Ch. 8

2.8K 351 40
                                    

Dunia sihir dan seisinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

Sinar matahari pagi yang menembus jendela menara Kepala Sekolah mengganggu Lexie dari tidurnya, ditambah sesuatu yang besar meloncat ke atas kasurnya, sesuatu yang sekarang sedang mengendus pipinya, Lexie pun membuka mata menemukan Kal, kucingnya, setelah mengerjap beberapa kali dia duduk mencoba mengingat hari apa ini

Oh ya, hari ini waktunya anak-anak kembali ke rumah nya masing-masing. Pulang kerumah untuk meninggalkan rumah yang lain yah, begitulah bagi mereka yang menganggap Hogwarts sebagai rumahnya. Dia duduk berusaha mengumpulkan kesadarannya, lalu teringat semalam dimana dia memeluk Snape dan-. Oh Tuhan, apa dia menyatakan cinta nya?. Lexie membelalak lalu menyibakkan rambutnya kebelakang, dan Snape bilang apa? Dia bilang dia juga mencintainya!

Lexie termenung, cinta seperti apa sebenarnya yang dimiliki Snape untuk dia?. Apa Snape sudah menganggapnya sebagai keponakan?, tapi saat di Diagon Alley Snape menganggapnya sebagai wanita.

Dia memeluk Kal atau -menggencet nya, membuat Kal memberontak dan setelah berhasil bebas, kucing itu turun dari kasur, mendelik marah kepada Lexie sebelum menghilang dibalik pintu. Lexie menghela nafas, sebenarnya dia menulis namanya sebagai Prince bukan karena dia ingin menjadi seorang Prince, dia ingin Prince menjadi nama belakangnya karena dia ingin di per-istri oleh Snape! The Half Blood Prince!.

Lexie mendengus putus asa, lalu merentangkan kedua tangannya, menjatuhkan tubuhnya kembali ke kasur dan menggeliat.

"Lexie!", teriak Snape dari kamar sebelah, "Kau sebaiknya segera mandi atau kau akan ketinggalan keretamu!, atau memang sudah tidak berniat naik kereta?!"

Lexie mendengus geli, dia sangat suka Snape yang cerewet daripada saat dia sedang kesal. Saat sedang kesal Snape cenderung diam dan lebih seperti Severus Snape yang dulu, "Iya iya! Aku mandi!!"

Setelah mandi dan berpakaian, dia sarapan bersama Snape di ruang kepala sekolah, tidak banyak mengobrol. Hanya Snape yang bilang kalau dia akan menjemputnya di peron 9¾, masih mempermasalahkan kalau apparate paling hanya memakan waktu beberapa detik saja, tapi Lexie tetap teguh ingin naik Hogwarts Express.

Setelahnya Lexie yang menggendong Kal bergabung dengan anak-anak yang berduyun-duyun pergi menaiki kereta yang ditarik thestral yang hanya bisa dilihat orang-orang tertentu

"Kau bisa melihat thestral-nya?", tanya seorang anak perempuan di telinga Lexie, saat dia baru mau menaiki salah satu kereta, anak perempuan itu mengenakan scarf Gryffindor. "Tidak, dan kurasa aku tidak ingin", jawab Lexie sedikit meringis, sembari berpikir -apa tidak panas memakai scarf disaat seperti ini?

Anak Gryffindor itu mengedikkan bahunya lalu naik mendahului Lexie, lalu Lexie mengikutinya. Kereta yang ia tumpangi diisi empat orang, dua anak perempuan mengenakan scarf Gryffindor duduk didepannya dan anak perempuan yang satunya yang duduk disebelah Lexie tampak sibuk membaca buku, dia menebak kalau anak yang sedang membaca buku ini adalah seorang Ravenclaw. Lexie tersenyum canggung kepada dua anak Gryffindor itu, dan tak mau menyapa -nanti mengganggu- anak yang sedang membaca tadi.

Lima menit kemudian semua kereta sudah melaju berurutan menuju stasiun. Suasana di kereta Lexie sangat canggung, dia berharap dia bisa segera keluar dari kereta ini dan naik Hogwarts Express, bergabung dengan anak-anak Slytherin yang lain

Akhirnya dia sampai di stasiun, dia meletakkan kopernya untuk diangkut petugas, dan dengan kegembiraan yang meluap dia melompat keatas Hogwarts Express, kereta merah dengan asap yang mengepul keluar dari cerobongnya.

Sesaat kemudian saat semua anak sudah naik, Hogwarts Express berangkat menuju London. Setelah memandangi kastil untuk terakhir kali sebelum sebelum kereta membelok, Lexie mulai mencari tempat duduk, dia langsung mencari gerbong yang di isi anak-anak Slytherin.

THE PRINCE | SEVERUS SNAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang