Seruan itu terdengar, setelah beberapa dari mereka menyatukan gelas bir mereka dan meminumnya setelahnya. Meja itu telah dipenuhi oleh setidaknya enam orang--tiga pria dan tiga wanita, dimana mereka sudah pasti tengah merayakan sesuatu mengingat club malam menjadi tempat persinggahan mereka saat ini walaupun waktu telah menunjukkan malamnya.
"Ah, sayang sekali Jennie tidak bisa ikut hari ini. Ck, gadis itu memang kalau sudah gila cinta, teman-temannya pun sudah pasti akan terlupakan."
Ocehan dari Jisoo saat itu hanya mendapatkan senyuman dari yang lainnya--Taehyung bahkan mengelus kepala gadis itu--semakin membuat Jisoo mengerut karena teman terbaiknya itu tak ada di sini untuk merayakan bersama.
Ngomong-ngomong, mereka berkumpul saat ini bukan saja hanya untuk merayakan kelulusan yang berkuliah bulan lalu, namun juga dengan pameran yang sudah jauh-jauh hari Jimin dan Taehyung persiapkan dan berjalan dengan baik bahkan menerima respon yang positif.
"Mau ikut aku?"
Jisoo menatap pada Taehyung yang sudah berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan padanya. Bahkan tanpa mendengar jawaban Jisoo, Taehyung sudah menarik gadis itu untuk berdiri dan membuatnya tak mempunyai pilihan lain selain mengikuti pria itu untuk menuju lantai dansa yang ada di club itu.
"Hah, aku baru pertama kali melihat Jisoo merona dan menjadi seseorang yang buta cinta hanya karena Taehyung Oppa. Padahal, sudah banyak pria yang mendekatinya, tapi tak ada satupun yang bisa meluluhkannya."
"Itu yang dinamakan takdir. Kau juga tak tahu bukan jika kau akan berakhir dengan aku atau pria lain nantinya?"
Lisa mendecak, dengan sengaja sekali memukul lengan Jungkook yang saat itu hendak meminum birnya. Tentu saja hal itu membuat Jungkook hampir saja tersedak, menatap dengan kesal pada Lisa di sana yang merasa tak bersalah sama sekali.
"Ck, kau harus tahu sudah berapa luka memar yang kau sebabkan karena pukulanmu itu pada lenganku."
"Cih, berlebihan. Sudahlah, aku bisa pusing dan bisa gila jika berurusan denganmu."
Lisa beranjak saat itu dengan cepat, menuju lantai dansa untuk menyusul Jisoo dan Taehyung sebelumnya. Dimana Jungkook dengan senyuman jahilnya memilih untuk mengikuti gadis itu setelahnya.
Meninggalkan dua orang yang tersisa di antara mereka di sana, dimana sang wanita entah kapan sudah berada di atas pangkuan sang pria, menangkup wajah pria itu pula dimana kedua bibir keduanya telah bertemu dalam sebuah ciuman yang penuh gairah. Sentuhan kecil juga mereka lakukan, seolah merangsang tubuh masing-masing pasangan mereka.
Ciuman itu akhirnya berakhir setelah Jimin memberikan ciuman yang begitu dalam pada bibir Rose, meninggalkan keduanya dalam deruan napas yang cepat dan menerpa masing-masing wajah mereka.
"Oppa benar-benar jahat padaku. Bagaimana bisa Oppa tak menghubungiku dan memberikanku kabar apapun selama dua minggu ini? Apa pameran itu lebih penting dari kekasihmu sendiri?"
Jimin hanya tersenyum mendengar suara omelan dari Rose, dimana gadis itu mendecih tak percaya akan reaksi Jimin. Sudah akan beranjak dari atas pangkuan Jimin, namun pria itu dengan cepat menahannya dan memeluk tubuh itu agar semakin mendekat padanya. Dan Rose sama sekali tak menolaknya. Rasa rindunya terlalu besar daripada rasa kesalnya hingga kedua tangannya kembali mengalung dengan indahnya pada leher pria itu.
"Kau ingat tempat ini? Tempat pertama kali kita bertemu?"
"Ck, jangan mengalihkan pembicaraan. Aku juga tentu mengingat semuanya. Tidak seperti Oppa yang selalu saja melupakan jika Oppa mempunyai seorang kekasih yang bahkan selalu menunggu pesan darimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
lil touch ❌ jirose
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Tidakkah kau tahu? Bahwa dirimu begitu menginginkanku? Jadi cepatlah kemari. Dan berikan aku sedikit sentuhanmu. ----- ©iamdhilaaa, 2019