Kini saatnya jelajah dimulai, aku hanya menunggu pemberangkatan terakhir tiba, sekarang adalah pemberangkatan terakhir ke-2 dan setelah itu tinggal pemberangkatanku dimulai.
5 menit telah berlalu, aku berangkat setelah pemberangkatan kelompok Farel.
Aku hanya melihat kanan kiri pemandangan disini memang sangat indah! Aku menarik napas pelan kemudian Raina mensejajarkan langkahnya denganku dan membuka pembicaraan.
"Lia lo suka sama si Farel? Seriusan?" tanya Raina tiba-tiba.
Aku mengerutkan dahi, bingung dengan pertanyaan Raina.
"Nggak aku gak suka sama Farel, cuma aku sahabatan sama dia." jawabku seadanya.
Raina hanya menganggukan kepala lalu tersenyum sinis.
"Eh kayaknya kita belok ke sini ya?" tanya Tania yang memimpin barisan.
"Iya, kan itu ada tanda panah." ucap Tasya yang berusaha untuk memimpin barisan juga, men-sejajarkan kakinya dengan Tania.
Aku berjalan di barisan ke-2 bersama Raina, aku tak mempedulikan tatapan sinis dari Raina, yang ku pedulikan ialah melihat tanda panah yang ada disekitar pohon-pohon besar.
Tiba-tiba tali sepatuku lepas, aku berjongkok dan segera menalikan sepatuku, aku berusaha cepat namun saat telah menalikannya aku terpeleset tak sengaja menginjak lumpur.
Aku berusaha untuk membersihkan bajuku yang kotor akibat terkena lumpur, namun saat aku melihat ke depan aku tidak melihat seorang pun teman sekelompokku, kini aku panik sendiri karena memang hanya aku yang ada disana sendiri! Hanya sendiri!"Taniaaa."
"Tasyaaa."
"Rainaaa."
Aku berteriak namun tak mendengar sepatah katapun jawaban, rasa takut kini muncul di dadaku, namun aku berusaha untuk tenang dan berjalan mencari anak panah sendiri!
"Heh si Lia mana?" tanya Tasya yang sedari tadi melihat kanan kiri.
"Iya yah dia kemana?" tanya Tania yang mengikuti gerakan Tasya.
"Paling lagi foto-foto, udahlah lanjutin aja perjalanannya napa? Gue gerah nih." jawab Raina tak peduli.
"Gue takut Lia.." ucap Tasya namun terpotong oleh Raina.
"Tasya percaya dikit kek, lagian gak usah khawatir Lia mungkin lagi selfie-selfie, udah ayo jalan!" bentak Raina.
Aku yang sedari tadi menyusuri jalan sendiri merasa takut.
"Ya Allah, Lia harus gimana?"
Aku memeluk badanku sendiri berusaha untuk tetap tenang dan terus mencari anak panah.
"Nah, itu anak panahnya." ucapku senang.
Aku mempercepat langkahku berharap bisa berjalan dengan kelompokku tadi.
Namun sepertinya aku memasuki jalan yang salah! sedari tadi tidak ada anak panah satupun yang ku lihat lagi.
Aku melihat kanan kiri, menelan ludah. Aku mulai merasakan takut kini aku berada di hutan! Sendiri!
Tak bisa kujabarkan ekspresiku sekarang."Toloooong."
"Toloooong."
Hanya itu yang bisa ku ucapkan aku tidak tahu lagi harus bagaimana.
Hari semakin gelap, senja kini telah datang mewarnai awan."Ya Allah gimana ini? Owh iya telepon Farel!"
Tut..tuut..
Namun tak ada balasan dari Farel, pria itu tidak mengangkat teleponku.
Aku bertambah takut, wajah pucat dan keringat dingin telah membasah di sekujur tubuh mungilku."Tolooooong." teriakku sekencang mungkin, namun tak ada jawaban sedikitpun.
Tiba-tiba tanganku bergetar, takut akan keberadaanku yang tengah sendiri!
"Aku harus gimana? Ya Allah tolongin Lia, Lia takut sendirian di tengah hutan kek gini."
