31. jatuh

54 7 2
                                    

"Aku tahu, hidupmu memang bukan tentang aku saja. Tapi mengertilah, aku cemburu jika kamu terlalu asik dengan yang lain dibanding aku."


_____________🎀🎀

Brakkk ...

"KAK LIO," Teriak Dara sangat kencang.

Motor yang dinaiki Lio jatuh dengan sangat kerasnya membuat ia terpelantik cukup jauh. Kenapa tidak! Dengan kecepatan melebihi rata-rata membuat Lio tidak bisa menyeimbangkan motornya agar tidak menabrak tiang listrik yang seharusnya belok ke kiri ia malah terus maju,

Segera mungkin Dara berlari dengan sekuat tenaga menuju tempat Lio yang sekarang entah bagaimana keadaannya. Tak hanya Dara, Galih Adit dan Akbar juga menyusul membuat semua yang ada disana langsung berkerumun mengelilingi Lio yang tidak sadarkan diri.

Dara tidak bisa membendung air matanya yang sudah turun sejadi-jadinya, ia langsung terduduk lemas melihat darah yang mengalir di area wajah Lio. Helm yang seharusnya menjadi penghalang agar tidak terjadi apa-apa malah terlepas entah kemana.

Buru-buru dara mengangkat kepala Lio untuk ditaruh di atas pahanya sebagai bantalan, "KAK LIO BUKA MATA KAKAK HIKS ... JANGAN KAYAK GINI KALAU NGGAK DI BUKA MATANYA, DARA MARAH SAMA KAK LIO HIKS ..."

"CEPETAN ANGKAT KAK LIO JANGAN CUMA NGELIHATIN DOANG, KAK GALIH CEPET BANTU! AYO DONG KAK LIO HIKS ... BANGUN JANGAN KAYAK GINI,"

"Eh ... Babi Afrika ku kenapa nangis cup-cup jangan nangis ya?" Ucap Lio sedikit membuka mata dengan ucapannya yang terbata-bata.

Dara yang kaget ketika tiba-tiba Lio mengucapkan perkataan seperti tidak terjadi apa-apa padanya "Kak Lio janji jangan ninggalin Dara, udah diam pasti kak Lio nggak kenapa-napa,"

Dengan tersenyum Lio kemudian mengusap rambut Dara perlahan "Iya aku janji." Setelah berucap seperti itu Lio perlahan menutup matanya "KAK LIO ... " Teriak dara kemudian Galih Adit dan Akbar mengangkat tubuh Lio untuk di masukkan ke dalam mobil Adit dengan cepat mereka melajukan mobilnya agar segera sampai ke rumah sakit terdekat.

Setelah sampai para petugas rumah sakit langsung membawa Lio pergi menuju ruang IGD, Dara bersama kakak dan teman-temannya tak henti-hentinya berdoa agar Lio tidak terjadi apa-apa, tak berselang lama orang tua Lio sudah sampai karena tadi sudah di beritahu oleh Akbar.

"Akbar gimana Lio, dia tidak apa-apa kan? Kenapa bisa sampai kayak gini?" Ucap mama Niken yang sangat cemas bagaimana tidak! Lio adalah anak satu-satunya yang mereka miliki, mereka rela kerja setiap hari untuk kesenangan anaknya.

Mama Niken tidak hentinya menangis, untung papa Yoga yang senantiasa selalu merangkul dan menggenggam tangan mama Niken agar terus kuat.

Ketika mama Niken melihat Dara berada disini ia sangat marah pasti karena dia anak mereka seperti ini kemudian mama Niken berjalan menuju tempat Dara.

Plakk ...

Tamparan keras mendarat mulus di pipi Dara perih terasa menjalar, warna merah sedikit terlihat membuat dara meringis memegangi pipinya bahkan Andri kaget melihat adiknya yang ditampar oleh mama Niken. Orang tuanya saja tidak pernah memperlakukan Dara seperti itu tak cuma Andri yang lainnya pun juga kaget.

" Kamu apain anak saya, padahal dulu ia tidak pernah kayak gini lagi, saya tau kalau Lio tadi akan pergi untuk balapan itu semua gara-gara kamu! Andai anak saya tidak kenal dan suka sama kamu dia tidak akan seperti ini, lebih baik kamu pergi," ucap mama Niken.

"Tapi tan-"

"SAYA BILANG PERGI." Ucap mama Niken yang sangat marah.

"Ayo kita pergi Dar," ucap Andri.

"Tapi kak," melihat ekspresi Andri yang sudah menahan amarahnya membuat Dara harus segera pulang namun belum sempat melangkah, pintu ruang Lio berada terbuka menampilkan dokter yang menangani Lio.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Ucap mama Niken.

"Begini bu karena pasien tersebut kehilangan banyak darah, kita harus cepat-cepat mendonorkan darah untuknya, kalau tidak nyawanya yang akan menjadi taruhan."

"Saya saja dok! darah saya cocok sama anak saya." Ujar papa Yoga.

"Baiklah mari ikut saya."

Kemudian orang tua Lio mengikuti dokter untuk segera mendonorkan darahnya.

Akbar berjalan mendekati Dara Naya dan Putri untuk menyuruhnya pulang karena memang sudah larut malam "kalian pulang aja nanti kalau Lio udah siuman gue kabarin kalian, kak ndri bawa mereka pulang hati-hati di jalan."

"Oke, nanti kalau ada apa-apa hubungin gue! Lio udah gue anggap teman sekaligus adik gue," ucap Andri dibalas anggukan dari Akbar.

Mereka kemudian berjalan menuju parkiran tidak ada yang bertanya atau sekedar membuyarkan keheningan mereka sibuk dengan pikiran masing-masing sampai putri memegang bahu dara "Sabar ya Dar kita berdua dukung Lo kok tenang aja, pasti lama-kelamaan nyokap Lio bakal tau kalau sebenarnya Lo itu baik jangan dipikirin terus nanti Lo kenapa-napa," diikuti anggukan dari Naya.

Dara hanya membalas dengan senyuman yang sangat dipaksakan dari tadi Dara tidak bisa membuang jauh-jauh kejadian tersebut, kemudian mereka memasuki mobil milik Andri lalu Andri melakukan mobil tersebut dengan kecepatan rata-rata.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Ada yang kangen nggak sama Eli? (Nggak kangen juga gapapa kok😋)

oh ya nih Eli udah up jangan lupa vote dan comment ya ...

Kiss bye jauh
Dari Dara 😘😘





Salam manis'π permen kopi🍬

AdelioAdara (COMPLETED)♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang