Langkahnya begitu cepat--terlihat sekali jika ia terburu. Belum lagi dengan dirinya yang sesekali akan melirik ke arah jam di tangannya, dimana memang ia sudah sangat terlambat sekali saat ini.
"Dosen Park?"
Dan panggilan itu membuat langkahnya terhenti, membuatnya beralih untuk menatap pada dua orang gadis yang sebenarnya tak terlalu asing baginya, yang kini mendekat padanya.
"Kami benar, kan? Kenapa dosen Park bisa berada di sini? Bukankah dosen Park sudah resign bulan lalu?"
"Ah, ya. Itu benar. M-Maaf, tapi aku benar-benar sedang terburu-buru saat ini."
Ia sudah akan melanjutkan langkahnya saat itu, namun ucapan dari salah satu gadis itu menghentikannya kembali.
"Jadi benar, bukan? Anda mempunyai seorang kekasih di kampus ini? Salah satu mahasiswi di sini?"
Tubuhnya berbalik, menatap pada kedua gadis itu yang seolah tak merasa bersalah sama sekali ketika mengucapkan kalimat itu dengan sedikit lantangnya.
Jimin memasang senyumnya saat itu, masih berusaha untuk terlihat ramah walaupun ia sudah meninggalkan kampus itu bulan lalu sebagai seorang dosen pengganti Ayahnya.
"Rumor itu benar-benar ada?"
"Tentu saja. Dosen Park itu sangat tampan, dan banyak sekali mahasiswi di sini yang menyukai anda. Apa anda tidak menyadarinya? Tapi kami semua seolah tak bisa menarik perhatian anda. Namun dengan gadis itu, perlakuan anda padanya benar-benar berbeda."
"Gadis itu?"
"Park Rose." Ucap salah satu gadis lain dan membuat Jimin melirik ke arah gadis itu setelahnya. "Ini hari upacara kelulusan. Anda pasti ingin bertemu dengannya, bukan? Tidak mungkin jika anda datang kemari tanpa sebuah alasan."
Pandangan Jimin sempat mengelilingi saat itu, menyadari jika mereka bertiga saat ini cukup menjadi bahan perhatian bagi beberapa orang di kampus. Mungkin benar ucapan dua gadis di depannya saat ini, jika rumor yang beredar beberapa bulan yang lalu menjadi topik yang masih ingin mereka semua ketahui.
"Baiklah. Sepertinya, rumor itu benar-benar sudah tersebar. Dan itu bukanlah sebuah rumor saja, karena memang aku memiliki seorang kekasih saat aku masih menjadi dosen di sini. Dan gadis itu salah satu mahasiswi di sini pula."
Tampak kedua gadis di hadapan Jimin tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka, atau mereka sekaligus sedang meratapi nasib mereka yang tak bisa menarik perhatian Dosen tampan mereka itu.
"Baiklah. Kurasa, aku sudah selesai di sini. Jadi, aku akan pergi sekarang juga."
Dan Jimin kembali berbalik untuk melanjutkan langkahnya, terkadang memberikan senyumnya pada beberapa mahasiswi yang nyatanya masih terdiam di tempat mereka. Mungkin karena masih sedikit terkejut dengan ucapannya beberapa saat lalu. Jika dia bisa, Jimin ingin sekali mengeluarkan tawanya karena wajah terkejut mereka semua.
"Gadis itu benar-benar Park Rose?!"
Ucapan lantang itu tak menghentikan langkahnya, hanya berbalik sekilas tanpa menghilangkan senyumannya pula.
"Ya, kalian bisa menganggapnya seperti itu. Lagipula, Rose itu sangat cantik, manis dan juga menggemaskan. Bagaimana bisa aku tidak jatuh hati padanya?!"
Dan setelah ucapannya yang cukup lantang itu--sudah pasti orang-orang di sekitarnya akan mendengarnya--Jimin kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya dengan cukup ringan, dimana perasaannya pun ikut menghangat saat itu. Secara tak langsung sudah menyatakan pada orang-orang di sekitar mereka.
Jika ia-lah pemilik seorang Park Rose saat ini hanya dirinya.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
lil touch ❌ jirose
Fanfiction[18+] ✔ Tidakkah kau tahu? Bahwa dirimu begitu menginginkanku? Jadi cepatlah kemari. Dan berikan aku sedikit sentuhanmu. ----- ©iamdhilaaa, 2019