Bab 14-Gifari Rahardian

4.5K 259 5
                                    

Setelah merasa cukup jauh dari area sekolah, Ari menghentikan motor Ninjanya dibawah pohon besar yang ada dipinggir jalan. Dengan tangan yang masih terlihat gemetar, Ia buka kaitan helm yang terasa mencekik lehernya.

Huft

Terdengar helaan nafas yang keluar dari mulutnya, Ia tepuk dadanya berkali-kali untuk menetralkan degupan jantungnya yang tak beraturan

Bego, bego, bego..kenapa bisa-bisanya gue cium tu cewek sih, mana ampe bangun lagi ni si otong, bego emang dasar!

Harus bagaimana nanti dia bersikap jika bertemu lagi dengan Ara, sedangkan melihat cewek itu menatap tajam kearahnya saja membuatnya gemetaran, itu ditatap jarak jauh lo, gimana ceritanya coba kalau dari dekat, jangan-jangan nanti ia pipis dicelana

Ari terus saja mengumpati dirinya sendiri didalam hati sejak peristiwa yang ia sendiri bingung kenapa terjadi itu terus saja berkelebatan dipikirannya, peristiwa cium mencium yang terjadi tanpa perencanaan, semua terjadi begitu saja, hanya karena matanya tanpa sengaja melihat bibir merah Ara yang basah, mana bibir tu cewek masih terasa sampai sekarang lagi dibibirnya, manis.

Astagfirullah...

Nah kan, Si otong bangun lagi

Ari segera menarik kaitan helmnya dan menautkannya kembali, Ia harus cepat-cepat sampai rumah dan mandi sebelum celana sekolahnya sobek karena dibawah sana terasa semakin sesak

Tangannya tengah sibuk memutar kunci kontak dan menstater motor Ninjanya saat sebuah motor lewat disampingnya, kepalanya sontak menoleh saat suara orang yang tadi tengah dipikirkannya terdengar, Ara..gadis itu tengah duduk dibelakang seorang pria dengan lengan melingkar diperut pria tersebut

Cih, nempel banget duduknya tu cewek,kayak cicak nempel ditembok

Ari menarik tuas gas motornya, melajukannya dengan kencang. Saat tepat berada disamping motor Ara, ia sengaja memainkan tuas gas sehingga suara bising dari knalpot motornya terdengar memekakkan telinga

***

Setibanya dirumah, Ari langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang yang ada dikamarnya, menatap langit-langit kamar dengan sebelah tangan menutupi kening.

Entah kenapa melihat Ara duduk diatas motor dengan seorang pria membuat hatinya menjadi tak enak, ditambah lagi saat ia menyadari pria yang tengah dipeluk erat oleh gadis itu adalah orang yang sama, pria dewasa yang selalu diberi tatapan memuja oleh Ara tiap kali gadis itu menatapnya

Siapa sebenarnya pria itu, ada hubungan apa Ara dengannya, kenapa Ara terlihat begitu memujanya, mereka saudaraan atau gimana??

"Arrgghh.. Bodo amat, gue nggak peduli, mo tu orang sodaranya atau siapanya juga, bukan urusan gue.. "

" Nggak ada urusannya ama gue, tu cewek bogel mo jalan ama siapa juga,mo dia jadi simpanan om-om kek, simpanan kakek-kakek kek.. "

" Siapa yang simpanan kakek-kakek?"

" Kakak!kebiasaan banget sih! Kalau mau masuk kamar aku ketok pintu dulu kek" Ari bangun dari rebahannya saat kak Galuh, kakak perempuan satu-satunya masuk kedalam kamar

" Kakak udah ketok pintu ya, kamu sih dari tadi ngedumel terus, makanya nggak dengar waktu kakak ketok pintu"

Ari berdecak mendapati kakaknya yang seolah tak acuh dengan ucapannya, malah kini sang kakak terlihat santai memunguti pakaiannya yang berserakan dilantai kamar

" Kamu tu, apa nggak bisa naro baju kotor dikeranjang cucian sih ri, liat nih kamar kamu, udah kayak lapak baju second tau nggak, mau sam.. "

"Ck, iya iyaaaa.. Ntar dech aku beresin, udah sana kakak keluar aja"

Mengejar Cinta Om DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang