6. Tumpangan gratis

153 39 6
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dan comment ya......💚💚

"Aku lebih suka apel daripada anggur, soalnya aku lebih suka ngapelin kamu daripada nganggurin kamu"
*


LIO POV.

Setelah bel pulang berbunyi, gue nggk langsung pulang gue ikut sahabat-sahabat gue nongkrong dicafe.

"Bang, kita jadi nongkrong nggk?" Tanya Galih.

"Jadi." Balas Akbar.

"Oke." Ucap Galih, sambil mengangkat jempolnya ke atas.

"Semuanya ikutkan?" Kata Lio.

"Ikut dong." Balas semuanya.

"Ya udah, ayo kita berangkat, nanti keburu sore." kata Akbar.

"Ayo." Jawab Galih.

Gue dan Adit cuma ngangguk-ngangguk aja, setelah sampai di cafe tempat biasa gue dan sahabat-sahabat gue nongkrong, gue langsung pesan makananlah, kan laper.

Setelah cukup lama gue ikut nongkrong, ternyata di luar lagi mendung, jadi gue buru-buru berpamitan sama sahabat-sahabat gue.

"Bang, gue mau pulang?" Kata Lio, sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Loh kok cepet banget, biasanya kan lo nungguin kita pulang dulu." Kata Galih dengan ekspresi heran.

"Oh iyha ya, kenapa gue kayak khawatir gini, padahal gue nggk ada masalah, kecuali sama barra." batin Lio.

"Mendung." Balas Lio seadanya.

"Cuma gara-gara mendung lo mau pulang, ya udahlah pulang sana, keburu hujan." Kata Akbar.

"Hmm...." Balas Lio, dengan dehem'annya.

Setelah gue sampai parkiran cafe, gue langsung ke tempat dimana sepeda motor gue berada, setelah gue sampai, gue langsung naik sepeda motor kesayangan gue, tak lupa gue pakai jaket dan helm, untuk menjaga keselamatan ketika terjadi apa-apa sama gue.

Baru aja gue jalan beberapa kilometer, hujan sudah turun dengan derasnya, sampai-sampai seragam gue jadi basah semua, gue tak sengaja melewati halte bis dekat sekolah, dan ternyata gue melihat seorang cewek yang sedang kedinginan, mungkin dia menunggu bis datang.

Kok gue kayak kenal ya tuh cewek? Batin Lio.

Dan ternyata memang gue kenal, itukan dara yang tadi ngobatin luka-luka gue, pasti dia sedang kedinginan, gue langsung buru-buru nyamperin dia, tapi kenapa dia kayak ketakutan gitu sama gue, setelah gue markirin sepeda motor, gue langsung nyamperin dia.

"Lo nggk apa-apa?" Tanya Lio, sedikit khawatir.

"Lo siapa, jangan ganggu gue, jangan culik gue, jangan makan gue, daging gue rasanya pahit, plis pergi gue takut." Kata Dara, dengan menutup matanya dengan kedua tangan.

Gue terkekeh, melihat ekspresi polos dan ucapannya, yang seperti anak kecil, mau di culik sama om-om.

Lucu. Batin Lio.

"Hiks...hiks...hiks." Tangis Dara, sesenggukan.

Loh loh, kok nangis sih, gimana ini haduh bingung gue. Batin Lio kebingungan.

DARA POV.

Gue nggk tau harus bagaimana, kecuali hanya menangis, gue takut kalau di culik gue masih mau ikut sama orang tua gue dan Kakak gue.

Gue nggk mau melihat seseorang tersebut, gue hanya menutup mata dengan kedua tangan gue.

Tiba-tiba, ada yang memeluk dan nenangin gue, gue tentu saja terkejut bukan main.

"Gue, Lio." Kata Lio, sambil memeluk Dara dengan erat.

Gue hanya bisa melongo, gue masih belum bisa ngomong apa-apa selain hanya diam, setelah beberapa menit gue mulai tenang dan gue melepas pelukannya lio.

"Ke...kenapa, kak lio ada disini?" tanya Dara, keheranan.

Iyha ya, kenapa gue ada disini, jalan ini kan jauh dari rumah gue. batin Lio.

"Pulang." kata Lio jujur, memang lio mau pulang.

"Oh...." balas Dara.

AUTHOR POV.

Setelah percakapan tadi, mereka tidak ngobrol lagi, sampai lio melihat dara yang wajah dan bibirnya pucat sekali, merasa kasihan, Lio pun memeluk Dara lagi, untuk membuat tubuh Dara sedikit lebih hangat.

"Kak." kata Dara kaget.

"Diam." balas Lio, masih dengan sifatnya yang cuek.

"Tapi....." belum selesai ngomong perkataan Dara, sudah disela dengan lio.

"Gue nggk mau lo sakit." balas Lio.

Dara hanya bisa diam, dan kaget tentang apa yang barusan terjadi padanya, Dara tidak bisa berfikir apa-apa, kecuali hanya mengikuti ucapan Lio.

Setelah menunggu terlalu lama, hujan pun berhenti hanya menyisakan genangan air, dan beberapa tetes air yang masih turun.

"Kak?" kata Dara, yang masih di peluk Lio.

"Hmm...." balas Lio.

"Hujannya udah berhenti Kak." ucap Dara, kemudian melepas pelukan lio.

"Hmm...." balas Lio, dengan dehem'annya.

"Makasih ya Kak?" kata Dara.

"Untuk?" kata Lio.

"Karena Kakak, sudah nolongin gue." balas Dara.

"Oke." kata Lio.

"Yaudah Kak, gue mau pulang sudah malam nanti di cari sama kakak gue." kata Dara.

"Ya ampun, Kakak gue?" kata Dara lagi, sedikit teriak.

"Kenapa?" balas Lio, heran.

"Gue, boleh pinjem hanphone Kakak nggk?" kata Dara.

"Buat?" kata Lio.

"Buat telphone kakak gue, soalnya hanphone gue lowbet, jadi nggk bisa buat hubungin dia."kata Dara, sedikit takut.

"Terus?" kata Lio.

"Ya, terus buat jemput gue dong kak." balas Dara kesal.

"Oh....." kata Lio.

"Mana hanphonenya?" kata Dara, sambil njulurin tangannya.

Bukannya di kasih, tangan dara langsung di pegang dan di tarik oleh Lio, untuk ikut pulang sama dia.

"Bareng gue." kata Lio, sambil ngasi helm yang ada di belakang sepeda motornya.

"Tapi....." kata Dara, ucapannya di sela sama Lio lagi.

"Naik." balas Lio.

Dan lagi-lagi Dara hanya pasrah, dan nurut apa yang di katakan oleh Lio, setelah Dara naik Lio belum menjalankan sepeda motornya.

"Kenapa Kak?" tanya Dara heran.

"Pegangan." kata Lio.

Merasa tidak ada perubahan, Lio langsung berkata pada Dara.

"Cepetan." kata Lio, lagi dengan penekanan.

Kemudian, Dara mengikuti perkataan yang di ucapkan Lio.

"Nanti kasih tau, dimana arah rumah lo." kata Lio.

"Oke." balas Dara.

Setelah itu Lio pun melanjutkan motornya dengan kecepatan rata-rata.

*
*
*
*
*
*
*
*
*

#Happy reading.💚💚
#Selamat membaca.💕💕
#Jangan lupa vote dan comment ya.🐢🐢

AdelioAdara (COMPLETED)♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang