Tok Tok
Pintu kamarnya yang diketuk saat itu membuatnya menghentikan dirinya sendiri, menatap pada salah satu pelayan rumahnya yang membuka pintu kamarnya setelah ia memberikan izin untuk masuk.
"Maaf, Nona. Ada tamu untuk ada."
Keningnya mengerut bingung, melirik ke arah jam di atas meja nakas di kamarnya. Masih pukul sembilan pagi. Memangnya, siapa yang datang bertemu dengannya pagi-pagi begini?
"Kenapa kau lama sekali, hmm?"
Pandangan keduanya beralih bersamaan, bahkan gadis itu benar-benar terkejut akan kehadiran sosok pemuda yang sama sekali tak pernah ia bayangkan akan berkunjung kembali ke rumahnya.
Sementara sang pelayan memilih beranjak, pemuda itu pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar sang gadis. Mendekat padanya dan tersenyum karena gadis itu yang masih saja terdiam di tempatnya.
"Apa aku terlihat menyeramkan bagimu sehingga kau menatapku seperti itu, huh?"
"J-Jungkook, apa yang kau lakukan di sini?"
Yang ditanya masih belum menjawab, menarik gadis itu untuk beranjak dari duduknya saat itu. "Tentu saja untuk menemanimu."
"Huh? A-Apa maksudmu?"
Lagi, hanya sebuah senyuman yang Jungkook berikan saat itu, sebelum akhirnya menarik Lisa bersamanya pergi. Dan melihat itu, membuat Lisa cukup terkejut. Bahkan dengan tergesa mengambil tas selempangnya yang berisi ponsel dan juga dompetnya.
"H-Hey, apa yang kau lakukan? Dan kenapa kau berada di rumahku?"
"Menjemputmu, Lalisa. Apa kau sebegitu bodohnya hanya untuk menyadarinya?"
"Bukan begitu. Tapi apa yang mau kau lakukan?"
"Sudah ku katakan jika aku akan menemaninu untuk bertemu dengan seseorang yang ingin kau temui."
"A-Aku tidak perlu kau temani. Dan lepaskan--"
"Rose dalam bahaya mungkin saja saat ini."
Lisa yang sejak tadi mencoba untuk melepaskan dirinya kali ini terdiam, menatap pada Jungkook yang berbalik hanya untuk mengatakan hal yang begitu membuatnya terkejut. Ditambah dengan bagaimana raut wajah pria itu yang kini tampak lebih serius dengan rahang yang mengeras.
"A-Apa maksudmu?"
Jungkook menghela napasnya, berusaha untuk menetralkan dirinya pula ketika mengingat mungkin saja waktu yang ia miliki saat ini bisa saja terbatas.
"Aku akan menceritakan padamu nanti. Tapi sekarang, kita benar-benar tak memiliki waktu."
Masih tak mengerti apapun, namun Lisa tak menolak pula ketika Jungkook kembali menariknya. Tidak, semua ucapan itu terdengar sangat serius dan jujur.
Tapi, kenapa Jungkook mengatakan Rose dalam bahaya?
.
.
Bunyi lonceng di atas pintu cafe yang ia dengar untuk ke sekian kalinya saat itu membuatnya mendongak, menghela napasnya kembali pula karena seseorang yang sudah sedari ia tunggu belum juga datang.
Pikirannya yang gusar sejak semalam semakin bertambah gusar. Mendapatkan sebuah panggilan dari seseorang yang sebenarnya tak pernah ia temui secara langsung, namun mengingat siapa yang menelponnya pula saat itu.
Lisa, begitulah yang Jimin ingat. Rose pernah menceritakan jika dia adalah salah satu teman dari gadis itu. Tak tahu mengapa Lisa bersikeras untuk meminta bertemu dan mengatakan jika pembicaraan mereka kali ini menyangkut tentang Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
lil touch ❌ jirose
Fanfiction[18+] ✔ Tidakkah kau tahu? Bahwa dirimu begitu menginginkanku? Jadi cepatlah kemari. Dan berikan aku sedikit sentuhanmu. ----- ©iamdhilaaa, 2019