antara perduli dan gengsi #40

1.2K 105 12
                                    

Setelah mencharger  handphonenya hafidz pun langsung tiduran di sofa dan mulai memejamkan matanya. Hingga kini ia sudah masuk ke dalam dunia mimpinya.

Sementara hana baru saja ia bisa tidur dengan nyenyak tiba tiba tenggorokkannya terasa sangat kering. Ia pun bangun untuk meminum air putih.

Namun saat ia meraba tempat tidur sebelahnya kosong. Ia langsung kaget bahwa hafidz tak ada di sampingnya.

"Ka hafidz belum pulang?" Tanyanya pada diri sendiri.

Ia pun langsung melihat ke arah jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Hana pun langsung mengambil air yang ia sediakan di  dekat meja tempat tidurnya dan ternyata airnya habis. Mau tidak mau ia pun harus ke dapur untuk mengambil air.

Namun setelah mengambil air ia baru sadar bahwa piring piring di atas meja makan dan beberapa piring di wastafel sudah tidak ada.

"Siapa yang cuci?" Gumamnya.

"Kalo ais.. Kesambet apaan tuh anak malem malem rajin.." Gumamnya lagi.

"Apa ka hafidz?" Sambungnya. Hingga membuat ia terdiam seketika cukup lama.

"Ah sudah lah.." Ucapnya lagi. Kemudian berjalan menuju kamarnya kembali.

Namun saat hana berjalan menuju kamarnya ia melihat seseorang yang sedang tertidur di sofa. Hana pun penasaran kemudian berjalan ke arah sofa dengan pelan pelan.

Dan saat ia sudah dekat dengan seseorang itu ternyata orang itu adalah suaminya.

"Ka hafidz.." Gumamnya dengan sangat pelan dan ekspresi kaget. Kenapa hafidz bisa tidur di luar. Padahal hana tidak mengunci kamar. Ia juga tidak menyuruh hafidz untuk tidur di luar malam ini. Dan tiba tiba hana teringat dengan ucapannya tadi siang. "Jangan sentuh saya dengan badan kotor mu itu.." Seketika kata kata itu kembali terngiang di pikiran hana.

Namun langsung buru buru hana pun membuyarkan pikirannya dan kembali berjalan menuju kamar menaru teko yang sudah ia isi penuh di atas meja. Kemudian berjalan ke arah lemari mengambil selimut tebal untuk hafidz. Karna ia hanya menggunakan sarung dan hoodie saja.

Setelah menyelimuti hafidz. Hana pun kembali menatap wajah hafidz. Wajah dimana hana sangat menyukainya. Wajahnya yang terlihat polos dan menggemaskan. Indah untuk di pandang.

"Maafin aku ya bi.. Mungkin kata kata aku terlalu menyakiti kamu.." Ucap hana sambil mengelus kepala hafidz dengan sangat lembut.

"Hati aku bener bener sakit.. Apa karna aku terlalu percaya sama kamu.." Ucap hana lagi  masih sambil menatap hafidz dan hafidz masih tertidur pulas.

"Aku berharap kamu mau bertanggung jawab atas semua yang sudah kamu lakukan bi.. I love you.." Sambung hana. Lalu mencium sekilas kening hafidz.

Kemudian hana pun berdiri dan kembali berjalan menuju kamarnya. Dan tidur.

👣👣👣

Pagi pagi sekali hana sudah masak dan menyiapkan untuk semua sarapan pagi. Setelah masak dan menyiapkan baju kerja hafidz yang ia gantung di depan lemari. Ia pun langsung memesan ojol dan pergi ke pasar.

Tak lupa ia pun memberitahu ais lewat handphonenya bahwa ia pergi ke pasar agar ais tak khawatir dan bingung. Ia juga memberitahu umi bahwa ia ke pasar untuk membeli beberapa keperluan dapur. Hanya hafidz yang tidak ia beri tahu padahal ia melewati hafidz yang sedang tidur di atas sofa. Ia sengaja tak memberitahu hafidz karna memang tujuan utamanya adalah agar ia tak bertemu hafidz sampai hafidz berangkat kerja. Sebenarnya hana ingin membangunkan hafidz agar ia tidak kesiangan namun karna egonya ia pun meneruskan niatnya untuk ke pasar tanpa memperdulikan hafidz.

Ternyata dia jodoh ku ❤ 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang