Lan Xichen menemukan dirinya di tempat tidur saat dia membuka matanya. Dia masih mengenakan jubah yang sama dari kemarin juga sedikit kotor.
Teringat sesuatu, dia memeriksa lukanya dan tentu saja, sepotong kain yang digunakan Jiang Wanyin masih berada di sana. Mereka pasti diselamatkan tidak terlalu jauh dari sekarang.
Jari-jarinya yang ramping menjangkau ke atas kepalanya dan merasakan pita sutra yang diikat tidak terlalu longgar di kepalanya pun tidak terlalu kencang.
Saat Lan Xichen berhadapan dengan cermin, dia samar-samar dapat melihat ujung pita dahi di belakang kepalanya yang diikat dalam yang tampak seperti pita ganda.
Lan Xichen tahu dia yang sudah memberikan pita dahinya kepada Jiang Wanyin, namun itu dikembalikan kepadanya. Dia tanpa sadar melepaskan ikatan jubahnya dan melihat pakaian ungu yang berubah menjadi perban, tapi kecewa saat pita yang dibuat Jiang Wanyin hilang, digantikan oleh simpul sederhana yang rapi.
Desahan kecilnya memudar di udara, digantikan oleh dentuman keras pintu yang terbuka.
"Kakak, kau sudah bangun."
Lan Wangji memegang baskom dan kain basah sementara di belakangnya ada Lan Qiren.
Lan Xichen langsung mengerti.
Lan Wangji secara pribadi merawat kakaknya dan mengganti pakaiannya, tapi yang lebih tua sudah bangun sebelum dia bisa melakukannya.
"Bukankah sudah aku katakan untuk menghabiskan waktumu bersama adik ipar, Wangji," Lan Xichen berkata.
Suasana hati Lan Wangji secara alami terangkat saat nama Wei Wuxian tersebut, dan juga kekasihnya disebut saudara ipar.
"Ya, tapi kami mendengar tentang situasi terkini, itu sebabnya kami bergegas kembali."
Lan Xichen mengerutkan bibirnya, tahu sepenuhnya bahwa adiknya setengah berbohong.
Lan Wangji dan Wei Wuxian jelas pergi untuk menyelidiki tentang serigala itu juga. Namun demikian, Lan Xichen tetap diam dan hanya tersenyum lembut, dia mengenakan jubah bersih yang baru.
"Xichen, kau harus berterima kasih pada Nona Muda Yin itu. Jika bukan karena dia, kami tidak akan bisa menemukan kalian berdua dan adikmu secara pribadi menggendongmu sepanjang jalan kembali."
Nada suara Lan Qiren sangat senang. Sepertinya dia membanggakan tentang putrinya, tapi Lan Xichen memiliki pemikiran lain dalam benaknya. Dia menatap adiknya yang diam-diam mengawasinya.
"Wanyin?"
Alis Lan Qiren berkedut saat berbicara, tapi tidak mengatakan apa-apa.
"Pemimpin Sekte Jiang kembali ke Lotus Pier."
Lan Xichen mengangguk penuh terima kasih dan menoleh ke pamannya, "Tolong sampaikan terima kasihku kepada Nona Muda Yin, Paman."
Ekspresi Lan Qiren berubah cerah, "Tidak perlu. Kau akan membalasnya seumur hidupmu."
Dan entah bagaimana, jawaban pamannya sama sekali tidak terdengar bagus. Lan Xichen menoleh ke arah adiknya, tapi ternyata yang lebih muda juga sama bingungnya.
Melihat ekspresi keponakannya yang kebingungan, Lan Qiren membalikkan punggungnya.
"Cepat dan temui kami di samping Jingshi."
Lan Xichen bahkan lebih bingung. Kamar di samping Jingshi, kamar Lan Wangji, adalah kamar mendiang ibu mereka.
Melihat adiknya yang meletakkan baskom di atas meja dan meminta undur diri, dia hanya bisa menghela nafas tanpa daya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MDZS-XICHENG UNITITLED (RAW/UNEDITTED) [√]
FanfictionBUKU INI MEMILIKI BANYAK KESALAHAN :) Kehidupan Wei Wuxian dan Lan Wangji sudah diperbaiki, jika itu ada, mungkin mereka hampir sempurna (Tidak ada yang sempurna). Jadi bagaimana dengan Jiang Cheng dan Lan Xichen? Bagaimanapun juga, bukankah itu sem...