5. Penculik

179 48 9
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa vote dan comment ya, comment kalian juga berarti buat author.💙💙💙

"Aku itu kayak kipas angin, Meski tengok kanan tengok kiri, tapi tetap ada ditempat yang sama. Tetep sama kamu"
*




Setelah dia udah pergi ninggalin gue, eh para curut-curut datang interogasi gue bukannya nanyain bagaimana keadaan gue, prihatin kek sama gue, eh nyatanya enggk atit bang atit hati gue.

"Kenapa lo, bisa bonyok kanyak gitu?" kata Galih, sambil megang-megang wajah Lio.

"Berantem." kata Lio dengan malas.

Berantem sama siapa? Terus kenapa kok bisa berantem?" ucap Akbar serius.

"Gue berantem sama Barra, terus kenapa bisa berantem, ya memang ada masalah." kata Lio.

"Maksud Akbar, masalah lo itu apa, kok bisa sampe kayak gini?" kata Adit sedikit emosi.

"Karena.....ah sudahlah gue males, nggk usah ngomongin Barra lagi, gue mau istirahat." kata Lio.

"Yaudah kalo lo nggk mau cerita, nanti kalo ada apa-apa, langsung hubungin kita bertiga." kata Akbar.

"Oke." balas Lio.

"Kita mau pergi dulu, lo mau nitip apa'an." kata Akbar.

"Mie ayam, sama es teh aja."

"Oke." balas Akbar langsung pergi niggalin Lio, disusul Adit dan Galih.

Maaf bang, gue belum bisa cerita sama lo, nanti kalau waktunya udah tepat, pasti gue akan cerita. batin Lio sambil memejamkan matanya.

DARA POV.

Setelah gue pergi dari uks, gue langsung ke kelas, baru juga gue mau masuk, ternyata udah ada Putri dan Naya yang langsung nyamperin gue.

"Eh...eh, ada apa'an ini?" tanya Dara.

"Lo habis darimana?" kata Putri.

"Gue habis dari uks." balas Dara.

"Kenapa?" tanya Naya.

"Gue lupa, kalau hari ini gue harus jaga uks, tadi ada yang nyamperin gue, dan ngomong kalau hari ini itu gue yang piket." kata Dara jujur.

"Oh...." balas Naya dan Putri bersamaan.

"Udah, jadi wartawannya?" kata Dara.

"Hehehe, udah." kata Putri

"Yaudah, awas gue mau lewat?" balas Dara.

"Silahkan, tuan putri." kata Putri dengan tangannya, yang mempersilahkan Dara untuk lewat.

"Terima kasih, para dayang-dayang ku yang baik hati." saut Dara.

"Ih nyeselin, padahal gue kan nggk ikut-ikut." kata Naya.

Gue hanya terkekeh melihat Naya dan Putri seperti ini, gue bahagia mempunyai sahabat seperti mereka, walaupun ada kekurangan di antara kita bertiga, tetapi kita selalu melengkapi satu sama lain.

AUTHOR POV.

Beberapa saat kemudian, bel pulang berbunyi, para siswa siswi segera berkemas-kemas, tidak berbeda halnya dengan Dara, setelah mengikuti pelajaran yang cukup melelahkan, Dara segera pergi keparkiran dan menunggu Kakaknya.

"Dar, lo nggk bareng gue aja, pulangnya?" kata Putri.

"Nggk kok, gue sama Kakak gue aja." kata Dara.

"Beneran nih?" balas Putri sedikit kawatir pada sahabatnya ini.

"Beneran, cepetan sana pulang oke?" kata Dara.

"Ya udah, gue pulang dulu ya, bye....." kata Putri sambil melambaikan tangannya.

"Bye... hati-hati di jalan ya?" kata Dara.

"Oke." balas Putri.

Setelah Putri pergi, Dara masih menunggu Kakaknya yang belum muncul-muncul juga.

"Ih.... lama banget sih Kakak gue, lagi ngapain sih." Gerutu Dara sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Drrt....drrt...."

Dara langsung mengambil, dan melihat nama yang tertera di handphone miliknya, dan ternyata yang menelponnya adalah Andri Kakaknya, kemudian Dara langsung mengangkat telepon tersebut.

"Kak, lo ada dimana sih?" kata Dara.

"Hehehe, maaf ya Kakak lupa kakak nggk bisa nganterin lo pulang, Kakak ada urusan." kata Andri tanpa rasa bersalah.

"Gimana sih Kak, gue terus sama siapa?" balas Dara dengan jengkelnya.

"Teman lo kan banyak, sama teman lo aja, ya udah ya gue sibuk." kata Andri.

"Tut...tut...tut..."

"Yah Kak, belum juga selesai ngomong, sudah di putus teleponnya." kata Dara berdecak sebal.

"Terus gue sama siapa, seharusnya tadi gue terima aja, ajakannya Putri." kata Dara lagi.

Dengan malasnya, Dara berjalan kaki menuju halte bis, untuk menunggu angkatan umum tersebut.

Setelah menunggu lama, Dara belum menjumpai bis sama sekali ya karena memang ini sudah sore, dan sedikit mendung, jadi mungkin si sopir beranggapan, kalau sudah tidak ada penumpang yang menunggu di halte tersebut.

"Duh gimana ini, bentar lagi mau hujan." kata Dara sedikit takut.

Beberapa saat kemudian, hujan pun turun dengan derasnya, hanya menyisakan hembusan angin, dan seorang wanita yang masih menggunakan seragam sekolahnya, sedang menahan kedinginan.

"Gimana nih, handphone gue juga lowbet lagi, gue takut kalau Kakak gue nggk bisa hubungin gue bagaimana." kata Dara dengan, bibir pucatnya.

Tiba-tiba, ada seorang laki-laki memakai jaket hitam tak lupa juga memakai helm, yang sedang menaiki sepeda motor, menghampiri Dara, tentu saja Dara takut.

Bagaimana kalau dia penculik, atau jangan-jangan orang jahat, duh gimana nih, gue minta tolong sama siapa coba? batin Dara ketakutan.

Setelah memarkirkan motornya di depan halte bis, seseorang tersebut kemudian beranjak, lalu menghampiri Dara, dan membuka helm yang dipakainya.

"Lo nggk apa-apa?" tanya seseorang tadi.

"Lo siapa, jangan ganggu gue, jangan culik gue, jangan makan gue, daging gue rasanya pahit, plis pergi gue takut." kata Dara yang masih menutup mata dengan kedua tangannya.

*
*
*
*
*
*
*
*

Hayo siapa itu.....?
1.Andri.
2.lio.
3.penculik.
Comment aja ya....👋👋

#Selamat membaca.💙💙
#happy reading.👍👍
#Jangan lupa vote dan comment ya.🐸🐸

AdelioAdara (COMPLETED)♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang