29

2.8K 302 72
                                    

Dimohon untuk menyiapkan hati kalian, ya. Dan ingat, tetep bijak dalam berkomentar. Semua tokoh disini hanya untuk keperluan cerita, jadi jangan smpai dibawa ke dalam dunia nyata, ya. Boleh menghujat, tpi cuman di cerita ini aja. Jngan smpe kalian salah lapak, okayyyy 😁😁😁😁😁

.
.
.
.
.

Mesin mobil telah ia matikan, dan helaan napas berat ia keluarkan setelahnya. Sementara gadis di sampingnya saat itu hanya bisa menatapnya dengan sendu. Menyentuh surai sang pemuda yang kini merunduk dan menumpu keningnya pada stir kemudi di hadapannya.

"Hey, tak apa. Kita bisa cari cara lain, atau hari lain."

Namun ucapan itu sama sekali tak menenangkan pemuda itu. Dan gadis itu memekik, ketika pemuda itu memukul stir kemudi di hadapannya seolah melampiaskan rasa amarah serta kekesalannya.

"Sial. Bagaimana bisa bajingan itu ada di sana?"

"Tae..."

"Ck, bajingan itu benar-benar menguras kesabaranku."

"Tae, tenanglah. Aku ada di sini. Kau hanya harus percaya padaku."

Lagi, ucapan Mina sepertinya masih belum bisa menenangkan Taehyung saat itu. Maka gadis itu menghela napasnya, menarik pemuda itu ke dalam pelukannya dan sama sekali tak mendapatkan penolakan darinya.

"Aku membencinya. Benar-benar membencinya, Mina."

"Hmm, tak apa. Aku ada bersamamu selalu."

"Aku membencinya, Mina. Dia harus mendapatkan apa yang memang ia dapatkan."

"Ya, dia akan mendapatkannya. Aku akan selalu bersamamu untuk membantumu."

Mina bisa merasakan bagaimana Taehyung mengeratkan pelukannya padanya. Dan gadis itu sama sekali tak mempermasalahkannya. Mengelus surai pemuda itu dengan lembut dan sayang.

Melihat Taehyung yang seperti ini benar-benar membuatnya sedih sekaligus marah. Pria yang ia kasihi tak akan mungkin ia biarkan menangis dengan terisak seperti ini.

Dan ingatan Mina menariknya pada kejadian lampau saat itu, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Dimana ia dan Ibunya melihat sendiri, bagaimana tangisan Taehyung yang memeluk Ibunya karena melihat wanita itu memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.  Lalu ketika dokter mengatakan jika nyawanya tak terselamatkan, Mina mengingat bagaimana Taehyung saat itu yang tak berhenti menangis bahkan hingga prosesi pemakaman.

Tentu saja, Taehyung tak memiliki siapapun di dunia ini selain Ibunya. Walaupun Ibunya sama sekali tak pernah memperlakukannya dengan baik, tapi Taehyung sama sekali tak pernah menaruh rasa bencinya untuk sang Ibu. Dan memilih menaruh bencinya pada seseorang yang membuat sang Ibu menjadi begitu sangat menyedihkan bagi siapapun yang melihatnya.

"Eomma pasti akan marah padaku, Mina. Dia pasti akan memukulku jika aku tak melakukannya dengan benar."

"Hey, tak apa. Aku selalu percaya padamu, Taehyung. Kau pasti bisa melakukan semuanya dengan baik. Waktu saja yang akan memberikan jawabannya untukmu."

Waktu berlalu begitu saja dengan keduanya yang masih saling memeluk satu sama lain. Tangisan Taehyung tak lagi seperti sebelumnya, walaupun pria itu masih terisak. Dan Mina di sana yang masih menenangkannya, sebelum menjadi yang pertama yang melepaskan pelukan di antara keduanya. Menangkup wajah Taehyung untuk menghapus sisa airmata di wajahnya, lalu memberikan sebuah kecupan di keningnya dengan lembut. Membuat keduanya tersenyum ketika pandangan mereka bertemu.

Kehadiran Mina di dalam hidupnya benar-benar adalah salah satu yang paling Taehyung syukuri hingga saat ini. Karena gadis itu selalu saja berada di sisinya dan selalu percaya padanya. Mengasihinya dengan penuh cinta dan juga kasih sayang.

lil touch ❌ jiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang