Dimana?

24 8 10
                                    

Bel pulang telah berbunyi semua siswa siswi kelas 11 IPA berhamburan keluar kelas, tidak denganku yang sedari tadi duduk menunggu Farel mengajakku untuk pulang bareng.

"Lia cepetan pulang lo ngapain dari tadi diem mulu di bangku, kek patung." ucap Salsa dengan kekehan kecilnya.

"Yuk Say!" ucap Nova, iyalah Nova masa Farel yang mengatakannya. Tidak mungkin!

Vino segera berjalan menuju arah bangkuku sambil menggendong tas di pundak kanannya, terlihat cool.

"Lo bucin mulu di sekolah. Udah sana!" usir Vino sambil menepis tangan Nova.

Aku hanya memperhatikan mereka, menunggu Farel menghampiriku dan mengajakku pulang bareng. Namun, aku menatap Farel yang melenggang pergi begitu saja tanpa menatapku! Aku segera berdiri dari kursi.

"Farel." ucapku.

Farel melihat ke arahku di ikuti dengan tatapan Vino, Salsa, dan Nova yang menatap ke arah Farel.

"Tungguin Lia." ucapku kemudian beranjak mendekati Farel.

Farel segera berjalan di depan, aku menuturi Farel dari belakang sedikit berlari.

"Lia." teriak Vino, ia menatap ke arah Nova dan Salsa sebentar lalu berlari.

Sedangkan Nova dan Salsa hanya saling tatap.

"Yuk!" ajak Nova dibalas anggukan dari Salsa.

"Rel tetep fokus ke depan, gak boleh liatin Lia! Jangan sampe Lia pulang bareng, move on Rel move on!" batin Farel

Akhirnya langkahku sekarang sejajar dengan Farel meskipun sepertinya Farel mempercepat langkahnya. Ada apa dengan Farel?

"Farel, Farel kenapa?" tanyaku mencoba untuk membuka suara.

"Ada urusan." ucap Farel lalu menuju parkiran dan menaiki mobil hitamnya, membiarkan aku berdiri di tengah parkiran dalam cuaca panas yang terik.

Vino melihat kanan-kiri, ia kemudian melihat aku yang sedang berdiri di tengah parkiran.

"Lia." teriakan Vino berhasil membuatku membalikkan badan dan menatap ke arahnya. Aku segera memasang muka biasa, entah kenapa untuk sekarang jantungku tidak berdegup cepat lagi di depannya. Aku juga tidak tahu.

Vino menarik tanganku kemudian mengajakku untuk pulang bersama, ia menuju motor lamanya dan mulai menyalakannya.

"Yuk!" ajak Vino.

Aku hanya menganggukan kepalaku kemudian akan memakai helm yang diberikan Vino. Aku tidak percaya, bahwa ini adalah pertama kalinya aku menaiki motor Vino! Pertama kali.

Aku mencoba untuk meng-klop kan helmku, namun itu ternyata tidak mudah. Vino yang sedari tadi melihatku mengotak-atik helmnya segera membantuku memakainya, kini aku dibuat kaget saat Vino memakaikan helm ke kepalaku.

"Gila! Sahabat gue bisa romantis juga ya say!" ucap Nova diseberang sana yang terlihat antusias.

Salsa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian berjalan terlebih dahulu ke parkiran.

"Saaaaay!" teriak Nova yang baru saja menyadari kepergian pacarnya.

Teriakan itu membuat aku dan Vino tidak bertatapan lagi, aku tersenyum tipis ke arah Vino kemudian dibalas oleh Vino dengan senyuman tipis juga. Setelah itu Vino memanaskan mesinya dan mulai beranjak dari sekolah Gradula.

Sedari tadi aku menghela napas pelan, memikirkan seseorang yang entah kenapa tiba-tiba sikapnya berubah drastis. Aku terus memikirkan Farel, siapa lagi kalo bukan pria yang aku sukai. Aku mencoba untuk mencari ide agar bisa bertemu dengan Farel hingga akhirnya ide yang cemerlang telah ada di pikiranku.

ESTRELLA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang