Bab 17-Ragu

4.9K 360 33
                                    


Dimas yang tengah berbaring di ranjang kamarnya mendesah kasar. Dipandangi ponselnya yang tengah menampilkan percakapan terakhirnya dengan Ara.

Sudah seminggu berlalu tepat setelah terakhir mereka bertemu. Ara menghindarinya, entah sengaja atau tidak tapi itulah yang dirasa oleh Dimas.

Masih diingatnya dengan jelas, pertemuan terakhir mereka seminggu yang lalu.

Dimas berlari menuju kamar kost Ara setelah menyelesaikan urusannya dengan Hanna malam itu.

"Ra, kamu belum tidur kan...buka pintunya please, aku mau jelasin semuanya" panggil Dimas, berulang kali mengetuk pintu kamar Ara yang tak kunjung dibuka.

"Araa...please"

Dimas tersenyum begitu pintu di depannya terbuka, menampilkan wajah Ara yang terlihat murung.

"Kenapa tadi kamu langsung pergi,kan aku nyuruh kamu nunggu" ucap Dimas.

"Nggak papa, aku cuma laper__kasian nasgornya keburu dingin, ntar jadi nggak enak" jawab Ara, tak mau menatap Dimas

"Ra, kamu masih marah? " tanya Dimas, seraya menuntun Ara menuju kursi panjang yang ada disana.

"Aku bisa jelasin semuanya" lanjut Dimas, saat tak ada jawaban yang terdengar dari Ara.

"Tadi benar__aku makan sama Hanna, tapi sumpah, itu cuma kebetulan_aku nggak sengaja ketemu dia diwarung bakso"

Dimas menatap Ara, gadis itu terus menunduk, memainkan jarinya.

"Tentang pulang bareng_tadi Hanna telpon aku, karena ban motornya kempes_jadi aku jemput dia, karena kita searah"

"Benar, aku pernah naksir dia__tapi itu udah lama Ra, dan__cuma cinta monyet yang nggak perlu dibahas"

"Bukannya aku nggak mau cerita tentang dia ke kamu__tapi menurutku itu nggak penting"

"Ra__jangan marah lagi ya, kamu percaya aku kan? "

Dimas meraih jemari Ara, mengecupnya pelan.

"Ra__"

"Iya,aku percaya"

"Kalau percaya, kenapa masih cemberut gitu mukanya__senyum dong" Dimas mencubit gemas hidung Ara

"Aku ngantuk, om pulang aja"

" oke aku pulang__tapi kamu langsung tidur ya" ucap Dimas, diusapnya perlahan rambut Ara, membungkuk memperhatikan wajah Ara lebih dekat

Dimas yang sudah mendekatkan bibirnya ke bibir Ara, terkesiap ketika gadis itu memalingkan wajah__hingga bibirnya hanya menyetuh pipi Ara.

"Sudah malam om__" ucap Ara, berdiri dari duduknya

"Oh, iya_kalau gitu aku pulang dulu" pamit Dimas, menatap bingung ke arah Ara yang sudah berdiri didepan pintu

"Om__"

"Ya" Dimas yang baru saja hendak menuruni tangga berhenti begitu mendengar panggilan Ara

"Kita sebaiknya jangan ketemu dulu sementara ini,dan__"

"Hah? Kenapa__"ucap Dimas terkejut

"Seminggu ini aku ujian, aku nggak mau diganggu"

Dimas lagi-lagi mendesah, hatinya sungguh kalut. Seminggu sudah ia tak bertemu dengan Ara karena permintaan gadis itu.

Mengejar Cinta Om DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang