Ch. 22

1.5K 208 19
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

Sirius Black menggenggam erat tongkat di tangan kanannya, tongkat yang dulu sering mengerjai dan mengutuk Severus Snape, kini akan dia gunakan untuk menghajar seseorang yang secara tersirat baru saja mendeklarasikan diri sebagai musuh dari mantan musuhnya itu.

Dia mengambil jalan bergegas dan menghentak keras, meski begitu langkahnya senyap, Chatra tidak akan sadar ada orang yang sudah siap memberi tambahan kutukan kepadanya.

Belum lagi Sirius sampai ke kantor Profesor Telaah Muggle itu, dia mendengar suara langkah kaki dan derak roda di lantai batu. Dia memutuskan untuk bersembunyi di balik dinding, mengintip dan melihat Chatra berjalan menyeret koper di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegangi kepala yang mungkin masih mengeluarkan darah.

Oh- mau coba kabur, batin Sirius, dia berpikir Chatra sangat bodoh sehingga mengira bahwa dia bisa kabur semudah itu.

Lord Black itu menunggu, memasang telinga nya baik-baik berusaha mendengar derak roda koper dan langkah kaki Chatra yang sedang mendekat.

Sirius menyipitkan matanya memperhatikan bayangan profesor bejat itu bergoyang di timpa cahaya obor di sudut koridor -yang semakin memendek tanda bahwa dia semakin dekat.

Dan begitu wajah Chatra muncul dari balik dinding, alih-alih mengutuknya- Sirius langsung meninju pipi guru Telaah Muggle itu, sehingga sisi lain wajahnya menghantam tembok dengan keras.

Rupanya rasa sakit di kepala Chatra yang diakibatkan jatuh dengan posisi terbalik tadi belum hilang, sekarang ditambah dengan darah segar yang mengucur di pelipis kanannya.

Chatra beringsut ke dinding, kakinya tak bisa menahan tubuhnya saat kepalanya bertambah pusing. Namun baru sedetik menyentuh lantai, dia merasakan kerahnya ditarik seseorang dan orang itu mengangkatnya berdiri. Punggungnya dibenturkan ke dinding kastil, terengah-engah- dia mendongak mendapati wajah marah Sirius Black yang terlihat buram.

"Lelaki macam apa kau?!-", geram Sirius di wajah Chatra, "Aku sudah memutuskan untuk tidak memberi tahu Snape tentang perasaan mu kepada Lexie, dan diluar kuasa ku dia akhirnya mendengar hal itu keluar dari mulutmu sendiri-".

Sirius tau dia tidak bisa berteriak meskipun otaknya menginginkan itu, dia melihat wajah Chatra yang di satu sisinya dialiri darah segar dengan perasaan jijik.

Chatra kembali menunduk, bahkan kaki Sirius saja berubah menjadi empat ketika dia memandangnya. Dia harus kabur-, dia harus pergi atau Snape akan membunuhnya, kalau Snape tidak mau, mungkin Sirius akan-.

Sirius menahan kerah baju Chatra lebih erat, saat pria pirang itu menyentak mencoba melepaskan diri.

"Tidak usah mencoba kabur-, aku sudah bilang kepada Severus kalau aku akan membawa mu ke menara Kepala Sekolah, dan aku tidak suka mengingkari perkataan ku-".

Snape tengah menulis di selembar perkamen sambil berdiri, karena Lexie masih setia duduk-diam-menunduk di kursi kebesaran Snape.

Dia telah selesai menggoreskan tanda tangan dan menulis nama terang nya, ketika tiba-tiba pintu ek itu terbuka keras dan seseorang terhuyung masuk kesana, diikuti seorang lagi yang langsung menutup pintu dan menguncinya secara sihir.

Lexie mendongak sekilas kepada Chatra yang kedua tangannya terikat didepan tubuhnya, serta Sirius yang menodong guru Telaah Muggle itu tepat di dada kirinya, lalu dia menunduk lagi.

"Dia mencoba kabur-", sengal Sirius.

Hening sebentar saat Snape memperhatikan Chatra dari jauh, kemudian

THE PRINCE | SEVERUS SNAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang