Ch 2. Severus Snape

4.1K 545 164
                                    

Dunia sihir dan seisinya
milik J.K Rowling
.
.
.
Selamat membaca


"Apparate?!"

Sirius tersenyum, "Ya, apparate. Kau pasti tau apa itu?"

"Tentu saja" namun wajah Lexie terlihat cemas "Tapi bagaimana jika terjadi splincing?"

Sirius mengerutkan keningnya kearah Lexie, "Splincing?, aku bukan anak kelas enam yang baru belajar apparate, dan selama kau memegang lengan ku dengan benar, tidak akan ada bagian tubuhmu yang tertinggal"

Sirius mengulurkan lengannya kepada Lexie, "kita akan langsung ke gerbang Hogwarts, soalnya di dalam Hogwarts tak bisa apparate, ada mantra penangkalnya. Dan.." dia berhenti saat Lexie yang sudah memegang lengan kirinya menatapnya dengan tatapan 'aku tau semuanya' "Oh bodohnya aku, dan jangan tatap aku seperti itu!"

Sesaat setelah menyelesaikan kalimatnya, Sirius berputar di udara bersama Lexie lalu menghilang dari depan pintu Grimauld Place nomor 12.

∆∆∆

Severus Snape sedang duduk di kursinya di ruang bundar dikelilingi potret kepala sekolah terdahulu, dia mendongakkan kepalanya dari perkamen panjang itu saat anjing besar keperakan berlari menembus pintu ruangannya, lalu berbicara dengan suara Sirius Black.

"Severus.. Er.. kepala sekolah, aku bersama seseorang, kupikir kita harus bicara, izinkan aku masuk"
Lalu patronus itu berubah menjadi asap keperakan dan lenyap.

Severus Snape memijat pangkal hidungnya, sembari menyeringai tipis melihat perbaikan hubungannya dengan 'anjing' itu. Dia merapal mantra patronus pula, lalu berbicara kepada rusa betina keperakan itu
"Katakan kepada Mr. Filch agar membukakan gerbang untuk Sirius Black"
Rusa itu melesat pergi, sang kepala sekolah merapikan perkamen yang berceceran di mejanya dengan sekali ayunan tongkat.

∆∆∆

"Terimakasih Mr. Filch"
Ucap Sirius sopan kepada sang penjaga sekolah sambil melangkah masuk, namun dibalas dengan cibiran.

Sirius tertawa, "Masih kesal dengan kami"

Lexie yang masih merasa mual akibat sensasi apparate untuk pertama kali memaksakan tersenyum, "tentu saja, anda dan teman Marauders anda itu"

Sirius berhenti, menatap Lexie yang sebahu lebih pendek dari dia, "Haruskah aku heran?"

Lexie mengangkat bahu, "Aku rasa tidak, hampir seluruh fandom menyukai Marauders, kalian menyenangkan"

Sirius melanjutkan langkahnya, sambil berpikir gadis ini tau semuanya, benar-benar semuanya.

Mereka berjalan menaiki undakan dan sampai didepan kastil, Sirius tersenyum geli saat Lexie tak henti-hentinya mengatakan 'woooww' karena kagum, menyusuri beberapa koridor, sampailah mereka di patung gragoyle.

Sirius berteriak "Lily!"
Sesaat Lexie meramalkan kedatangan seorang wanita berambut merah dan bermata hijau emerald, namun akhirnya dia menyadari kalau itu adalah kata sandinya.

"Dasar Severus Snape"
Gumam Sirius lalu menaiki tangga dan diikuti Lexie, mereka berputar sampai berada didepan pintu ek, Sirius mengetuknya.

"Masuk"
Terdengar suara berat dari dalam, membuat hati Lexie bergetar. Dia tidak bisa percaya ini, dia akan bertemu Severus Snape! Yang asli!

Sirius membuka pintu lalu masuk diikuti Lexie, "Severus"

Severus Snape sedang berdiri dibelakang mejanya "Sirius"

Lexie hampir tidak mempercayai telinganya, mereka menggunakan nama depan sebagai panggilan!. Bukannya 'anjing' dan 'Snivellus'.
Dia mengawasi Severus Snape, sama, serba hitam, rambut hitam tirai yang berminyak sebahu, tidak se-gagah Alan Rickman, namun tak se-kurus yang ia bayangkan, mungkin berakhirnya perang membuatnya sedikit menikmati hidup.

THE PRINCE | SEVERUS SNAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang