Aku menghirup oksigen banyak, mempersiapkan untuk tubuhku yang mulai gugup, kali ini aku benar-benar sangaat gugup! Seriusan!
"Fa..farel." aku mencoba untuk tenang, menatap ke arah Farel membuatku semakin gugup. Kenapa harus se gugup ini?
Farel mengangkat satu alisnya, ia menatapku bingung.
"Ten..tentang su..surat." ucapku, kali ini tanganku mendadak bergetar, aah... Apa aku akhiri saja pembicaraan ini? Apa ini belum saatnya untuk aku mengatakan CINTA padanya? Ya Allah tolongin Lia.
"Surat?" tanya Farel.
Aku menelan ludah dengan susah payah, kembali menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan.
"I..iya surat i..ini." ucapku sambil memberikan secarik kertas kepada Farel, ia langsung membukanya, Farel membuka matanya sempurna ia menatap ke arahku serius.
"Surat ini gak penting Lia." ucap Farel.
Yaah.. hancur sudah harapanku untuk menyatakan cinta pada Farel, tetapi apa salahnya jika aku mencobanya sekali lagi!
"Penting kok!"
"Se..sebenarnya a..akuu." sambungku.
Farel nampak bingung, namun ia ber-ekspresi biasa saja seperti tidak tahu ada hal penting yang akan kubicarakan. Mengenai perasaan!
Lagi-lagi aku menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri agar tidak gugup di depan Farel.
"Se..sebenarnya aku.." baru aku akan mengatakannya, Farel telah memotongnya.
"Aku tahu kok Lia jawaban dari kamu." ucap Farel yang nampak lesu, aku tak menghiraukan ekspresi Farel, aku merasa senang. Pasti Farel tahu kalau sebenarnya aku menyukainya!
Namun nihil, harapanku hancur setelah melihat Farel beranjak dari kursi dan tak menlanjutkan perkataannya.
"Ke kantin yuk! Dari pada buang-buang waktu, ntar keburu bel masuk lagi." ajak Farel.
Buang-buang waktu? Apa ini yang dimaksud Farel? Apa Farel menolak cintaku yang begitu tulus? Cinta yang begitu luar biasa? Ditolak? Aaah... Tidak, tidak bisa dibayangkan betapa hancurnya hatiku. Aku hanya bisa tertunduk malu, aku telah dipermalui hanya karena cinta! Kali ini aku sangaaat sediiih! Bagaimana coba rasanya ditolak oleh orang yang sangaaat kita cintaaaai! Sedih!
"What? Lia suka sama si anak koruptor?" Ya, disisi lain tanpa sepengetahuanku, ada 3 orang penggosip yang sedari tadi menguping pembicaraanku dan Farel, siapa lagi kalo bukan Ninda, Tania, dan Raina.
"Sayang banget padahalkan mereka cocok!" ucap Raina.
"Woy, Farel itu milik gue! Dia gak cocok sama tu cewe!" bentak Tania.
"Kalian tuh apapaan sih! Diem! Inget apa kata si Vino! Lo lagi pake suka sama anak koruptor!" ucap Ninda.
"Dia ganteng Nin!" ucap Tania.
"Suut... Mereka mau kesini!" titah Ninda, mereka bersembunyi di balik tembok.
Aku menuturi Farel dari belakang, Farel hari ini sepertinya tidak bersemangat, begitupun aku setelah mendengar jawaban darinya.
Aku mengerucutkan bibir, sangat sedih mungkin hatiku saat ini bisa dikatakan seperti pesawat jatuh. Hancuuurrrr.
Eits, meskipun hatiku hancur dan telah disakiti oleh perkataan Farel tadi, gak papa kok aku gak akan nyerah!
"Aku tahu Lia pasti kamu mau bilang maaf sama aku, gak perlu Lia. Kalo kamu gak suka sama aku udah gak usah minta maaf. Aku tahu kamu gak bakal pernah suka sama aku karena aku anak dari koruptor!" batin Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESTRELLA ( ON GOING )
Teen Fiction( TIDAK ADA JALAN YANG LURUS TANPA ADANYA TIKUNGAN ) Rank: #Estrella 1 "kamu janji kan akan selalu ada di samping aku?"~ Farel "Iya aku janji."~Lia "Kamu janji ya Lia selalu suka sama aku."~Vino "?" ~Lia Sebuah kisah Angelia Fredela Audrey yang bers...