Tiba-tiba air mataku terjatuh, aku duduk dan menangis di tengah hutan, aku menenggelamkan kepalaku berharap ada seseorang yang membantuku.Aku terisak menangis.
***
"Anak-anak bagaimana? Sudah semua berkumpul?" ucap pak Panji.
Ya, semua siswa siswi Gradula telah sampai di tenda kecuali Aku!
"Udah paaak." serempak siswa siswi Gradula.
"Oke, semuanya boleh istirahat sekarang!" ucap pak Panji.
"Eh kemana tuh si Lia? Dia belum balik?" tanya Tania.
"Gue gak tau ah." ucap Raina sinis.
"Gimana kalo si Lia tersesat? Kasihan banget tu anak orang." ucap Tasya.
"Udah ah gue males bahas soal si Lia!gue mau ke Ninda." balas Raina lantas pergi menuju tenda Ninda.
"Ninda." ucap Raina yang tengah masuk ke tenda Ninda.
"Apaan? Lo ngapain kesini?" ucap Ninda.
"Salsa mana?"
"Sejak kapan lo peduli sama tu anak?" ucap Ninda melihat ke arah Raina yang tengah duduk.
Raina hanya menghela napas dan menghembuskannya pelan.
"Bukan gitu Ninda! Jadi tadi si Lia ngilang gue gak tahu kemana." ucap Raina.
"Ilang? Lo seriusan?" ucap Ninda so kaget.
"Iya gue gak tahu tu orang kemana! Biarin aja sih, si Farel kemana ya? Kok nggak muncul-muncul dia?" ucap Raina membicarakan topik baru.
Ninda hanya menggeleng kepalanya pelan dan melangkah keluar.
"Gue keluar dulu." ucap Ninda yang baru saja keluar dari tenda, Ninda tersontak kaget melihat pria tampan yang ada dihadapannya yang sepertinya mendengarkan pembicaraanya dengan Raina.
"Lo bilang apa tadi!"
"Ngg..nggak gue nggak bilang apa-apa." jawab Ninda yang sepertinya takut.
Raina yang mendengar suara bising keluar dari tenda, Raina terkejut bukan main!kini pria tampan yang ia kagumi ada dihadapannya, namun bukan yang seperti ia inginkan! Pria itu memasang muka penuh kemarahan!
"Jawab gue dimana Lia!"
Raina tersontak kaget mendengar perkataan Farel.
Ya, siapa lagi kalo bukan sahabatnya yang selalu peduli dengan Lia.
"Gu..gue nggak tahu." jawab Raina.
Mata Farel menyorot tajam melihat Raina yang kini tengah terdiam.
Farel hanya menggelengkan kepalanya dan mendengus kesal, Farel melangkahkan kakinya satu langkah di depan Raina.
"Kalo sampe Lia kenapa-napa, gue gak akan pernah maafin lo!" bentak Farel lalu beranjak pergi.
Farel pergi dengan perasaan sendu, Farel membuka ponselnya ada satu panggilan masuk yang tidak terjawab dan itu adalah panghilan dari ' Lia '
Farel menatapnya dengan mata terbuka sempurna, ia berniat untuk mencari Lia sekarang, namun sebelumnya ia menelpon ponsel Lia namun tidak diangkat!
Farel langsung mencari Lia, tidak memberitahu guru karena akan memakan waktu lama.
"Lia tunggu gue, gue janji bakal nyelamatin lo! Tunggu ya My estrella!"
TBC
Assalamualaikum wr.wb
Semoga tambah suka sama cerita 'Estrella'
Menurut kalian siapa yang bakal nyelamatin Lia?
Jangan lupa ya vote and coment nya!
Wassalamualaikum wr.wb
KAMU SEDANG MEMBACA
ESTRELLA ( ON GOING )
Teen Fiction( TIDAK ADA JALAN YANG LURUS TANPA ADANYA TIKUNGAN ) Rank: #Estrella 1 "kamu janji kan akan selalu ada di samping aku?"~ Farel "Iya aku janji."~Lia "Kamu janji ya Lia selalu suka sama aku."~Vino "?" ~Lia Sebuah kisah Angelia Fredela Audrey yang bers...