Zahra bunda Faya sekarang sedang berkumpul dengan ketiga insan dihadapnya siapa lagi kalo bukan Faya Reza dan Vaza . Pasalnya sekarang mereka lagi membicarakan hal yang sangat sangat penting ,entah apa yang penting sedari tadi belum ada yang berbicara sekatapun .
Ingin sekali rasanya Vaza berteriak sekeras kerasnya karna ia benci kesunyian , iya kalo boleh memegang handpone ia tak apa , setiap tanganya mau menyentuh benda pipih selalu mendapat serangan pelototan dan sang Ayah . Reza selalu begitu kepada semua anaknya , katanya biar bisa menghormati orang yang lebib tua ya tidak bermain sendiri .
"Gini , sebenarnya ini hal sudah lamaa sekali ibu mau bicarakan kepada kamu Faya . Reza ,, tapi kenyataanya keadaan selalu tak memungkinkan" Ucap Zahra terhenti diikuti helaan napas panjang.
"Sebelum Faya lahir dibumi ,ibu mempunyai seorang sahabat sejati. Sahabat satu satunya ibu yang ibu punya , dialah yang selalu bersama ibu disuka dan duka ,dia mau berteman dengan ibu ,menerima semua sifat ibu dengan baik hati tidak pernah berburuk sangka . Maka dari itu kami bernadzar ingin menjodohkan keturunan kita suatu saat nanti biar kita tidak hanya terikat sebagai sahabat tapi saudara" Jelas Zahra panjang lebar , .
"Tapi ketika ibu mau menjodohkan kakak kamu Fay , Falih . Putrinya diam diam telah menjalin sebuah hubungan dengan seorang anak pengusaha terkenal dan ada kecelakan yang mengakibatkan mau tak mau mereka harus dinikahkan" Jelas Zahra yang difahami oleh pasangan suami istri didepanya . Vaza yang memang sudah sedikit fahampun hanya mampu mendengarkan.
*****
"Ya nggak lah yakali gua dijodohin sama cewek ,apalagi asal dari cewek itu hihhh ngeri gua" Ucap Seorang dari dalam kamarnya . Sedari neneknya keluar dari rumahnya dan baru saja membongkar sebuah fakta ingin rasanya ia tenggelem di segitiga pemuda .
Ingin kuteriak ,, inginku menangis .
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan cowok yang sedang dilanda rasa awokwkwk ini . Mau tak mau dengan berjalan gontai ia menuju pintu kamarnya untuk membuka dan mencari tau siapa yang berani menganggunya disaat hatinya sedang tak karuan .
"Assalamualaikum wr wb" Ucap seorang itu ,ehh bukan seorang melainkan 2 orang yang tak lain adalah orang tuanya sendiri . Faya dan Reza tau apa yang ada dalam pikiran sang putra saat ini ,makanya mereka memutuskan untuk menghampiri Vaza dan menenangkanya .
"Bun please masa depan kakak masih panjang , kakak nggak mau harus menikah yang bahkan usia kakak baru menginjak 16 tahun bulan kemarin?" Ucap Vaza langsung to the point saat bunda dan ayahnya masuk kedalam kamar.
Reza menghampiri anaknya ,merangkulnya untuk menyalurkan energinya dan berusaha merendam emosi anaknya . "Kak ,ayah tau ,bunda tau ,nenek juga tau . Tapi kak ini nadzar ! Bukankah kakak tau nadzar itu harus ditepati?"
"Yes , iknow kalau nadzar itu nadzar baik" Ucap Vaza acuh tak acuh .
"Kakak bukankan kakak di madrsah sudah pernah diajarkan kalau menikah adalah perilaku yang diwajibkan dalam agama? Apakah itu tak baik?" Sekarang Faya yang ikut berbicara. Iya tak tau apa yang harus ia katakan kepada anaknya .
"Kakak pusing ingin istirahat , ok nanti kakak istikharahkan" Ucap Vaza yang membuat kedua orang tauanya tersenyum bangga .
Sejak kecil keluarga Reza sudah dituntut untuk mengenal agama secara dalam . Bahkan sikesil Vita pun sudah belajar menutup aurotnya.
Update gaesy ! Janji aku tepati ,tapi maaf partnya pendek ,hehhe
Bakal ada 1 extra part lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Cowok Pecicilan (End!)
Romance"Aku benci sama kamu" Kata kata itu yang hampir setiap hari aku teriakan ketika saat bertemu denganmu,kamu yang jail , suka banget ganggu kehidupan orang ,Resse ,tapi entah aku pun tak tau, Tuhan memiliki cara tersendiri untuk membuat hambanya mera...