Surat Cinta

23 16 2
                                    

***
Aku menarik tasku dan memakainya, semua siswa siswi Gradula berhamburan untuk pulang. Aku melihat kanan kiri hanya ada Farel yang sedang memakaikan tasnya ke pundak dengan lemas, aku menatap Farel sendu tidak tega dengan keadaanya sekarang ini.

Aku menghampiri meja Farel, menghibur Farel dengan mengajaknya makan siang di cafe.

"Farel, nanti pulang sekolah kamu ke rumah aku ya." ucapku.

Farel menatapku sebentar dan perlahan mengembangkan senyumnya.

"Iya." ucap Farel lalu pergi meninggalkanku sendiri.

Aku hanya menatap kepergian Farel dengan wajah sedih.
Aku segera berjalan, menyusul Farel dari belakang, namun pria itu sudah menaiki mobilnya tak mempedulikan aku yang berjalan di belakangnya.

"Nggak papa deh yang penting nanti aku bisa buat Farel senyum." ucapku sambil tersenyum miris.

Aku melangkah untuk pulang, namun saat aku melangkah ada secarik kertas di lantai, entah punya siapa.

Aku segera membuangnya namun tanganku terhenti untuk membuangnya saat aku melihat disana ada tulisan "  I Love you Lia."
Aku mengerutkan dahi lalu membuka kertas itu, aku merasa familiar dengan tulisan rapi di kertas ini, ya Farel yang menulisnya.

"I Love you Lia?"
aku merasa terkejut saat melihat tulisan itu. Aku segera menyimpannya di tasku dan beranjak pulang dengan perasaan penasaran.

"Farel suka sama aku?" aku bertanya-tanya dalam hati, entah kenapa aku merasa heran sekaligus bingung dengan Farel, padahal aku menganggap Farel hanya sebagai sahabat, tidak lebih.

****
Farel melemparkan tasnya di atas sofa, membuka tali sepatunya dan segera merebahkan dirinya di atas sofa.

"Farel makan dulu sana." suruh tante Luna.

Farel menatap ke arah tante Luna kemudian kembali menatap ke depan.

"Kenapa hah?" tanya tente Luna yang duduk di sofa.

Farel kemudian duduk dari sofanya dan menunjukkan ekspresi cemberutnya.

"Tante pernah jatuh cinta gak?"

Pertanyaan itu membuat wanita itu tersentak kaget, baru kali ini ia mendengar ungkapan itu dari seorang pria tampan, keponakannya.

Wanita itu buru-buru menyembunyikan sikap terkejutnya, kembali memasang muka biasa saja.

"Pe..pernah." ucap tante Luna sambil menatap Farel yang menatapnya serius.

"Kalo ternyata orang yang disuka sama tante gak peka tante harus gimana?"

Lagi-lagi wanita itu hanya terkejut dengan pertanyaan Farel, ia menelan ludahnya segera mengalihkan pandangannya dari Farel dan segera berdiri, tak memandang Farel yang tengah memperhatikannya.

"Mm.. ya tante sedih." jawab tante Luna.

"Owh, oke." ucap Farel.

Wanita itu membalikkan badanya, melihat sofa yang diduduki Farel tadi, kini pria itu sudah tidak ada di sofa, entah kemana. Wanita itu terkejut melihat keberadaan Farel yang kini telah hilang.

"Ternyata keponakanku sudah mengenal cinta sekarang." ucap tante Luna sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

****

Aku menggulung-gulungkan tubuhku, bingung harus menghibur Farel bagaimana nanti di cafe.
  Jam telah menunjukkan pukul 14.25, aku menggerakan tubuhku, duduk di atas kasur dan membuka resleting tas ku, kemudian mengambil secarik kertas yang aku temukan tadi.

ESTRELLA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang