22. Keseriusan

2.7K 242 1
                                    

Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah

Happy Reading!!!

"Kok kamu gak bilang aku?"Tanya Andrew yang sekarang sudah berada didalam mobilnya

Bersama dengan perempuan yang berada di sebelahnya yang tidak lain adalah kekasih dirinya

Auristela menaikan salah satu alisnya menatap Andrew yang masih fokus menyetir

"Bilang apa?"Tanya Auristela

Andrew hanya membuang nafasnya kasar

"Tentang Samuel"Ucap Andrew dengan dingin

Auristela mencium Bau-Bau kecemburuan ternyata disini ia tersenyum dan menautkan kedua alisnya

"Kenapa? Cemburu?"Tanya Auristela

Andrew mengidikan bahunya acuh, "Gak"Ucapnya namun sebenarnya Auristela tahu bahwasannya lelaki yang berada disebelahnya ini sedang cemburu

"Beneran?"Tanya Auristela menggoda Andrew

Andrew memutarkan bola matanya malas, melirik Auristela sejenak dan kembali fokus dalam berkendara

"Lagian kenapa gak ngomong?"Tanya Andrew tanpa menjawab pertanyaan dari Auristela

Auristela membenarkan letak duduknya

"Ya untuk apa? Lagi pula Samuel juga punya kekasih dan kami saling berteman tidak lebih"Ucap Auristela memakan snack yang ia beli sebelumnya

"Kita juga dulu teman"Ucap Andrew tanpa melirik Auristela

Auristela memutarkan bola matanya malas, "Kita sepupu"Ucap Auristela membenarkan

"Sama saja"

"Beda dong"Ucap Auristela tak ingin kalah

"Yaudah bagaimana kau bicara aja"Ucap Andrew menghela nafasnya kasar

Auristela mengidikan bahunya menatap kekasihnya

"Lagian babe, untuk apa kamu cemburu pada Samuel? Kau dengar sendiri bukan bahwasannya ia memiliki kekasih dan ia sangat mencintai kekasihnya"Ucap Auristela

"Kalau begitu, aku juga sangat mencintaimu"Ucap Andrew menatap Auristela

Auristela tersenyum menatap Andrew, "Begitu?"Tanya Auristela

Andrew langsung mengganggukan kepalanya, "Benarkah?"Tanya Auristela lagi

"Bagaimana mungkin jika aku tidak mencintaimu aku berani mengambil risiko untuk berhadapan dengan para Simeon dan Uncle Marcell dengan memacarimu"Ucap Andrew

Auristela yang mendengar itu pun memeluk lengan Andrew dengan sayang

"I know"

"I love you"Ucap Auristela

"Jangan mencintai ku Auristela"Ucap Andrew

Auristela menegakan tubuhnya menatap Andrew dengan menaikan salah satu alisnya

"Kenapa?"Tanyanya

"Aku takut kau tersakiti kalau kau mencintai ku, biarkan aku saja yang mencintaimu-"Ucap Andrew

"Biarkan aku yang mempersiapkan diri untuk disakiti oleh mu, sungguh aku tak sanggup melihat mu tersakiti terlebih karena mencintai ku"Lanjutnya

Auristela terharu mendengar pernyataan tersebut, menghapus air mata yang tiba-tiba jatuh tanpa diminta

Auristela (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang