8. Berantem

126 35 2
                                    

"Untuk cintaku di sana, jangan pernah berfikir aku akan meninggalkan kamu. Karena cinta, kasih sayang dan rindu ini hanya padamu.."
*




Keesokan harinya......💖💖

Ketika matahari masih malu-malu untuk menampakkan wujudnya, Dara yang sudah bangun dari tadi kemudian langsung pergi dari tempat tidurnya, setelah itu dara kemudian mandi, dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

"Dara, cepetan ayo kita ke bawah?" ucap Andri, langsung pergi ke bawah.

"Iyha-iyha, bentar." saut Dara, kemudian menyusul Andri.

Setelah sarapan, Dara dan Andri kemudian berpamitan kepada nyokapnya, karena bokapnya sedang pergi keluar kota, untuk bisnis yang sudah di jalankan sejak dulu.

DARA POV.

"Kak ayo cepetan, lama banget sih?" kata Dara.

"Iyha-iyha sabar napa sih, untung adek gue, kalau nggk?" balas Andri, sambil mundurin sepeda motornya.

"Kalau nggk apa?" tanya Dara, menyilangkan tangannya.

"Udah gue masukin tuh, ke tong sampah." kata Andri, sambil nunjuk tong sampah yang ada di depan rumah.

Gue hanya mendengus kesal kepada kakak gue.

"Ayo, nanti keburu telat."

"Hmm..." balas Dara, langsung naik.

"Masih marah nih?" tanya Andri.

"Nggk." balas Dara.

"Itu apa kalau nggk marah, nggk usah marah nanti kakak beli'in boneka babi, oke." kata Andri.

"Beneran nih kak?" tanya
Dara, langsung tersenyum.

"Iyha." balas Andri, heran kepada Adiknya yang sangat suka kepada boneka babi, sampai-sampai ada lemari khusus buat bonekanya.

"Ye..... Kakak baik deh." saut Dara, antusias.

"Yaudah, ayo." kata Andri, langsung menjalankan motornya.

Setelah sampai, gue jalan-jalan bentar di koridor sekolah, untuk melihat-lihat siswa siswi yang berangkat pagi kayak gue.

Baru aja gue melewati koridor gudang sekolah, gue melihat cewek yang di bully sama tiga cowok, ciri-cirinya yang megang tangan cewek itu tinggi, kulitnya putih, pakai kalung kayak preman-preman gitulah, terus bajunya di keluarin, yang satu sama juga, kayak yang tadi bajunya di keluarin, kulitnya putih, tapi pendek, terus yang satunya lagi, dia gemuk, bawa makanan ringan, tapi cuma ngelihatin doang.

Gue sebenarnya takut sih, tapi ini harga diri wanita makanya gue berani, gue langsung nyamperin mereka.

"Kalian ngapain ganggu cewek itu hah?" kata Dara lantang.

Mereka ber-empat langsung nengok gue, gue takut sebenarnya, tapi gue pura-pura aja berani.

Terus si gemuk menjawab."siapa lo? Jangan ikut campur urusan kita." sambil makan, makanan ringan yang dia bawa.

"Lo nggk usah tau siapa gue, lepasin nggk cewek itu." kata Dara, sambil nunjuk cewek yang di bully.

"Tolongin gue kak, tolongin?hiks....hisk...hisk." tangis si cewek itu.

"Lo nggk kasihan apa, ada cewek yang sedang nangis kayak gitu?" tanya Dara.

AUTHOR POV.

Tanpa di sadari, Dara sedang di lihat oleh salah satu cowok yang sedang megang tangan cewek yang di bully tadi.

Cantik. batin si cowok itu.

"Kenapa nggk ada yang jawab?" tanya Dara lagi, sedikit teriak.

"Terus kalau gue jawab, emang apa urusan lo?" tanya cowok tadi, langsung melepas tangan cewek yang di bullynya, kemudian si cowok itu berjalan menuju tempat Dara.

"Y....ya....." jawab Dara, sambil mundur kebelakang.

"Berhenti." perintah cowok tadi.

"M...mau apa lo?" tanya Dara, langsung berhenti.

Dara hanya bisa menutup matanya, Dara tidak mau melihat apa yang sedang terjadi sekarang, Dara hanya bisa pasrah apa yang telah menjadi alurnya.

"Gue hanya mau pegang pipi lo." kata cowok tadi.

Belum juga tangan cowok tadi memegang pipinya Dara, tangan cowok itu sudah di pegang sama Lio.

"Jangan ganggu dia." kata Lio penuh penekanan, kemudian menghempaskan tangan cowok itu.

"Jangan ikut campur urusan gue, lo belum puas hah? Apa mau lagi?" tanya si cowok itu menahan marah.

Lio hanya menatapnya sekilas, kemudian berbalik dan menatap Dara yang terkejut, karena kehadiran Lio dengan mendadak.

"Lo gapapa?" tanya Lio, khawatir.

"G...gapapa kak, tapi gue takut." jujur Dara.

"Gue ada disini?" kata Lio, di balas anggukan Dara.

"Hahaha, lo mau jadi pahlawan kesiangan?" kata cowok tadi, kemudian langsung memukul Lio.

"Brak....brak...bugh."

Lio tidak bisa menghindar dari pukulan yang dilontarkan cowok itu, sampai-sampai dia terhempas ke lantai, kemudian Lio menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya, setelah itu, Lio berusaha bangun dan membalas apa yang di lakukan cowok itu.

"Bugh...brak...bugh." cowok itu langsung mendapat pukulan dari Lio.

"Kenapa kalian hanya bengong, cepat hajar dia." perintah cowok itu, kepada teman-temannya.

Kemudian Lio di hajar oleh teman-teman cowok tadi, Lio hanya bisa pasrah karena tentu saja dia tidak bisa menghajar dengan lawan yang tak seimbang, kemudian Lio pingsan tak sadarkan diri.

"Gue harus minta tolong sama siapa, disinikan sepi haduh gimana ini, kasihan Lio." batin Dara, khawatir.

"Berhenti....sudah cukup jangan hajar lio lagi, kalian memang pengecut beraninya keroyokan." teriak dara, sambil meneteskan air mata.

"Ya sudah ayo kita pergi, bener kata cewek itu biarin aja dia, gue juga males ngotorin tangan gue sama lawan yang nggk seimbang." kata cowok tadi, kemudian langsung pergi ninggalin kita.

"Makasih ya kak, udah nolongin gue?" kata cewek tadi.

"Iyha, yaudah bantuin gue ngangkat badannya Lio, ke uks." kata Dara sambil mengangkat Lio.

Setelah sampai ke uks, Dara langsung mengobati Lio yang masih pingsan.

"Kak gue ke kelas dulu ya, soalnya sudah masuk?" kata cewek tadi.

"Iyha." balas Dara, masih fokus mengobati Lio.

*
*
*
*
*
*
*
*
*

#Selamat membaca.🐢🐢
#Jangan lupa vote dan comment ya....🐰🐰

AdelioAdara (COMPLETED)♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang