Dunia sihir dan seisinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)
Bulan Juli berlalu, kuali emas di lab bawah tanah itu masih menggelegak, sebelum akhirnya menjadi tenang ketika Snape mematikan api dibawahnya.Tanggal 31 Juli kemarin Lexie dan Snape menghadiri acara ulang tahun Harry yang diselenggarakan di The Burrow. Tidak meriah, hanya saja orang-orang terlihat sangat tidak terbiasa dengan keberadaan Snape di acara-acara macam itu, apalagi acara ulang tahun Harry Potter.
Lexie senang sekali berada di The Burrow, dia sependapat dengan Harry, rumah itu luar biasa, dia bertemu dengan Ron Weasley, dan Weasley yang lain. Dan juga Hermione Granger, Sirius juga datang. Acaranya sangat seru dan dia berkali-kali harus menutup wajahnya karena tersipu malu ketika orang-orang mulai menanyakan tentang hubungannya dengan Snape.
"Ini harus didiamkan satu minggu", ucap Snape, mengamati warna ramuan itu yang telah berubah menjadi lebih pucat.
Lexie yang sedang duduk di kursi sihiran Snape memanyunkan bibirnya. Masa bodoh dengan ramuan. Dia menyadari ternyata dia tidak suka ramuan, padahal dulu dia menyukai apapun yang disukai Snape, termasuk sihir hitam.
Tapi merebus dan memotong tentu saja sangat membosankan dibanding memantrai dan mengutuk bukan?. "Ini liburan kan?", kata Lexie tiba-tiba.
Snape menoleh, "Iya, memangnya kenapa?", dahinya berkerut memandang Lexie.
"Aku ingin mengatakan ini kemarin", Lexie menyelipkan rambut hitamnya kebelakang telinga, "ayo kita jalan-jalan". Meskipun Snape belum menolak Lexie sudah melancarkan jurus mata kucing andalannya.
Snape menghela nafas lantas menunduk sambil memijat keningnya, "Kalau aku Muggle aku sudah menelpon polisi", ucapnya.
"Kenapa?"
"Karena aku tinggal bersama seseorang yang selalu mencoba membunuhku dengan tatapan matanya", dia tersenyum.
"Jadi kita akan pergi?", Lexie melompat berdiri.
Snape tau saat ini akan datang, sejak dia tau Lexie tidak tertarik dengan ramuan. Lagipula Lexie adalah gadis muda yang tentu saja menyukai jalan-jalan, bermain dan sebagainya. "Baiklah", katanya, "Kau mau kemana?".
Lexie langsung berubah menjadi anak manja kalau sedang seperti ini, dia memainkan ujung rambutnya sambil menatap langit-langit ruang bawah tanah, "London!", Ucapnya setelah memutuskan.
Snape terkejut, dia tidak mengira Lexie akan minta pergi ke lingkungan Muggle, "Tempat Muggle?", katanya.
"Iya-, kalau tidak memang mau kemana?", kata Lexie, "Diagon Alley?, kita sudah pernah kesana. Dan meskipun aku suka sihir hitam, aku tidak berminat untuk mengunjungi Knockturn Alley".
Snape mengelus dagunya, "Kau belum pernah ke Hogsmade!".
"Oh benar juga-", ucap Lexie, menggosok hidungnya.
Sejenak senyum kemenangan terulas di bibir Snape- sebelum-
"Tidak tidak tidak-", ucap Lexie, menggeleng dengan alis bertaut. Sedangkan bahu Snape merosot, "Tidak?", katanya.
"Kau mencoba mengalihkan keinginan ku untuk pergi ke tempat Muggle", kata Lexie dengan raut wajah serius seolah sedang membahas strategi perang, "Lagipula Pelahap Maut yang kemarin itu tidak akan mengira kau berada di Tempat Muggle kan?. Kita akan tetap ke London!", lanjutnya bersi keras.
"Baiklah", Snape menyibak rambutnya kebelakang, "Hanya saja aku harus menukarkan uang sihir ku dulu, dan kau juga".
∆
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCE | SEVERUS SNAPE ✓
FanfictionMengambil latar dua tahun setelah perang besar Hogwarts dan kejatuhan Pangeran Kegelapan Seorang gadis tiba-tiba muncul di tengah dunia sihir yang damai, dan mengejutkan semua orang ketika dia benar-benar tau semuanya Namanya Alexie Severus Prince...