4. Abang Terbaik

6.9K 452 18
                                    

Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah

Happy Reading!!!

Marcell membelalakan matanya terkejut mendengar apa yang anaknya katakan

ebelumnya Xavier tidak pernah menanyakan masalah berat padanya tidak pernah menanyakan apa? Kenapa? Dan sebagainya

Ketika Xavier sudah bertanya dengan keraguan itu tandanya

Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sudah berkali-kali ia hilangkan dari pikirannya namun nihil dan tidak bisa ia bendung lagi

Marcell menghembuskan nafasnya kasar

"Ada apa bertanya seperti itu?"Tanya Marcell menatap intens mata Xavier

Marcell mungkin saja memberitahukan alasan mengapa di keluarga mereka tidak diperkenankan adanya pernikahan sedarah atau sesama sepupu

Tapi untuk masalah latar belakang Auristela

Belum saatnya untuk siapapun mengetahui latar belakangnya Marcell hanya takut anak lelaki pertamanya ini mencintai Auristela

"Opa mu yang tidak lain adalah ayahku tidak memperkenankan pernikahan sedarah atau sesama saudara Xavier, bukan tanpa alasan kenapa Opa tidak memperkenankan pernikahan tersebut justru karena untuk memperluas kekerabatan serta memperkuat-"

"Perusahaan semakin meluas jadi kita tidak boleh menikah sesama sepupu, apakah kamu mencintai Andrean yang notabenenya adalah sepupumu?"Tanya Marcell berjalan menuju jendela kaca bening yang besar langsung menghadap kejalanan

Marcell menatap anaknya, Xavier menggelengkan kepalanya berdiri menghampiri Marcell

"Aku tidak, maksudnya belum menemukan perempuan yang cocok dengan ku hanya saja-"

"Hanya saja apa?"Tanya Marcell menaikan salah satu alisnya

Xavier menggelengkan kepalanya

"Tidak apa-apa Ayah, kalau begitu aku harus pergi ada sesuatu yang harus aku selesaikan aku pamit"Ucap Xavier meninggalkan ruangan kerja milik Marcell

---

"Andrew aku ingin itu"Tunjuk Auristela menunjukan sebuah arum manis yang terpajang di depan store toko makanan

Andrew tersenyum dan menganggukan kepalanya

Mereka berdua kesana dan membeli dua arum manis

Satu untuk Auristela dan satu lagi untuk Andrew

"Makan saja sampai begini"Ucap Andrew mengambil bekas arum manis yang tertempel di sudut bibir Auristela

Auristela hanya diam tak bergeming atas perlakuan manis Andrew

Tak lama mereka saling pandang persekian detik dan mengalihkan pandangannya ke arah lain

"Aku suka sikap mu"Ucap Auristela malu-malu

Andrew tersenyum dan menangkup wajah Auristela

"Aku suka kamu"Ucap Andrew

Auristela tertawa mendengar pernyataan konyol Andrew, "Bahkan kita saudara Andrew mana mungkin kamu mencintai ku"Ucap Auristela kembali memakan arum manis miliknya

Andrew menganggukan kepalanya dan membenarkan posisi duduknya

"Kamu benar"

"Setelahnya mau kemana?"Auristela Auristela tampak menimbang-nimbang

Auristela (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang