32. Balkon

1.8K 165 4
                                    

Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah

Happy Reading!!!

CERITA INI DI DEDIKASI KAN UNTUK ANDREAN!

JANGAN KHAWATIR, AURISTELA DAN ANDREW DIPART SELANJUTNYA YA!!!

Setelah kepergian Andrew, Andrean yang tiba-tiba mengendap-endap untuk keluar dari kelas untuk bertemu dengan seorang

Laki-laki yang semalam mengirimkannya pesan untuk bertemu disuatu tempat

Di balkon sekolah lantai paling atas, Andrean berjalan menuju lokasi yang telah di sepakati bersama

Andrean bukan tidak ingin memberitahukan Andrew akan hal ini.

Mungkin ia hanya ingin memberitahukan kembarannya itu hanya dengan kondisi

Dan waktu yang tepat setelah Andrew menyelesaikan semua kekalutan yang ada didalam hatinya

Andrean mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mengetikan pesan kepada laki-laki itu bahwasannya ia sudah sampai di tempat yang mereka sepakati dari awal

"Gue sudah sampai"Ketik Andrean disana dan mengirimnya.

Ia menduduki balkon sekolah tersebut dan menjuntaikan kakinya kebawah

Melihat beberapa siswa yang sedang bermain basket dilapangan sekolah sesekali melihat saudara sepupunya Jason

"Gue pun sudah datang"Ucap lelaki itu dibelakang tubuh Andrean

Andrean menolehkan kepalanya dan berdiri untuk mensejajarkan tubuh Rifky

Walaupun memang laki-laki itu lebih tinggi daripadanya

"Kenapa?"Tanya Rifky menatap Andrean yang gelisah

"Lo ingin bicara apa? Cepat katakan saja langsung pada intinya"Ucap Andrean

Rifku tertawa menatap kepanikan Andrean, "Apa sebab dari kepanikan lo, adalah ketahuan oleh Andrew bertemu dengan gue disini?"Tanya Rifky menatap Andrean

Dengan senyuman yang membuat lumpuh sebagian dari beberapa Indra vital perempuan yang menatapnya

"Bu-Bukan begitu"Ucap Andrean tergagap

Rifky tertawa renyah disana menatap kegugupan Andrean di hadapannya

"Olimpiade biologi lo kemarin menang dan lo sangat lantang sekali pada saat itu untuk mengemukakan penelitian lo, lalu kenapa ketika berhadapan dengan gue bicara lo seperti terbata?"Tanya Rifky menatap wajah Andrean tanpa mengalihkannya

"Rifky, itu beda konsep ya, lomba ya lomba dan kalau lomba keluarga gue tahu termasuk Andrew" Ucap Andrean menatap Rifky

Dengan menghembuskan nafasnya kasar ia tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pria satu ini

"Lalu? Bukannya ucapan gue tadi benar bahwasannya kepanikan losaat ini adalah takut ketahuan oleh Andrew karena lo gak ke kantin melainkan menemui gue"Andrean memutarkan bola matanya malas atas pernyataan Rifky yang sepenuhnya adalah kebenaran

"Masih ada yang ingin dibicarakan atau tidak? Kalau tidak, lebih baik gue balik ke kelas saja"Ucapnya melangkahkan kakinya untuk beranjak dari sana

Tangannya terhatahan oleh tangan Rifky yang mencekalnya

Andrean menatap tangan Rifky yang berada di pergelangan tangannya, menahan dirinya untuk tetap berada di sana dan tidak beranjak untuk pergi,

"Gue ingin bicara, bisa gak sih lo sabar dan dengerin apa yang pengen gue omongin?"Tanya Rifky masih omongin tangan milik Andrean

Auristela (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang