Ngg.. Anu..Ada yang nungguin updateanku nggak sih? Nggak ada yaa..
Ok, fine.. Aku lanjut aja
Cek typo yes
______________
Setelah selesai mengikat tali sepatu, Ara segera menuruni tangga yang ada didepan kamar kost. Tangannya membetulkan letak topi warna putih berbandul anting kecil yang dipakainya.
Senyumnya terbit kala netranya menangkap keberadaan Dimas yang tengah mengikat tali sepatu didepan pintu rumah.
"Aku pikir, om Dim udah ninggalin aku" ucap Ara, duduk dikursi yang ada disamping Dimas
"Kamu jadi ikut lari, nggak takut capek?"
"Jadi dong om.. Jangankan cuma lari sore keliling komplek kayak gini, diajak lari sampai pelaminan juga aku mau" ucap Ara seraya mengedipkan mata kearah Dimas
Dimas yang mendengar ucapan Ara berdeham, beranjak dari duduknya.
"Apaan sih, masih kecil juga.. Ayo cepatan, keburu sore" ucap Dimas, melangkah meninggalkan Ara
"Tungguin om, ish.. "
"om, om.. Aku ada dua kata yang mau aku ucapin buat om"
Ara berucap dengan terengah-engah, nafasnya terlihat memburu setelah melakukan lari tiga putaran mengelilingi lapangan yang ada didekat komplek perumahan bersama Dimas
"Apa?"
"Aku sayang kamu" ucap Ara tersipu malu, dengan keringat membasahi wajahnya yang terlihat merah
"Itu tiga kata, syahara.. "
"Dua om.. Kan, aku dan kamu satu" kekeh Ara
"Ehem..siapa yang ngajarin kamu kayak gitu sih" deham Dimas, seraya berjalan pelan disamping Ara
"Kenapa, om Dim nggak suka ya? Nggak romantis yaa.." ucap Ara manja, seraya menarik-narik lengan kaos Dimas
"Hmm" ucap Dimas cuek
"Yah.. Padahal aku pikir bakalan romantis, kayak video yang aku tonton, murid-murid ngegombalin guru.. Trus, si guru tersipu malu dech"
"Ada-ada aja sih kamu.. " Dimas melirik Ara yang tak lagi terdengar celotehannya
"Udah ah jangan bete gitu, ada ice cream tuh..beli yuk"
Dimas menarik Ara ketempat penjual ice cream keliling, menyodorkan es berbentuk kerucut ke arahnya.
"Enak.. Mau lagi? "
Dimas tersenyum mendapati Ara yang terlihat bahagia menikmati ice creamnya. Dibenahi letak topi Ara dan diusapnya keringat yang ada diwajah gadisnya itu.
"Nggak ah, ini aja cukup" tolak Ara, tangannya meraih jemari Dimas dan menautkannya
"Pulang yuk om"
Dimas membalas genggaman tangan Ara, mereka berjalan beriringan dengan tangan saling bertaut.
"Dimas.. "
Panggilan seseorang yang menyebut nama Dimas terdengar, membuat langkah mereka berdua berhenti
Ara dan Dimas sama-sama membalikkan badan, menuju ke sumber suara. Ara tercengang menatap ke arah tangannya yang tiba-tiba dilepaskan oleh Dimas. Gestur pria itu terlihat kaku menatap kearah orang yang kini ada didepannya
"Wah ternyata benaran kamu..aku pikir, aku salah orang "
"Ha-hanna" ucap Dimas tergagap
"Hai Dim..apa kabar? " ucap si wanita seraya mengulurkan tangan kearah Dimas
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Om Dimas
Storie breviGelar playboy santun yang disandangnya mendadak ternodai Bocah berparas malaikat namun berperilaku iblis itu sungguh membuat hatinya ketar ketir Comedy romance tentang cinta beda usia Mature content untuk 17+