Bab 30- Kandang harimau

4.1K 296 74
                                    

Yang mesom mana suaranyaaa...
________________________
Kemesuman sebelumnya...

Tanpa kata-kata Ara merangsek naik kepangkuan Dimas,ia berikan usapan  ringan disekitar rahang Dimas yang terlihat mengeras sebelum akhirnya mengecupnya.

"Goyang samba" ucap Ara seraya bergerak pelan diatas pangkuan Dimas.

"Dasar gila" erang Dimas  dengan tangan mencengkeram kuat pinggul Ara yang terus bergoyang.

___________________

Dimas melengguh saat kecupan Ara berganti menjadi sesapan. Jemari kakinya menekuk menahan gejolak gila yang semakin datang.

"Egh.. Ra--" ucapan Dimas berhenti begitu lidah Ara terasa membelai bibirnya. Sapuan hangat dan juga lembut membuat Dimas makin tak karuan.

"fuck! " Umpat Dimas saat lidah Ara semakin bergerilya, mengabsen tiap baris gigi Dimas dan menyapu langit-langit mulutnya. Mengajak lidah Dimas menari kemudian menghisap bibir Dimas yang diakhiri gigitan manja disana.

"Sayang.. Kamu basah" ucap Ara manja, begitu bibir mereka terlepas.

"A-apa? " Dimas gelagapan, fokusnya benar-benar pecah, yang terlihat dimatanya sekarang hanya bibir Ara yang terlihat merekah merah dan... Basah.

Omamake.. Itu bibir apa kue lapis, kenapa ngundang banget pen digigit ya Allah. Rutuk Dimas dalam hati.

"Kamu keringatan, Om. Panas ya.. " bisik Ara, mendekatkan bibir ketelinga Dimas kemudian meniupnya.

"Ra.. "

"Apa sayang"

Ya Tuhan cobaan apa lagi sekarang, kenapa mendengar Ara memanggilnya sayang dengan suara serak sekaligus mendesah seperti itu membuat perutnya mulas,seolah ada sesuatu yang memaksa minta dikeluarkan.

Omamake,jiwa bujang lapuknya meronta-ronta. Benar-benar butuh seseatu untuk menenangkan.

"Berhenti godain aku, Ra.. Aku bisa khilaf" ucap Dimas, ia tangkup wajah Ara agar tak mendekati telinganya.

"Emang Om Dim bisa khilaf..kalau gitu, aku mau dong dikhilafin" ucap Ara lantas membelai bibir Dimas dengan lidah kemudian menyesapnya kuat.

"Khilafin aku dong Om... " kekeh Ara,sesaat melepas sesapannya.

"Kamu... " geram Dimas kemudian menarik tengkuk Ara. Ia kecup bibir Ara kemudian menciumnya rakus. Dimas menghentikan ciumannya pada bibir Ara, kini beralih keleher Ara yang terlihat putih menantang. Ia berikan kecupan-kecupan ringan disana yang membuat Ara semakin liar menggoyangkan pinggulnya.

Ara melengguh, saat sesuatu yang keras menekannya dibawah sana tepat ditempat yang seharusnya,membuatnya semakin menggila untuk terus bergerak.

"Egghh.. Om," bisik Ara tangannya meraba punggung Dimas, membelainya perlahan.

"Terus bergerak sayang.. Jangan berhenti" pinta Dimas.

"Ra, Aku--"

Dimas tidak dapat menyelesaikan kalimatnya saat Ara semakin erotis bergerak diatasnya. Tangan Dimas semakin menekan pinggul Ara, yang dibalas hisapan serta gigitan dileher Dimas yang tengah mendongak dengan mata terpejam. Sebelum akhirnya Dimas memeluk Ara erat.

Itu namanya khilaf  tong? Khilaf apa kalap, ckckckck

Dimas sontak mengangkat kepalanya dari ceruk leher Ara begitu suara babeh terdengar ditelinganya. Ia celingak celinguk mencari keberadaan babeh, memastikan ia tidak salah mengenali suara.

Mengejar Cinta Om DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang