Hampa

47 13 15
                                    

Aku berjalan menuju kelas 11 IPA melewati koridor-koridor yang ramai oleh siswa siswi Gradula.
  Aku memasuki kelas, memandang satu per satu siswa siswi di kelas namun aku tak melihat Farel disana, yang kulihat hanya bangku Farel yang kosong sedang diduduki oleh Fahri, siswa kelas sebelah.

"Farel mana?" tanyaku saat menghampiri Fahri dan Angga yang sedang asik mengobrol.

Kini Angga menatap kearahku dengan tatapan bingung.

"Lah gue kira lo berangkat bareng Farel." jawab Angga.

"Iya Lia, gue juga suka lihat kalo lo suka berangkat bareng Farel. Kemana-mana pasti bareng Farel." ucap Fahri ikut-ikutan.

Aku menunjukkan muka kecewaku, jawaban yang tak diinginkan berhasil terdengar di telingaku.

"Owh yaudah, makasih." ucapku lalu berjalan menuju bangkuku.

Pelajaran kini dimulai, bu Siska mulai mengabsen satu per satu nama siswa siswi di kelas.

  "Angelia."

"Hadir bu."

  "Angga."

"Hadir."

  "Bunga."

"Hadir bu."

  "Citra."

"Hadirr bu."

  "Farel."

Semua mendadak hening tak ada yang menyaut, bu Siska menyapu pandanganya ke semua isi kelas.

  "Farel kemana?"

"Gak tahu buu, pindah sekolah kali dia." ucap seorang siswa di kelasku.

"Owh iya Lia, Farel kemana?" tanya Salsa.

"Nggak tahu."

     "Berarti Farel alfa ya." ucap bu Siska.

Semua telah bu Siska absen, hanya Farel yang ditulis 'alfa' dalam buku absensi Bu Siska.

Neet... Neeet....

Suara yang diinginkan semua siswa siswi Gradula terdengar, membuat semuanya segera berhamburan pergi ke kantin.

Berbeda denganku, aku hanya diam tak berkata sedikitpun. Menenggelamkan wajahku di kedua tanganku.

"Lia." sapa Salsa sambil memegabg tanganku, aku mendongakan kepalaku menatap muka Salsa.

"Kantin yuk!" ajak Salsa sumringah.

Aku hanya menggelengkan kepalaku cepat.

"Yah lo mah gak as.." ucapan Salsa kini terpotong oleh suara sedikit serak.

"Sa." sapanya.

Aku dan Salsa membuka mata sempurna, melihat keberadaan pria itu di samping Salsa. Ya, Nova.

"Ke kantin yuk!" ajak Nova.

Aku menatap Salsa yang kini senyum-senyum sendiri kemudian mereka pergi dari hadapanku.

"Lia."

Ucapan itu membuatku tersontak kaget saat melihat pria tampan yang berada di sampingku.

"Si Farel kenapa alfa?" tanya Vino, ya Vino yang menyapaku.

Aku menggeleng-gelangkan kepalaku cepat dan menundukkan kepalaku, seperti Salsa, Vino mengajakku untuk ke kantin namun aku menolaknya. Hari ini memang sepi tanpa kehaduran seorang Farel!

Vino segera meraih tanganku, menggemnggamnya erat kemudian menarikku ke kantin, meminta aku duduk di sebelahnya dan memakan makanan yang baru saja ia pesan, Bakso.

ESTRELLA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang