21. Teddy Bear

2.3K 231 3
                                    

Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah

Happy Reading!!!

"Auris?"

"Samuel?"

"Kamu disini?"Tanya Samuel pada Auristela

Andrew yang melihat itu hanya memandangi mereka berdua dengan maish membawa sebuah boneka besar yang didapatkannya

"Iya, biasa weekend"Ucap Auristela tersenyum

"Oh iya, ini Andrew"Ucap Auristela memperkenalkan lelaki disampingnya yang masih membawa sebuah boneka besar miliknya

"Andrew"

"Samuel"Ucap Samuel mengulurkan tangannya berjabat tangan dengan Andrew

"Aku taruh ini di penitipan didepan situ dulu deh ya"Ucap Andrew

Auristela mengangguk, "Oke"Jawabnya

Akhirnya Andrew melangkah menjauh dari mereka untuk menitipkan sang boneka besar yang baru saja ia dapat

Setelah pertarungan sengitnya dengan pencapit yang berada di time zone

"Sendiri?"Tanya Auristela yang diangguki oleh Samuel

"Tentu, lalu sama siapa?"Tanya Samuel balik pada Auristela

Auristela hanya mengidikan bahunya, "Sama pacar mungkin?"Ucapnya

Samuel tertawa mendengar pernyataan Auristela

"Kekasih ku di German, baru saja berangkat aku habis mengantarkannya ke bandara tadi"Ucap Samuel

Auristela menganggukan kepalanya, "Kenapa ke sana?"Tanyanya

Samuel menghela nafasnya panjang, "Ada sesuatu yang mengancamnya jika ia disini, bukankah aku sudah bilang bahwa latar belakang keluarganya yang membuat Papaku tidak merestui hubunganku?"Ucap Samuel

Auristela mengangguk, "Memang apa latar belakangnya?"Samuel menatap Auristela tersenyum

"Sesuatu yang akan membuat mu tercengang"Jawabnya

"Babe"Ucap Andrew merangkul pinggang Auristela

"Jadi yang kamu bilang pacarmu dia?"Tanya Samuel menaikan salah satu alisnya

"Iya kenapa?"Tanya Andrew dengan tidak santai menatap Samuel

Auristela yang melihat respon Andrew menyikut perutnya dan menatap Andrew dengan tajam

"Apaan sih"Lirihnya

"Lo siapa?"Tanya Andrew

Samuel hanya tertawa bahwasannya ia tahu bagaimana lelaki menjaga wanitanya dengan posesif

"Teman"

"Teman apa?"Tanya Andrew

"Bisakah kita berbicara tidak sambil berdiri? Aku rasa disana ada tempat makan, kita kesana bagaimana?"Tanya Auristela menatap mereka berdua

Samuel tersenyum dan mengidikan bahunya, "Boleh"

"Gak"Bantah Andrew

Auristela menatap Andrew dengan menaikan salah satu alisnya

"Kenapa? Aku lapar"Ucap Auristela

Andrew hanya dapat membuang nafasnya kasar

"Baiklah"Ucapnya yang dihadiahi senyum oleh Auristela

Auristela (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang