Salsa masih menatapku dengan tatapan tak percayanya lalu kembali berbicara.
"Ka..kamuu, kamu pa..carnya Vino?" ucapan Salsa membuatku heran.
Aku mengernyutkan dahi kemudian menjawab pertanyaan Salsa barusan.
"Nggak aku bukan pacarnya Vino, kita cuma sahabatan doang." jawabku jujur.
Salsa menatap ke arah Vino yang tengah tersenyum ke arahku kemudian menatapku kembali.
"Gu..gue.. kira Vino sukanya ke Ninda. Dan gue kira lo udah tahu kalo si Vino suka ke Ninda ja..jadi tadi pagi gu..e bilang ke lo, Jangan pura-pura bego. Ternyata Vino sukanya sama lo." ucap Salsa sembari membuka matanya sempurna.
Aku sedikit terkejut mendengar perkataan Salsa, kenapa Salsa bilang kalo Vino suka sama Ninda?
"Nanti gue ceritain." ucap Salsa yang segera menatap ke depan, kembali fokus melihat Vino.
Hatiku sedari tadi bertanya-tanya kenapa Salsa bilang kalo Vino suka sama Ninda? Rasanya hatiku berdegup sangat cepat.
Aku menatap ke arah Vino kemudian pria itu pergi dari hadapan semua..
****
"Oke anak-anak sekarang kita sambut peserta dari Pentas seni." sorak pak Herman. Semuanya bertepuk tangan, saat ini adalah penyerahan hadiah dari guru untuk peserta terbaik di siswa siswi yang mengikuti pensi.
"Riaan... Farel... Vino... Fahri... Bunga... Intan... Tania." sambung pak Herman.
Aku menatap ke arah Farel dan Vino secara bergantian, mereka tengah memberi senyum yang manis untukku. Hatiku rasanya bingung untuk memilih di antara mereka.
"Siapa ya juara 1 nya?" ucap Salsa yang terus menatap ke depan.
Aku tak menjawabnya, karena fokus menatap Farel dan Vino. Salsa melihat ke arahku yang tengah menatap ke depan kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Juaraa pertama jatuh kepadaa... Saudara Fareeeeel." sorak pak Herman, kali ini sangat kencang.
"Huuuuuuuuuuuuuuu." ucap semuanya riang.
Lalu pak Herman memberikan sebuah kotak kado entah berisi apa.
Aku menatap Farel kemudian tersenyum senang mendengarnya, dalam hal ini Farel memang jagonya.
"Juara kedua jatuh kepada..... Saudara Vinooo." sorak pak Herman kembali.
"Huuuuuuuuuuuuu." serempak siswa siswi Gradula senang.
Kini aku menatap ke arah Vino, senang dan bahagia melihat dua sahabatku yang sangat hebat bagiku.
Pak Herman memberikan hadiah kembali.
10 menit kemudian penyerahan hadiah telah berakhir kini saatnya siswa siswi Gradula untuk pulang ke rumah.
Aku beranjak dari ruang pentas kemudian berjalan menuju parkiran, menunggu Farel.
Aku melihat kanan kiri, Farel belum keluar juga aku memutuskan untuk membuka tasku kemudian mengambil gantungan beruang yang diberikan Vino.
Aku memegang gantungan beruang itu menatapnya dengan senyuman, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku.
"Lia." ucapnya.
Aku tersontak kaget, ia duduk di sampingku. Ya, dia adalah Vino.
"Kenapa kaget?" ucap Vino sambil melihat ke arahku yang menatapnya lama.
Lamunanku membuyar, tersadar bahwa ada Vino di sisiku. Entah kenapa jantungku berdebar cepat kembali, rasanya sangat gugup jika berada di dekat Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESTRELLA ( ON GOING )
Teen Fiction( TIDAK ADA JALAN YANG LURUS TANPA ADANYA TIKUNGAN ) Rank: #Estrella 1 "kamu janji kan akan selalu ada di samping aku?"~ Farel "Iya aku janji."~Lia "Kamu janji ya Lia selalu suka sama aku."~Vino "?" ~Lia Sebuah kisah Angelia Fredela Audrey yang bers...