Bab-26 (kentang)

5.2K 391 134
                                    

Sebelum baca ketik nama kota kalian disini yuk, siapa tahu kita tetanggaan 😊

Aman dibaca setelah berbuka Puasa!

________________________

Ara mengendap-endap layaknya pencuri yang takut ketahuan,mengintip dari celah pintu pantry ia mencari keberadaan Dimas yang dari pagi belum ia lihat batang hidungnya.

Sejak tragedi tercyduk di rumahnya semalam, Dimas seolah hilang tanpa jejak bahkan ponselnya pun tak bisa dihubungi.

Sebenarnya kemana perginya laki-laki itu.

"Woy! Ngapain sih? "

Ara terkejut mendapati Satria sudah berdiri disampingnya, ikut mengintip dari balik celah pintu pantry.

"Bang Sat!  Astaga.. " teriak Ara seraya mengelus dada,matanya menatap Satria yang juga melihat kearahnya tanpa rasa berdosa.

"Aku tanya kamu ngapain, kenapa malah bangsat-bangsatin orang sih, Ra"

"Lah, kan nama abang emang Satria.. Salahnya dimana coba? "

"Iya, iya..terserah" Satria kembali menatap ke dalam kafe, malas menanggapi.

"Pak Dimas nggak ke kafe hari ini" Satria kembali bersuara walau matanya masih menatap ke dalam area kafe.

"Ya? "

"Kamu--nyariin Pak Dimas kan? "

Ara megap-megap mendapati pertanyaan Satria, sepertinya gerak geriknya terbaca dengan jelas dimata Satria.

"Kamu-- ada hubungan apa sama Dia, Ra? " suara Satria terdengar serak, kali ini ia menoleh menatap Ara yang berdiri disampingnya.

"Ya? "

"Aku tanya, kamu ada hubungan apa sama Pak Dimas? " Satria kembali bertanya, tubuhnya sedikit membungkuk untuk mensejajarkan wajah dengan Ara.

"Itu.. Aku--"

"Hmm, Aku apa? "

"Kalian ngapain?! " Dimas berteriak begitu menginjak area Pantry dan mendapati pemandangan dimana hidung Satria yang nyaris bersentuhan dengan hidung Ara. Pemandangan yang seketika membuat darahnya mendidih.

Cari mati apa gimana ni bocah!  Seenaknya aja nempel-nempelin hidung ke ayang mbebnya.

Ara dan Satria yang mendengar teriakan Dimas sontak menoleh,dapat mereka lihat dengan jelas wajah Dimas yang memerah menatap tajam kearah mereka.

"Om Dim, Aku-"

"Pak Dimas"

"Saya tanya, kalian ngapain? " Dimas memasukan salah satu tangan kedalam saku celana,kemudian berjalan mendekat dengan mata yang masih menatap tajam ke arah Satria.

Ni bocah lama-lama koq ngeselin! Kemarin mau ngajak pulang bareng ayang mbeb, sekarang mepet-mepet.Mau gue mutasi ke Afrika lu tong, bebas dah lu disana kalau mau empet-empetan ama singa! Dumel Dimas, hatinya begitu jengkel melihat wajah Satria yang sekarang juga tengah menatap kearahnya.

"Kenapa kamu liatin saya seperti itu?! "

"Hah? I-itu Pak.. Koq bapak lewat pintu belakang?" Satria tergagap mendengar pertanyaan Dimas yang lebih terdengar seperti bentakan.

Lah, ni orang.. Jutek banget yak.

"Terserah saya dong, mau lewat mana! Mau lewat depan kek, belakang kek, itu urusan saya. Kalau bisa lewat atap, saya juga bakalan lewat atap! "

Mengejar Cinta Om DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang