Aku masih menatap pria itu sampai benar-benar menghilang dari tatapanku. Aku mengembangkan senyumku saat melihat bunga mawar yang diberikan oleh sahabatku saat kecil.
Aku menutup pintu depan, namun aku mendengar suara kak Liora."Huuu...." teriak kak Liora senang lalu melihat ke arahku yang sedang memegang bunga.
"Ka..kamuu dikasih bunga juga?" tanya kak Liora saat melihat aku sedang memegang bunga mawar.
Aku melihat tangan kak Liora, ternyata kak Liora juga membawa bunga mawar, aku tak menyangka hal ini akan terjadi.
Aku menganggukkan kepalaku pelan, saat itu juga kak Liora langsung memelukku erat.
"Yeeey... Kita sama-sama dikasih bunga sekarang, bunganya sama lagi!" teriak kak Liora histeris.
Bi Intan segera berjalan menuju ruang tamu karena mendengar teriakan kak Liora.
"Kenapa non?" tanya Bi Intan.
Perkataan itu langsung membuat kak Liora melepaskan pelukannya dariku, lalu melihat Bi Intan.
Kak Liora mengembangkan senyumnya ia hari ini sangat bahagiaaa!
Bi Intan menatapku dan kak Liora dari atas sampai bawah, namun tatapannya terhenti saat melihat tanganku dan tangan kak Liora sama-sama menggenggam bunga yang sama.
"Kok bunganya samaan?" tanya Bi Intan.
Aku dan kak Liora saling tatap, lalu akan melangkah menuju kamar.
"Non Lia itu bukan dari si Farel kan?" pertanyaan itu membuat langkahku dan kak Liora terhenti, aku mencoba mencerna pertanyaan itu baik-baik kemudian membalikkan badanku.
"Bukan." jawabku.
Aku melanjutkan langkahku yang tadi terhenti, namun lagi-lagi langkahku terhenti. Sekarang giliran kak Liora yang bertanya.
"Emangnya kenapa bi kalo dari Farel?"
Aku membalikkan badan, menatap Bi Intan dengan tatapan cemberut, kemudian Bi Intan akan menjawabnya.
"Jadi papahnya farel it." ucapan Bi Intan terpotong olehku.
"Nggak, nggak papa kok kak, udahlah yuk kita ke kamar." ucapku mencoba agar kak Liora tidak mengetahui tentang papahnya Farel.
Aku menarik tangan kak Liora, menyuruhnya untuk masuk ke kamar. Kini kak Liora tengah sorak-sorak sendiri, bi Intan yang berada di dapur juga mungkin mendengarnya.
Aku menggeleng-gelengkan kepala, lalu menutup pintu kamarku pelan berharap sorakan kak Liora tidak terdengar jelas.
Aku menatap bunga mawar yang diberikan oleh Vino lalu meletakannya di laci, entah kenapa tadi perasaanku sangat gugup, tak bisa berkata apa-apa.
****
Farel tengah mencorat-coret kertas dengan tulisannya, ia mengacak- acak rambutnya frustasi bingung dengan apa yang akan ia persembahkan nanti.
"Puisi? Lagu? Syair? Kata-kata mutiara?" ucap Farel sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
Farel beranjak dari meja belajarnya, mendudukkan dirinya di atas kasur bermotif bola. Ia kini menghela napas panjang, lalu mengotak-atik ponselnya. Ada sebuah notifikasi masuk, ia langsung membukanya ternyata dari Vino.
Vino
Lo besok mau pensi apaan?Farel mengalihkan pandanganya malas untuk membalas sebuah pesan yang tidak penting menurutnya.
Took..tok..
"Rel, ayo makan dulu." teriak tante Luna.
"Iya, sebentar." balas Farel kemudian meraih pintu kamarnya dan segera pergi menemui tante Luna yang sedang berada di ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESTRELLA ( ON GOING )
Teen Fiction( TIDAK ADA JALAN YANG LURUS TANPA ADANYA TIKUNGAN ) Rank: #Estrella 1 "kamu janji kan akan selalu ada di samping aku?"~ Farel "Iya aku janji."~Lia "Kamu janji ya Lia selalu suka sama aku."~Vino "?" ~Lia Sebuah kisah Angelia Fredela Audrey yang bers...