia menyapa pria itu, ponselnya berbunyi saat itu. Mendapati nama Jimin di sana yang menelponnya, melirik ke arah pria itu yang juga sudah berlalu begitu saja.
Maka Rose tak membuang waktunya dan mengangkat panggilan itu setelahnya. "Oh, Oppa. Ada apa?"
"Aku akan menunggumu di studio."
Dan panggilan itu berakhir begitu saja. Membuat Rose kembali menatap ke arah dimana Jimin pergi sebelumnya, dimana pria itu tak lagi berada dalam pandangannya.
Rose menghela napasnya, memilih untuk beranjak. Tak sampai langkahnya harus terhenti, ketika dari jarak yang sekiranya sepuluh langkah kaki, ia bisa melihat Jungkook di sana. Hanya menatapnya dengan pandangan yang Rose juga tak mengerti arti dari tatapan itu.
Gadis itu memilih untuk mengabaikannya, bahkan berjalan melewatinya begitu saja.
"Kau tahu jika dia tak benar-benar mencintaimu, Rose."
Ucapan itu menghentikan Rose saat itu. Mengutuk dirinya sendiri dengan mengapa ia harus menghentikan langkahnya dan bahkan kini berbalik untuk menatap pada Jungkook yang juga tengah menatapnya. Lalu senyuman di wajah pria itu terbentuk, mendekat pada Rose di sana yang bahkan hanya diam di tempatnya.
"Seharusnya kau bisa menyadarinya, ketika ia kembali dipertemukan dengan kakakku. Kau tak lihat bagaimana tatapan keduanya saat itu?"
"Kau tak tahu apapun."
"Aku bahkan banyak tahu daripada yang kau pikirkan. Kenapa kau harus menghabiskan waktumu dan seluruh hatimu pada seseorang yang bahkan tak memiliki perasaan yang sama denganmu, hmm?"
Rose masih diam, tak sadar jika satu kepalan itu telah terbentuk di salah satu tangannya. Ucapan Jungkook adalah kebenaran baginya, tapi ia tetap tak ingin menerima semua ini dengan begitu saja. Tidak ketika hatinya begitu menginginkan Jimin untuk saat ini.
Dan hal itu ditangkap oleh Jungkook, melepaskan kepalan tangan yang terbentuk itu dan mengelus punggung tangan Rose dimana gadis itu sama sekali tak menolaknya.
"Ini bahkan lebih menyakitkan bagimu. Dan aku tak ingin kau merasakan semua itu. Aku yakin, mungkin sebentar lagi mereka akan kembali bersama. Kau tak bisa memisahkan dua orang yang saling mencintai. Hubungan keduanya bahkan sudah bertahan lama dan saat itu sudah beranjak menuju ke arah pernikahan."
"Tapi itu semua hanya masa lalu. Dan Jimin Oppa menginginkan aku di sisinya daripada dia."
Dan Rose menarik tangannya saat itu, berlalu begitu saja dimana Jungkook hanya menatap kepergiannya. Mengetahui pula jika ucapannya pasti berpengaruh bagi gadis itu.
Kenyataannya, Rose memang merasakannya. Ucapan itu terus saja terngiang di pikirannya. Namun ia juga berusaha untuk menyingkirkannya, masih yakin jika Jimin pasti akan membalas perasaannya pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
lil touch ❌ jirose
Fanfiction[18+] ✔ Tidakkah kau tahu? Bahwa dirimu begitu menginginkanku? Jadi cepatlah kemari. Dan berikan aku sedikit sentuhanmu. ----- ©iamdhilaaa, 2019