Bunga Mawar

28 13 4
                                    

Aku berjalan ke luar kelas menuju Lapangan, mengikuti siswa siswi yang antusias. Sepertinya akan ada pengumuman.
Aku berdiri di samping Salsa, fokus menatap ke depan. Cuaca sekarang sangat panas.

Aku mengibas-ngibaskan tanganku, tetap fokus ke depan.

"Assalamualaikum anak-anak!" seru pak Herman.

"Waalaikumsallam pak!" serempak siswa siswi Gradula.

"Oke maaf bapak kumpulkan di Lapangan, ini karena nanti besok kita akan mengadakan Pentas Senii." ucap pak Herman bersemangat.

"Huuuuuuy." serempak siswa siswi tak kalah semangatnya.

"Nanti bagi yang mau daftarkan diri kalian ya! Tapi batasnya maksimal, maksimalnya satu kelas itu 3 orang!" ucap pak Herman panjang lebar.

Aku menghela napas, sangat lelah hari ini. Aku masih memikirkan hal yang tadi aku katakan pada Farel! Tapi aku mencoba melupakannya, bersikap biasa-biasa saja.

"Oke paaaaaak!" serempak siswa siswi.

"Sudah cukup,Daftarkan ke Pak Ridwan! Dan sekarang diam barisan jalan!" ucap pak Herman.

"Bubar barisan pak!" salah satu dari siswa komen.

"Iya sudah, silahkan!" ucap pak Herman.

Semua siswa-siswi Gradula kembali ke habitatnya masing-masing. Bercanda ria sambil memikirkan pensi nanti.

"Siapa yang mau ikut pensi di kelas ini?" tanya Sania sambil membalikkan badanya melihat kanan kiri.

Semua fokus melihat siapa yang akan mengikuti pensi, namun belum ada yang mengacungkan tangannya.

"Gue!"

Semua mata tertuju ke arah suara, seorang pria tampan yang baru saja bergabung ke SMA Gradula, siapa lagi kalo bukan Vino.

"Waaaah..." salah satu dari siswi ada yang kagum melihat sikap Vino.

"Terus siapa lagi?" tanya Sania kembali.

"Aku!"

Lagi-lagi semua mata menatap ke arah suara, dan ternyataaa.... Farel.

Semua siswa siswi cuek, biasa saja dengan keberanian Farel terutama Ninda.

"Terus?" sambung Sania.

"Eh bentar-bentar mau apa dia pensi? Mau buat puisi kali karena papahnya yang korupsi!!!" ucap salah satu siswa membuat semua isi kelas tertawa heboh.

Hahahahahha....

Aku hanya menggelengkan kepalaku, bingung harus bagaimana menghadapi semua ini.

Vino berdiri dari duduknya, pria itu menunjukkan ekspresi kesal.

Bruuk..
   Vino menggebrak mejanya keras, membuat tawa semua siswa siswi terhenti.

"Siapa yang bilang si Farel papahnya Korupsi!" ucap Vino membela, membuat siswa siswi membuka matanya sempurna tak percaya dengan tingkah Vino.

"Ma..maaf." jawab salah satu siswa kelas 11 IPA.

"Heh, kalian hargain dikit dong keberaniannya si Farel!" ucap Vino sambil menatap satu per satu siswa dan siswi.

Aku tak percaya Vino akan berbuat seperti ini, padahal tadi di kantin ia cuek ke Farel. Sekarang? Aneh.

Farel menatap Vino, tak percaya ia akan membelanya.

"Heh Vin emangnya lo gak tahu kalo papahnya si Farel korupsi? Ketinggalan jaman lo!" ucap Ninda membuat seluruh siswa siswi menatap Farel sinis.

ESTRELLA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang