Hukuman

45 19 0
                                    

Setelah itu saatnya masuk ke kelas, aku hanya menatap kotak kado dengan penuh gembira dan kita semua berjalan menuju kelas yang masih di dekor dengan balon-balon dan pita, namun sebelum kita masuk ke kelas guru yang terkenal paling galak meneriaki semua murid kelas 11 IPA membuat aku dan Farel terkejut..

"Kelas 11 IPA!" seru pak Herman dengan suara lantangnya membuat semua teman-temanku melirik ke belakang.

"Iya pak?" ucap semua secara bersamaan.

"Siapa yang buat kelas jadi ada bolan-bolannya sama pita!" ucap Pak Herman.

"Balon-balon pak." ucap kita semua yang mendengar perkataan Pak Herman salah.

"Iya udah mau bolan-bolan kek mau balon-balon kek yang penting siapa yang udah ngedekor kelas kayak anak kecil?" bentak Pak Herman.

Kami semua terdiam dan tertunduk mendengar perkataan pak Herman.

"Siapa!" bentak Pak Herman.

"Astagfirullah, siapa!" ucap pak Herman kembali.

Semua teman-temanku hanya terdiam.

"Sa." ucapku terpotong oleh suara agak serak.

"Saya pak."

Ternyata itu adalah suara Farel.

"Fareeel, sekarang juga kamu keliling lapangan 20 kali!!!" bentak pak Herman.

"Iya pak." ucap Farel lalu pergi ke lapangan.

'kasihan Farel, harusnya aku yang di hukum bukan Farel'

"Kenapa kalian masih disini? Mau bapak hukum semuanya!" ucap pak Herman.

"Nng..nggak pak." ucap teman-temanku lalu masuk ke kelas.

"Ayo mulai belajar!" ucap Pak Herman.

"Iya pak." jawab semua teman-temanku.

Kemudian Farel masuk kelas, mungkin telah selesai keliling 20 putaran di lapangan.

"Kamu ngapain masuk?" tanya Pak Herman.

"Mau belajar pak." jawab Farel polos.

"Gak, kamu gak boleh masuk pelajaran bapak!" bentak Pak Herman.

Aku yang hanya memperhatikan Pak Herman berkata:

' Tapi pak '

"Diam! Gak ada yang nyuruh kamu bicara!" bentak Pak Herman kembali.

"Udah sana kamu berdiri di lapangan atau mau bapak tambah hukumannya?" ucap Pak Herman.

"Nggak pak, tapi pak gak baik marah-marah terus emm.. kalo bapak mau marah marah ke saya aja pak jangan ke Lia, soalnya.."  ucap Farel.

"Berisik Fareeeeel!"
Teriakan Pak Herman membuat aku dan teman-temanku menutup telinga.

Lalu Farel pergi menuju lapangan.

"Kasihan ya si Farel." ucap teman sebangku ku, Salsa.

"Iya Sa, padahal ini semua salah aku." ucapku.

1 jam telah berlalu, kini saatnya aku dan semua temanku istirahat...
  Aku berjalan menuju kantin, namun saat aku melihat ke arah lapangan ada Farel dan Pak Herman yang sedang memarahi Farel.

Aku akan menghampiri Farel, namun sebelum itu Farel melihat ke arahku, Farel melambaikan tangan kanannya tanda melarangku untuk menuju ke tengah lapangan.

"Kenapa?" ucapku pelan.

"Fareeeel, tangan kamu kenapa hah?" ucap Pak Herman.

Aku mendengarnya karena jarak antara Farel dan aku tidak terlalu jauh dan suara Pak Herman yang begitu lantang.

ESTRELLA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang