Ch. 9

2.7K 329 77
                                    

Dunia sihir dan seisinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

Manor itu memiliki delapan kamar semua terletak di lantai dua, beberapa dengan aksen hijau-hitam, ada pula yang berwarna coklat dengan aksen merah. Pada pintu hanya ada papan kosong yang seharusnya terdapat nama sang pemilik kamar. Lexie dan Snape memilih kamar yang bersebelahan.

Sore itu mereka hanya sempat memeriksa lantai dasar dan lantai dua, masih ada lantai tiga dan ruang bawah tanah.

"Sekarang waktunya mandi," kata Snape saat mereka selesai menyisir lantai dua "Nanti pukul tujuh makan malam di ruang makan".

Sampai dikamar Lexie membuka kopernya, memindahkan pakaiannya ke lemari yang kosong. Dia menempati kamar yang bernuansa merah coklat, itu terlihat lebih Gryffindor, sepreinya berwarna merah dengan kasur yang berukuran besar, tiang penyangga kelambunya berwana cokelat dan kelambunya sendiri keemasan, serta sebagian besar perabotnya berwarna coklat.

Setelah mandi dan berganti baju, Lexie mulai menjelajahi kamar itu, di sebelah tempat tidur terdapat meja yang mengandung beberapa laci, dia mulai membukanya satu persatu. Laci-laci itu nyaris kosong kecuali sebuah papan kayu dengan tulisan yang diukir, terbaca RODERICK PRINCE.

Lexie menyipitkan matanya, siapa Roderick Prince?, dia tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya. Selain itu tidak ada apa-apa lagi yang bisa memberi Lexie petunjuk.

Malamnya mereka makan di ruang makan Prince Manor yang terletak di lantai dasar, disini kesannya lebih hangat dengan warna dinding coklat kemerahan -Lexie curiga tidak semua Prince masuk ke asrama Slytherin- meja makannya berbentuk persegi panjang, terbuat dari kayu yang diukir sedemikian rupa sehingga kesan mewah sangat nampak. Kursinya berjumlah dua belas, masing-masing empat di sisi panjang dan masing-masing dua di sisi lebarnya.

Snape dan Lexie duduk bersebelahan di kursi yang ada di sisi lebar, menyantap hidangan yang disiapkan Diggy. Ada daging asap, daging panggang sampai ayam panggang, minumannya beberapa jenis jus. Meskipun banyak, Lexie merasa yakin bisa menghabiskan semuanya.

Mereka mengobrol disela-sela denting pisau dan garpu, "Jadi, ada dua belas anggota keluarga di sini?", Lexie melirik kursi-kursi kosong didepannya sambil melahap daging asap.

"Salah satu buku di perpustakaan seharusnya memuat informasi tentang keluarga ini", jawab Snape, mengiris steak nya.

"Apa ibumu tidak pernah menceritakan tentang keluarganya?", tanya Lexie setelah menelan makanannya. Potongan steak yang ditusuk Snape berhenti di tengah perjalanannya ke mulut, lalu dia meletakkan garpunya, "Pernah, aku kenal beberapa orang, atau- hanya tau namanya saja. Ayah Muggle menyebalkan ku itu tidak pernah mengizinkan kami berkunjung atau dikunjungi", jelas Snape.

Lexie mengangguk-angguk paham, dia mendorong piring daging asapnya yang telah kosong dan mengambil sepotong steak, lalu mulai memotongnya, "Dan tidak pernah dengar tentang Alex?". Akhirnya Snape menelan steak nya, "Tidak, aku belum pernah mendengar tentang dia sama sekali".

Lexie mengangguk lagi menanggapi jawaban Snape, "Kalau Roderick Prince?". Snape menoleh memandang Lexie, "Kau tau darimana?".

Lexie mengangkat bahu, "Kurasa kamar yang ku tempati itu miliknya, aku menemukan papan yang bertuliskan namanya".

"Roderick Prince adalah kakek ku, ayahnya ibuku, dan aku hanya tau dia dan nenek serta kakek dan nenek buyut. Ibuku tidak pernah bercerita apakah dia punya saudara atau tidak", kata Snape, lalu meminum jus nya

Lagi-lagi Lexie hanya mengangguk paham. Steaknya telah habis dan ternyata dia salah, masih ada beberapa makanan lain tapi perutnya sudah menolak makanan-makanan berat itu. Akhirnya hidangannya berganti dengan makanan penutup, berupa puding dan agar-agar.

THE PRINCE | SEVERUS SNAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang