27. ketemu camer 2

47 11 0
                                    

"Hindari pertemanan rasa pacaran. Sebab seerat apapun perasaannya, ujung-ujungnya tetap cuma teman."
*

       

"Mama kok pulang, emang udah selesai pekerjaan kantornya?"

"Udah, ini siapa yang kamu bawa?" Tanya mama Niken.

Tiba-tiba Lio menyenggol bahu Dara untuk membuat dirinya berkenalan dengan mama Niken karena dari tadi Dara hanya bengong memperhatikan Mamanya dari atas sampai bawah.

"Oh iya Tante, nama saya Adara Fredella Ulani panggil aja Dara," ucap Dara kemudian mengulurkan tangannya tak lupa dengan tersenyum.

Namun tak di sangka ternyata uluran tangan Dara sama sekali tidak di balas, membuat si punya tangan menurunkan tangannya kembali senyuman yang tadi merekah tiba-tiba saja hilang, tatapan sinis dan senyum meremehkan yang hanya di lontarkan mama Niken kepada Dara.

Merasa suasana kurang nyaman membuat Lio segera mungkin mengajak Dara langsung ke kamarnya yang berada di atas.

"Ayo ke kamar aku!" Kata Lio menarik tangan Dara tanpa menunggu persetujuan.

Setelah mereka sampai di kamar, Dara sebenarnya tidak mau kalau di ajak pergi ke kamar, namun karena Lio terus menariknya membuat dia pasrah karena tentu saja lebih kuat Lio dari pada Dara.

Melihat dekorasi yang indah dan cat berwarna hitam putih yang membuat kamar Lio sangat simpel namun tetap elegan membuat dara langsung pergi menuju salah satu tempat yang sangat di sukai Dara yaitu kasur empuk milik Lio untuk ia duduki, ketika Lio ingin menutup kamarnya dara langsung memberhentikan pergerakan Lio untuk tidak menutup pintu.

"Kak jangan di tutup!"

Lio kemudian mengernyitkan keningnya karena tidak mengerti akan ucapan dara,"Kenapa?"

"Aku takut nanti kalau ada fitnah di antara kita kak, makanya pintunya biar di buka aja itu lebih aman." Balas Dara.

Lio tersenyum kemudian menuruti kemauan dara agar pintu kamarnya tidak ditutup.

"Aku mandi dulu ya? Soalnya badan aku bau kecut." Kata Lio.

"Yaudah mandi sana." Perintah dara sambil menutup hidungnya yang berpura-pura kalau Lio bau.

"Nggk kebalik apa, kamu tuh kayaknya yang bau." Ucap Lio menggoda dara kemudian buru-buru berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamarnya.

"Ih...kak Lio." Kesal Dara.

Setelah menunggu agak lama Lio kemudian keluar dengan kaos oblong dan celana pendek, tak lupa rambutnya yang masih basah menetes di beberapa titik wajah membuat ketampanannya meningkat sehingga membuat dara meneguk air ludahnya.

Ma dara kayaknya kilaf deh soalnya di depan mata dara ada setan, tapi setan yang satu ini bikin hati dara meleleh, kak Lio udah dong kak jangan bikin dara nambah dosa. Batin dara yang dari tadi sama sekali tidak berkedip ketika melihat Lio.

"Dar...Dara." panggil Lio.

"Eh..iya kak ada apa?" Balas Dara gelagapan.

"Iya-iya aku ganteng, baik, putih, sayang lagi sama yang namanya Dara, dan kamu selalu bisa kok memandang wajah tampan aku tiap hari." Ucap Lio yang tersenyum.

"Apa sih kak pede banget jadi orang." Menyangkal perkataan lio walaupun yang di ucapkan benar.

"Oh ya aku minta maaf soal sifat mamaku tadi ya? Jangan di pikirin"

"Gapapa kok kak, mama kakak mungkin capek habis pulang kerja." Bohong Dara karena dari tadi dia selalu memikirkan perlakuan mama Niken kepadanya ketika Lio sedang mandi.

Setelah itu mereka bersendau gurau hingga beberapa saat dara melihat jam sudah menunjukkan pukul 17.00pm kemudian Dara mengajak Lio untuk mengantarnya pulang karena hari sudah mulai malam, dia tidak mau kalau malam-malam masih berada di rumah orang apalagi dia perempuan.

"Kak aku mau pulang,"

"Yaudah ayo kita ke bawah."

Ketika mereka melewati ruang makan mama Niken yang duduk ruang makan sedang menikmati makanan yang telah di siapkan oleh bibi Ningsih, namun sama sekali mama Niken tidak mempersilahkan dara untuk makan tapi perkataan sindiran yang diterima Dara.

"Anak perempuan kok langsung pergi menuju kamar tidak duduk diruang tamu saja, apa tidak diberi didikan dan nasehat oleh orang tuanya ketika sedang bertamu ke rumah orang! Apalagi ini yang punya kamar anak laki-laki." Ujar mama Niken tanpa menengok keberadaan mereka.

Tak terasa air mata dara yang dari tadi dia tahan lolos begitu saja mengalir deras melewati pipi mulus Dara, perkataan mama Niken sangat benar kenapa dara mau ikut Lio menuju kamar, jelas-jelas dia itu perempuan tidak sepantasnya langsung masuk apalagi Lio itu laki-laki.

"Ma." Panggil Lio.

"Kenapa? ada yang salah sama ucapan mama!" Balas Mama Niken.

"Maaf Tante dara yang salah, tidak seharusnya dara tadi langsung masuk ke kamar kak Lio namun jangan salahkan orang tua saya, karena mereka sudah mendidik saya dengan baik Tante, jadi salahkan saya saja jangan orang tua yang sudah melahirkan saya, sekali lagi saya minta maaf!" Ucap Dara kemudian berjalan pergi.

"Mama seharusnya tidak ngomong seperti itu, ah sudahlah!" ucap Lio kemudian menyusul Dara.

Mama Niken hanya memutar bola matanya malas,"Memang anak jaman sekarang sama aja."

***

Dara yang dari tadi berlari, sama sekali tidak memperdulikan orang-orang yang melihatnya dengan tatapan aneh, karena sejak dari rumah Lio dia masih menangis dengan perkataan mama Lio yang terngiang-ngiang jelas di dalam otaknya ketika sedang menjelek-jelekkan orang tua yang telah membesarkannya, sebenarnya Dara tidak apa-apa kalau yang di salahkan itu dia namun ketika menyangkut orang tuanya hati dara sangat sakit.

Merasa sudah cukup jauh dari rumah Lio, dara kemudian beristirahat di depan toko yang sedang tutup, dia berfikir tempat dia sekarang dari rumahnya cukup jauh, dia ingin menunggu angkot atau taksi pun tidak ada namun tiba-tiba ada orang memakai sepeda motor menghampirinya, sepertinya Dara kenal itu kak Lio apa bukannya? Mungkin itu memang kak Lio.

Kemudian seseorang itu membuka helmnya tak lupa menata rambutnya yang sedikit berantakan setelah itu menghampiri Dara.

"Kamu...."

*
*
*
*
*
*
*
*
*
Halo semuanya kangen nggk sama Eli hehehe, nggk kangen juga gapapa kok tenang aja oh ya nih Eli udah up jangan lupa vote dan comment ya manteman*\0/*


Salam manis'π permen kopi🍬



AdelioAdara (COMPLETED)♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang