14. surat

94 25 0
                                    

"Silahkan pergi kemana kau suka, tapi jangan lupa kalo udah dapet yang baru kabarin aku ya.."
*



"Elo......" kata Dara bingung.

"Kak Lio kenapa kesini?" tanya Dara lagi.

"Nih makan." ucap Lio sambil menyodorkan mie ayam.

Dara hanya bisa melongo melihat perlakuan Lio kepadanya.

"Kenapa?" tanya Lio.

"Gapapa kok kak, makasih ya udah di bawain makanan?" balas Dara kemudian mengambil makanan yang di bawa Lio.

"hmm......" kata Lio kemudian pergi dari hadapan dara.

Belum sempat memakan mie ayam yang di beli Lio, Dara sadar kalau ada selembar kertas yang diselipkan di bawah mangkok tersebut, kemudian Dara mengambil kertas tersebut dan membukanya.

*Isi surat*

Nanti malam gue ajak lo pergi, nggk usah nolak.

Dara hanya bisa senyam-senyum, baru kali ini dia merasakan hal aneh dalam dirinya, kemudian Dara langsung memakan makanan yang di bawa Lio sampai habis.

LIO POV.

"Ke kantin yuk?" ucap Galih kepada Lio.

Gue hanya menjawab dengan anggukan saja, kemudian gue dan Galih pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah kelaparan dari tadi.

*kantin*

"Nih gue udah pesenin buat kalian, tapi jangan lupa bayar?" kata Akbar.

"Makasih bro, kenapa lo tiba-tiba baik gini ke kita?" tanya Galih heran.

"Gapapa, sekali-kali gue baik sama lo." balas Akbar.

"Lo kenapa diam aja?" tanya Akbar kepada Lio.

"Thanks?" balas Lio kemudian memakan makanan yang sudah dipesan Akbar.

"Oke." ucap Akbar.

Setelah gue selesai makan, gue baru sadar kalau Dara tidak ikut ke kantin karena tadi gue nggk sengaja liat teman-temannya makan tanpa ada Dara di sana, kemudian gue nyamperin mereka.

"Eh lo mau kemana?" tanya Adit.

"Pergi." balas Lio.

Setelah gue sampai di tempat teman-temannya Dara, gue langsung aja nanyain kenapa Dara nggk ikut ke kantin.

"Dara dimana?" tanya Lio dengan ekspresi dingin.

"Eh kak lio dara di kelas ada apa kak?" balas Putri heran.

"Gapapa, kenapa dia di kelas?" tanya Lio masih dengan ekspresi dingin.

"Kucingnya mati kak, makanya dia nggk ikut ke kantin dia masih galau mungkin di tinggal kucingnya, soalnya kucingnya itu sudah dia anggap kayak adik sendiri." balas Putri lagi, karena Naya masih sibuk dengan makanannya.

"Oh....." ucap Lio kemudian berjalan pergi.

"Untung aja ganteng kalau enggk, udah gue pecel tau nggk." batin Putri kemudian memakan makanannya yang belum habis.

Setelah gue pergi, gue merasa kalau Dara pasti belum makan dari tadi yaudah lah gue beli'in makanan buat dia, untung-untung buat ucapan terima kasih, kemudian gue pergi ke warungnya bang ujang tempat biasa gue pesan mie ayam yang udah jadi makanan favorit gue.

"Bang beli mie ayam satu?"

"Siap." balas bang Ujang.

Gue inisiatif buat ngajak Dara pergi jalan-jalan, biar dia nggk mikirin kucingnya yang katanya mati, gue melihat ada pulpen sama kertas yang ada di mejanya bang ujang, kemudian gue minta aja deh selembar sama bang Ujang.

"Bang pinjam pulpen sama kertas ya?" tanya Lio.

"Ambil aja gapapa." balas bang Ujang.

Kemudian gue ambil aja tuh pulpen sama kertas, oh ya gue kasi tau, gue kalau sama orang yang lebih tua, gue nggk ngomong cuek apalagi dingin, itu nggk boleh setelah itu gue nulis sesuatu, singkat aja yang penting jelas.

"Nih udah jadi?" ucap bang Ujang.

"Ini uangnya bang, gue pinjam nampannya ya nanti gue kembali'in?" ucap Lio lagi.

"Iyha." balas bang Ujang.

"Kalau ingat maksudnya." batin Lio, kemudian pergi.

Kemudian gue menuju kelas Dara, eh baru aja gue masuk koridor perpustakaan, gue di hadang sama cewek-cewek rumpi dan suka gosip.

"Eh bang lio, mau kemana bang?"

"Sini aja bang bareng kita-kita."

"Ya ampun ganteng banget masa depan gue."

"Nanti malam gue culik ya bang hati lo."

Seperti itulah omongan-omongan yang gue dengar, biasa orang ganteng mah digini'in terus, tiba-tiba gue nggk sengaja lihat geng laszlo, ya siapa lagi kalau bukan gengnya nesya.

"Sayang mau nyamperin gue ya, ih baik banget sih sampai di bawain mie ayam pula." ucap Nesya ingin mengambil mie ayam yang di bawa Lio.

"Apa'an sih, ngk usah kepede'an jadi orang, satu lagi jangan panggil gue sayang gue bukan pacar lo." balas Lio sangat benci kepada Nesya.

Gue kasi tau, memang Nesya dulu pernah jadi pacar gue tapi sekarang udah jadi mantan ya mantan, gue udah putusin dia gara-gara gue nggk suka sama sikap dan sifatnya yang kegatelan sama cowok, gue sebenarnya nggk suka sama dia tapi dia nembak gue dan maksa gue terus buat jadi pacarnya, yaudah gue iyain aja.

"Kenapa sih lo sama gue kayak gitu? Gue nggk akan berhenti buat dapetin lo lagi dengerin itu!" ucap Nesya kepada Lio.

"Terserah." balas Lio kemudian pergi meninggalkan Nesya.

"Gue nggk akan tinggal diam, lo harus jadi pacar gue lagi, gue tau pasti lo mau ke kelasnya cewek itukan!" batin Nesya kesal.

Setelah gue sampai di depan kelasnya Dara, gue langsung nyamperin dia buat ngasi makanan ini.

"Nih." kata lio.

"Elo......" kata Dara.

"Kak lio, kenapa kesini?" tanya Dara lagi.

"Nih makan."

Kenapa setiap gue nyamperin dia, selalu aja bengong nggk ada yang lain apa selain bengong.

"Kenapa?" ucap lio.

"Gapapa kok kak, makasih ya udah di bawain makanan?"

"Hmm...." kata lio.

Kemudian gue buru-buru aja pergi, tapi gue nggk langsung pergi aja ya, gue ngintip di balik jendela ingin tau ekspresi apa yang dia rasakan saat tau apa yang ada di dalam surat itu.

Baru aja dia mau makan, tiba-tiba dia melihat surat yang gue selipkan di bawah mangkok, kemudian dia membuka surat tersebut gue deg-deg'an lah baru dua kali, gue ngasi sesuatu buat cewek yang bikin hati gue dag dig dung, ya dua kali yang pertama bikin gue seperti ini, tidak ada senyuman ataupun kegembiraan dalam hidup gue, sudah lah biarin aja kemudian gue melihat Dara lagi dan ternyata dia senyam-senyum nggk jelas, berarti ini tanda-tanda kalau dia mau, hati gue gembira bukan main, gue kemudian pergi dan ikut teman-teman gue lagi yang masih di kantin.

Hehehe baru update hari ini ya....😁😁 Oh ya jangan lupa vote dan comment ....... 💐💐💐

#Happy reading.😋😋
#Selamat membaca.⚽⚽

AdelioAdara (COMPLETED)♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang